AMP - Departemen Pertahanan Amerika Serikat
(Pentagon), Minggu kemarin, mengumumkan akan menambah pasukan lebih
banyak di Irak, paska tewasnya seorang marinir. Sabtu lalu, seorang
marinir AS tewas akibat serangan roket yang dilancarkan ISIS. Sementara
beberapa marinir terluka dalam serangan tersebut.
Mengutip situs Aljazeera, Senin 21 Maret 2016, satuan ke-26 dari Ekspedisi Marinir akan menambah jumlah pasukan AS yang sudah ada sebelumnya di Irak guna memerangi kelompok ekstremis tersebut.
Kendati demikian, tidak jelas berapa banyak Marinir yang akan dikerahkan. Namun, langkah ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan di lokasi pangkalan militer koalisi dekat Makhmur, Irak Utara.
Serangan roket terjadi di wilayah Otonomi Kurdi, di mana Baghdad baru-baru ini mengerahkan pasukan untuk mempersiapkan serangan terhadap ISIS yang masih menguasai Mosul.
Mengutip situs Aljazeera, Senin 21 Maret 2016, satuan ke-26 dari Ekspedisi Marinir akan menambah jumlah pasukan AS yang sudah ada sebelumnya di Irak guna memerangi kelompok ekstremis tersebut.
Kendati demikian, tidak jelas berapa banyak Marinir yang akan dikerahkan. Namun, langkah ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan di lokasi pangkalan militer koalisi dekat Makhmur, Irak Utara.
Serangan roket terjadi di wilayah Otonomi Kurdi, di mana Baghdad baru-baru ini mengerahkan pasukan untuk mempersiapkan serangan terhadap ISIS yang masih menguasai Mosul.
Koresponden Aljazeera di Washington DC, Kristen Saloomey, mengatakan,
pengerahan pasukan AS itu sebagai respon langsung atas tewasnya
prajurit mereka.
"Menurut sumber di Pentagon, kami diberitahu bahwa pengiriman (marinir) ini adalah jawaban atas serangan itu. Unit ini nantinya akan bertugas memberikan keamanan bagi pasukan di Makhmur," kata Saloomey.
Merebut Mosul
Pengiriman pasukan ini, lanjut Saloomey, juga bertujuan memperkuat serangan darat untuk merebut kembali Mosul dari tangan ISIS.
Sementara analis Timur Tengah, Michael Pregent, mengatakan, kekuatan perlindungan adalah yang terpenting bagi Washington paska insiden itu.
"Menurut sumber di Pentagon, kami diberitahu bahwa pengiriman (marinir) ini adalah jawaban atas serangan itu. Unit ini nantinya akan bertugas memberikan keamanan bagi pasukan di Makhmur," kata Saloomey.
Merebut Mosul
Pengiriman pasukan ini, lanjut Saloomey, juga bertujuan memperkuat serangan darat untuk merebut kembali Mosul dari tangan ISIS.
Sementara analis Timur Tengah, Michael Pregent, mengatakan, kekuatan perlindungan adalah yang terpenting bagi Washington paska insiden itu.
Hal ini pernah dilakukan sebelumnya pada 2015 di mana seorang
prajurit pasukan khusus AS dibunuh dalam operasi pemberantasan ISIS.
"Pengerahan pasukan adalah jawaban atas kebutuhan personil di lapangan untuk memperkuat penasihat dan operator khusus AS dengan dibantu pasukan keamanan Irak melawan ISIS," kata Pregent, yang juga mantan mata-mata Paman Sam.
Sebelumnya, setidaknya 24 pasukan keamanan Irak tewas dan 12 lainnya luka-luka dalam serangan bom bunuh diri yang diluncurkan oleh ISIS, Minggu, di Provinsi Anbar yang bergolak. Di wilayah itu pun setiap hari kerap terjadi adegan kekerasan.
Akibat serangan udara yang dilakukan AS dan Rusia, ditambah serangan darat oleh beberapa pasukan dari setiap negara yang tergabung dalam koalisi internasional, ISIS diperkirakan telah kehilangan wilayah sekitar 40 persen di Irak serta lebih dari 20 persen di Suriah.(VIVA)
"Pengerahan pasukan adalah jawaban atas kebutuhan personil di lapangan untuk memperkuat penasihat dan operator khusus AS dengan dibantu pasukan keamanan Irak melawan ISIS," kata Pregent, yang juga mantan mata-mata Paman Sam.
Sebelumnya, setidaknya 24 pasukan keamanan Irak tewas dan 12 lainnya luka-luka dalam serangan bom bunuh diri yang diluncurkan oleh ISIS, Minggu, di Provinsi Anbar yang bergolak. Di wilayah itu pun setiap hari kerap terjadi adegan kekerasan.
Akibat serangan udara yang dilakukan AS dan Rusia, ditambah serangan darat oleh beberapa pasukan dari setiap negara yang tergabung dalam koalisi internasional, ISIS diperkirakan telah kehilangan wilayah sekitar 40 persen di Irak serta lebih dari 20 persen di Suriah.(VIVA)
loading...
Post a Comment