Halloween Costume ideas 2015
loading...

Ketika Din Minimi Tersandera Masa Lalu

AMP - Din Minimi yang digadang-gadang akan menjadi pahlawan setelah menyerahkan diri, malah menjadi incaran mantan sanderaannya.

Di Stadion Monte Desa Tanoh Anoe, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, pertandingan antara kesebelasan Gampong Beusar Peureulak melawan Gampong Baro Idi Rayeuk di ajang turnamen sepakbola Piala PA/KPA III baru saja berakhir.

Namun laga lain segera muncul ketika Ridwan alias Nawan, warga Desa Teuping Nyareng, Kecamatan Idi Rayeuk, melihat sosok Nurdin bin Ismail alias Din Minimi, warga Ladang Baro, Kecamatan Julok. Kala itu, mantan pemimpin kelompok bersenjata itu meninggalkan lapangan bola berjalan kaki bersama teman-temannya menuju mobil.

Seketika, dendam Nawan membara. Masih sangat melekat di ingatannya, pada September 2014 beberapa waktu sebelum komplotan Din Minimi turun gunung yang dijemput Kepala BIN Sutiyoso. Nawan disandera oleh kelompok bersenjata itu selama lima hari di hutan.

Agar bisa bebas, Nawan saat itu diminta tebusan sebesar Rp100 juta oleh Din Minimi. Namun ia hanya sanggup menyerahkan Rp50 juta hasil berutang pada orang lain. Uang tebusan itu diantar istri Nawan langsung menghadap komplotan Din Minimi.

Eks kombatan GAM itu pun bebas. Namun selepas Din Minimi menyerahkan diri, Nawan meminta Din Minimin membayar uang tebusannya. Hingga kesempatan menagih uang itu kembali terbuka pada Rabu (27/04/16) sore sekira pukul 18.15 Wib.

Nawan yang sudah mengenakan helm lantas menghampiri Din Minimi. Setelah diberi salam, ia langsung menyapa.

“Na katuri lon mantong (masih kenal saya), Din?” tanya Nawan. “Hana turi (tidak kenal),” balas Din Minimi, tapi segera disambungnya, “O, droe neuh lagoe Bang Nawan.”

“Pajan kabayeue peng lon (kapan kamu bayar uang saya), Din?” sambut Ridwan. “Enteuk kubayeue watee kasukses (anti saya bayar kalau sudah sukses),” sahut Din Minimi.

Mendengar jawaban itu, spontan Nawan melepaskan tinju ke wajah Din Minimi beberapa kali. Din sempat mengelak sehingga hanya dua bogem yang mengenai wajahnya. Adu jotos itu lekas dilerai oleh anggota Din Minimi dan polisi yang mengamankan turnamen bola Piala PA/KPA III.

Din Minimi dibantu kawannya lantas melaporkan pemukulan itu ke Mapolres Aceh Timur. Tak mau ketinggalan, Nawan juga melaporkan perbuatan komplotan Din Minimi yang pernah menculik dan memerasnya itu ke Mapolsek Idi Rayeuk.

"Intinya, Din Minimi harus bayar uang saya sebesar Rp60 juta, uang tebusan semasa saya disandera oleh kelompok Din Minimi dan dia juga harus minta maaf kepada saya atas perbuatannya di masa lalu,” terang Nawan saat ditemui Pikiran Merdeka.

Menurut Nawan, saat itu tebusan yang diantar istrinya kepada komplotan Din Minimi sebesar Rp60 juta, bukan Rp50 juta sebagaimana dirilis oleh kebanyakan media massa.

Nawan mengungkapkan, uang Rp60 juta untuk tebusannya itu hasil dari berutang pada orang lain yang hingga kini belum bisa dia lunasi. “Itu yang paling menyakitkan bagi saya,” ucapnya. “Bagaimana mau lunas, profesi saya nelayan,” sambungnya.

Dia pun tak bisa memaklumi seorang Din Minimi yang hingga saat ini mengaku belum sanggup membayar utangnya. Sebab sekarang Din Minimi berteman dengan Adi Maros, calon Bupati Aceh Timur dan Tarmizi Karim, calon Gubernur Aceh.

“Intinya, jika uang saya tidak dibayar, saya masih terus membuat perhitungan dengan Din Minimi,” tegas Nawan.
Serahkan Ke Polisi

Nurdin bin Ismail alias Din Minimi menyerahkan sepenuhnya proses hukum terhadap pemukulan yang menimpa dirinya kepada pihak kepolisian.

“Semua berkas laporan telah saya laporkan kepada Polres Aceh Timur dan biarlah kasus ini polisi yang mengambil sikap. Saya serahkan semua ini kepada penegak hukum,” tegas Din Minimi saat dihubungi Pikiran Merdeka via telepon selulurnya, Sabtu (30/04/16).

Din Minimi menerangkan, saat pemukulan sore itu, dia sengaja tidak melawan. Karena, menurutnya, tidak ada lagi adegan bunuh-membunuh setelah ia turun gunung.

“Masa lalu saat saya di gunung jangan dipikirkan lagi, saya sekarang sudah turun gunung dan dilindungi oleh hukum. Dan saya sekarang taat hukum, jadi saya sangat mengharapkan yang terbaik untuk kasus pemukulan saya ini,” ujarnya.

Dia tidak bisa menerima siapapun yang memukul dirinya dengan kondisi sekarang ini. Jika dia diperlakukan dengan baik, sebutnya, ia juga akan memperlakukan orang lain dengan baik. Ia pun mempersilkan polisi menangani kasus pemukulannya oleh mantan sanderannya hingga tuntas.

Diakuinya pula, selama amnesti belum turun, ia masih dilindungi oleh hukum. “Sampai hari ini selalu ada yang menjaga saya. Bahkan selama ini saya sangat sering teleponan dengan Bang Sutiyoso Kepala BIN (Badan Intelijen Negara), seperti tadi malam 29 April 2016,” ungkapnya.[Sumber: pikiranmerdeka.co]
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget