AMP - Petani di perbatasan Aceh Singkil bentrok dengan warga Manduamas, Tapanuli Tengah Sumatra Utara, akibatnya tiga orang mengalami luka-luka dan tiga sepeda motor serta dua gubuk milik petani terbakar.
Kapolres Aceh Singkil, AKBP M Ridwan yang dikonfirmasi wartawan Rabu (31/8) membenarkan peristiwa tersebut. Ridwan mengatakan perkelahian terjadi pada Selasa, (30/8) sekira pukul 15.00 WIB.
"Pemicunya masalah batas wilayah, antara masyarakat Desa Lae Balno Kecamatan Danau Paris Aceh Singkil dengan warga Desa Sarma Nauli, Desa Saragih Barat, Saragih Timur dan Desa Tambahan Najur Kecamatan Manduamas Tapanuli Tengah Sumatra Utara," Kata M Ridwan.
Adapun Kronogis kejadian tersebut kata Kapolres, sekitar pukul 15.00 WIB, sekitar 50 orang petani yang berasal dari empat desa tersebut mendatangi lahan persawahan milik mereka yang ada di perbatasan Aceh Singkil-Tapteng untuk menanam padi.
Namun pada saat mereka berada di lahan persawahan tersebut , didatangi sekitar enam orang petani dengan membawa senjata tajam (parang panjang) menghadang mereka, sehingga terjadi perkelahian.
"Bentrok itu mengakibatkan Belprima (21) warga Sarma Nauli terkena bacokan di leher dan paha, sehinga mereka berlari ketakutan dan kembali ke desa mereka," terang
Mengetahui ada korban, masyarakat dari Desa Sarmanauli, Saragih Barat, Saragih Timur dan Nanjur langsung berkumpul , kemudian dengan membawa massa berjumlah sekitar 150 orang kembali ke lokasi bentrokan. Massa langsung melakukan penyerangan terhadap enam orang petani Aceh Singkil.
"Bentrokan kedua membuat Lasniroha Meha (warga Tapteng) dan Toko berutu (warga Lae Balno) terkena bacokan, seluruh korban sudah mendapat perawatan" sambung Ridwan.
Saat ini kondisi sudah kembali kondusif.(AJNN.Net)
Kapolres Aceh Singkil, AKBP M Ridwan yang dikonfirmasi wartawan Rabu (31/8) membenarkan peristiwa tersebut. Ridwan mengatakan perkelahian terjadi pada Selasa, (30/8) sekira pukul 15.00 WIB.
"Pemicunya masalah batas wilayah, antara masyarakat Desa Lae Balno Kecamatan Danau Paris Aceh Singkil dengan warga Desa Sarma Nauli, Desa Saragih Barat, Saragih Timur dan Desa Tambahan Najur Kecamatan Manduamas Tapanuli Tengah Sumatra Utara," Kata M Ridwan.
Adapun Kronogis kejadian tersebut kata Kapolres, sekitar pukul 15.00 WIB, sekitar 50 orang petani yang berasal dari empat desa tersebut mendatangi lahan persawahan milik mereka yang ada di perbatasan Aceh Singkil-Tapteng untuk menanam padi.
Namun pada saat mereka berada di lahan persawahan tersebut , didatangi sekitar enam orang petani dengan membawa senjata tajam (parang panjang) menghadang mereka, sehingga terjadi perkelahian.
"Bentrok itu mengakibatkan Belprima (21) warga Sarma Nauli terkena bacokan di leher dan paha, sehinga mereka berlari ketakutan dan kembali ke desa mereka," terang
Mengetahui ada korban, masyarakat dari Desa Sarmanauli, Saragih Barat, Saragih Timur dan Nanjur langsung berkumpul , kemudian dengan membawa massa berjumlah sekitar 150 orang kembali ke lokasi bentrokan. Massa langsung melakukan penyerangan terhadap enam orang petani Aceh Singkil.
"Bentrokan kedua membuat Lasniroha Meha (warga Tapteng) dan Toko berutu (warga Lae Balno) terkena bacokan, seluruh korban sudah mendapat perawatan" sambung Ridwan.
Saat ini kondisi sudah kembali kondusif.(AJNN.Net)
loading...
Post a Comment