Halloween Costume ideas 2015
loading...

Abu Sofyan Punie Meninggal di Mekkah

AMP - Tgk H Sofyan Ahmad atau yang lebih dikenal dengan panggilan Abu Sofyan Punie (60), Pimpinan Dayah Tarbiyatul Ula, Gampong Punie, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, meninggal dunia di Mekkah, Kamis (25/8), pukul 01.30 Waktu Arab Saudi atau pukul 04.30 WIB.

Nurfadhillah, putri sulung Abu Sofyan Punie yang dihubungi Serambi Kamis (25/8) sore mengatakan, ayahandanya meninggal di Rumah Sakit An-Nur, Mekkah. “Kami mendapat kabar duka sekitar pukul 04.40 WIB,” kata Nurfadhillah.

Ia ceritakan, menjelang berpulang, ayahandanya masuk rumah sakit untuk cuci darah. Saat proses cuci darah berlangsung, kondisi Abu Sofyan mendadak drop, sehingga dimasukkan ke ICCU. “Ketika di ICCU kondisi Abu terus-menerus drop hingga akhirnya meninggal,” kata sang putri.

Ditanya bagaimana kelanjutan mengenai jenazah Abu Sofyan, menurut putrinya, sesuai dengan keinginan Abu dikebumikan di Tanah Suci. “Beliau tidak mengamanahkan harus dikubur di sana, tetapi kami sering diskusi dan bertanya pada beliau, kalau meninggal di Tanah Suci bagaimana sebaiknya mengenai jenazah, apa dibawa pulang? Abu menjawab, kalau meninggal di sana ngapain dibawa pulang,” kata Nurfadhillah mengutip obrolan dengan sang ayah.

Abu Sofyan Punie berangkat ke Tanah Suci dalam kapasitasnya sebagai pemandu haji dari Travel Al-Hamdi Makassar. Abu Sofyan berangkat terpisah pada 16 Agustus 2016, sedangkan rombongan jamaahnya tergabung dalam Kloter 1 Aceh.

Abu Sofyan kelahiran 31 Desember 1956 meninggalkan seorang istri bernama Hj Zubaidah dan lima anak (empat putra, satu putri). Abu Sofyan menjalani cuci darah sejak 2013. “Waktu berangkat kondisi ayah sehat-sehat saja,” ujar Nurfadhillah.

Informasi meninggalnya Abu Punie juga disampaikan Musannif, Anggota DPR Aceh yang juga teman dekat almarhum. Menurut Musannif, ketika melaksanakan umrah bersama Abu Sofyan pada 2013, kondisi kesehatannya memang sudah menurun. “Tapi beliau sangat semangat beribadah,” ujar Musannif menggambarkan sosok ulama yang juga tokoh Perti tersebut.

Sementara itu, wartawan Serambi Indonesia, Herianto, dari Mekkah melaporkan, sebanyak 102 orang jamaah calon haji (JCH) kloter 2 Kota Banda Aceh, Kamis (25/8) telah melaksanakan dam (denda) haji tamattu, yaitu memotong satu ekor kambing. Pemotongan hewan kambing ini dilakukan di rumah pemotongan hewan di Kakia Kota Mekkah, yang dibimbing seorang pembimbing haji Abdul Muthalib dan stafnya Muhammad.

Haji tamattu adalah berangkat ke Tanah Suci di dalam bulan haji, lalu berihram dari miqat dengan niat melakukan ibadah umrah, bukan haji. Lalu sesampai di Mekkah, menyelesaikan ihram dan berdiam di Mekkah seperti halnya penduduk lokal, sambil menunggu datangnya hari Arafah untuk kemudian melakukan ritual haji.

Abdul Muthaleb kepada Serambi mengatakan, para JCH yang melakukan haji tamattu’ ini wajib melaksanakan denda memotong seekor kambing yang disebut dalam bahasa Arab dengan istilah dam.

Karena jumlah jamaah yang harus melaksanakan dam haji tamattu cukup banyak, maka para jamaah dibawa ke rumah potong Kakia di Kota Mekkah untuk menyaksikan langsung pemotongan ternak kambingnya.

Selesai melaksanakan dam haji tamattu, JCH kloter 2 Aceh regu Kota Banda Aceh melanjutkan perjalanan wisata ke Jabal Surf dan Jabal Rahmah. Usai melaksanakan kunjungan wisata, para jamaah calon haji dibawa ke Masjid dekat kota Mekkah untuk melaksanakan miqat umrah kedua.

Abdul Muthaleb mengatakan, umrah kedua juga akan dilakukan JCH kloter 1 sampai 8 yang telah tiba di Kota Mekkah, setelah mereka melaksanakan dam haji tamattu. Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin bagi jamaah haji tamattu. (aceh.tribunnews.com)
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget