AMP - Rekaman lagu Aceh hikayat prang Sabi terdengar disalah satu barisan pawai disebuah jalan taman Stockholm. Uniknya, audien pendengarnya warga Swedia yang berdiri disamping kiri kanan jalan. Di siang yang cerah itu, setiap tahun pada tanggal 1 Mei, sekitar 70 warga Aceh yang bermukim dari berbagai kota di Swedia turun ke pusat kota Stockholm untuk memanfaatkan hari buruh guna menyalurkan aspirasi mereka.
Lihat Videonya :Warga Aceh di Swedia Pawai Bendera Bulan Bintang & Bintang Kejora
”Lagu hikayat perang Sabil itu sebagai pemantik semangat warga Aceh yang ikut parade di jalan,” jelas Syahbuddin Abdurrauf yang pada hari itu menjadi koordinator demo May Day ASNLF di Stockholm.
Puluhan warga Aceh itu terdiri dari berbagai generasi diantaranya remaja hingga mereka generasi pertama Aceh yang hijrah ke Swedia ini. Sebagai bentuk solidaritas perjuangan dalam barisan itu pula ikut dikibarkan bendera organisasi Papua Merdeka (OPM) dan juga organisasi Republik Maluku Selatan (RMS).
Bagi ASNLF, dalam perayaan hari buruh dan perayaan lainnya yang mengundang publik mereka menggunakan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya dan dalam perayaan May Day ini adalah salah satunya.
Bila dilihat dalam memori Tgk Hasan Tiro, perintah untuk merayakan hari buruh sudah ditulis sejak beliau bergerilya dalam hutan dan ketika tinggal di Stockholm. Wali Negara Aceh itu tidak pernah absen kecuali sakit atau tidak berada ditempat.
Dalam barisan Aceh selain rekaman lantunan lagu hikayat prang Sabi, didengungkan pekikan yel-yel Aceh Merdeka berulang-ulang dalam bahasa Swedia.
Kain spanduk utama yang terlihat dibarisan ASNLF terpampang tulisan ”Together For Justice and Independence of Acheh, Goodbye MoU Helsinki” yang dipadukan dengan “Acheh Has Every Right To Be Independent”serta "Indonesian Colonialism Must Unconditionally Leave Acheh". Sedangkan yang paling mencolok adalah berkibarnya puluhan bendera bulan bintang yang saat ini menjadi kontroversial di Aceh.
Ini menandakan pesan bahwa bendera tersebut adalah bendera negara Aceh Merdeka bukan malah turun menjadi bendera disalah satu provinsi di Indonesia.
Pawai barisan ASNLF yang dikawal oleh Polisi setempat dimulai dari taman Humlegården, kawasan kantor-kantor kedutaan asing di Stockholm dan berakhir di lapangan Norra Bantorget yang berjarak 2 kilometer.
Parade ASNLF bersama peserta lainnya mendapatkan izin pawai karena bergabung di belakang barisan partai sosial demokrat di Stockholm--partai terbesar di Swedia. Menurut pantauan dilapangan beberapa Polisi berpakaian sipil dan seragam terlihat juga dari atas bangunan dan disepanjang jalan yang dilalui oleh parade.
”Lagu hikayat perang Sabil itu sebagai pemantik semangat warga Aceh yang ikut parade di jalan,” jelas Syahbuddin Abdurrauf yang pada hari itu menjadi koordinator demo May Day ASNLF di Stockholm.
Puluhan warga Aceh itu terdiri dari berbagai generasi diantaranya remaja hingga mereka generasi pertama Aceh yang hijrah ke Swedia ini. Sebagai bentuk solidaritas perjuangan dalam barisan itu pula ikut dikibarkan bendera organisasi Papua Merdeka (OPM) dan juga organisasi Republik Maluku Selatan (RMS).
Bagi ASNLF, dalam perayaan hari buruh dan perayaan lainnya yang mengundang publik mereka menggunakan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya dan dalam perayaan May Day ini adalah salah satunya.
Bila dilihat dalam memori Tgk Hasan Tiro, perintah untuk merayakan hari buruh sudah ditulis sejak beliau bergerilya dalam hutan dan ketika tinggal di Stockholm. Wali Negara Aceh itu tidak pernah absen kecuali sakit atau tidak berada ditempat.
Dalam barisan Aceh selain rekaman lantunan lagu hikayat prang Sabi, didengungkan pekikan yel-yel Aceh Merdeka berulang-ulang dalam bahasa Swedia.
Kain spanduk utama yang terlihat dibarisan ASNLF terpampang tulisan ”Together For Justice and Independence of Acheh, Goodbye MoU Helsinki” yang dipadukan dengan “Acheh Has Every Right To Be Independent”serta "Indonesian Colonialism Must Unconditionally Leave Acheh". Sedangkan yang paling mencolok adalah berkibarnya puluhan bendera bulan bintang yang saat ini menjadi kontroversial di Aceh.
Ini menandakan pesan bahwa bendera tersebut adalah bendera negara Aceh Merdeka bukan malah turun menjadi bendera disalah satu provinsi di Indonesia.
Pawai barisan ASNLF yang dikawal oleh Polisi setempat dimulai dari taman Humlegården, kawasan kantor-kantor kedutaan asing di Stockholm dan berakhir di lapangan Norra Bantorget yang berjarak 2 kilometer.
Parade ASNLF bersama peserta lainnya mendapatkan izin pawai karena bergabung di belakang barisan partai sosial demokrat di Stockholm--partai terbesar di Swedia. Menurut pantauan dilapangan beberapa Polisi berpakaian sipil dan seragam terlihat juga dari atas bangunan dan disepanjang jalan yang dilalui oleh parade.
Demonstrasi Atjèh Meurdéhka di Stockholm (1 Mei 2016)
loading...
Post a Comment