Manila - Kepala Kepolisian Filipina, Ronald dela Rosa, menyerukan kepada para pemakai narkoba untuk membunuh bandar dan pengedarnya. Seruan ini disampaikan di tengah penerapan kebijakan kontroversial Presiden Rodrigo Duterte untuk menembak mati penjahat.
"Kenapa kalian tidak mengunjungi mereka, tuangkan bensin ke rumah-rumah mereka (pengedar narkoba), dan bakar untuk meluapkan kemarahan kalian," tegas Dela Rosa dalam pidatonya yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir AFP, Jumat (26/8/2016).
"Mereka semua menikmati uang Anda, uang yang menghancurkan otak Anda. Anda tahu siapa bandar narkobanya kan. Anda ingin membunuh mereka? Lakukan. Membunuh mereka diizinkan karena Anda korbannya," imbuhnya.
Pernyataan itu disampaikan Dela Rosa pada Kamis (25/8) malam, kepada ratusan pemakai narkoba yang menyerahkan diri kepada polisi setempat. Komentar Dela Rosa ini muncul di tengah kontroversi perintah Duterte untuk menembak mati penjahat, yang memicu kecaman PBB dan kelompok HAM internasional.
Sehari setelah pernyatannya, atau pada Jumat (26/8), Dela Rosa menyampaikan permohonan maaf dan menyebut pernyataannya itu hanyalah luapan emosi. "Kemarin, saya mengatakan itu karena saya merasa kesal. Saya berada di hadapan orang-orang miskin, pengguna narkoba, mereka terlihat seperti zombie. Saya sangat marah, itulah mengapa saya mengatakannya," terang Dela Rosa.
"Saya minta maaf jika saya mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Banyak orang bereaksi. Saya sangat menyesal. Saya hanya manusia biasa yang bisa marah," imbuhnya.
Saat ditanya apakah seruan Dela Rosa itu didukung Presiden Duterte, juru bicara kepresidenan Ernesto Abella menyangkalnya. "Tidak ada (dukungan) terhadap seruan semacam itu. Itu hanya pernyataan menggebu (dari Dela Rosa)," jawabnya.
Selama kampanye dan saat menang pemilu pada Mei lalu, Duterte (71) bersumpah akan membunuh puluhan ribu tersangka kriminal, terutama penjahat narkoba. Dia bahkan berjanji akan membuang banyak jasad penjahat kriminal ke Manila Bay, agar dimakan ikan. Sehari setelah dia menang pemilu, Duterte menawarkan imbalan kepada setiap personel keamanan yang membunuh pengedar narkoba. (detik.com)
"Kenapa kalian tidak mengunjungi mereka, tuangkan bensin ke rumah-rumah mereka (pengedar narkoba), dan bakar untuk meluapkan kemarahan kalian," tegas Dela Rosa dalam pidatonya yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir AFP, Jumat (26/8/2016).
"Mereka semua menikmati uang Anda, uang yang menghancurkan otak Anda. Anda tahu siapa bandar narkobanya kan. Anda ingin membunuh mereka? Lakukan. Membunuh mereka diizinkan karena Anda korbannya," imbuhnya.
Pernyataan itu disampaikan Dela Rosa pada Kamis (25/8) malam, kepada ratusan pemakai narkoba yang menyerahkan diri kepada polisi setempat. Komentar Dela Rosa ini muncul di tengah kontroversi perintah Duterte untuk menembak mati penjahat, yang memicu kecaman PBB dan kelompok HAM internasional.
Sehari setelah pernyatannya, atau pada Jumat (26/8), Dela Rosa menyampaikan permohonan maaf dan menyebut pernyataannya itu hanyalah luapan emosi. "Kemarin, saya mengatakan itu karena saya merasa kesal. Saya berada di hadapan orang-orang miskin, pengguna narkoba, mereka terlihat seperti zombie. Saya sangat marah, itulah mengapa saya mengatakannya," terang Dela Rosa.
"Saya minta maaf jika saya mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Banyak orang bereaksi. Saya sangat menyesal. Saya hanya manusia biasa yang bisa marah," imbuhnya.
Saat ditanya apakah seruan Dela Rosa itu didukung Presiden Duterte, juru bicara kepresidenan Ernesto Abella menyangkalnya. "Tidak ada (dukungan) terhadap seruan semacam itu. Itu hanya pernyataan menggebu (dari Dela Rosa)," jawabnya.
Selama kampanye dan saat menang pemilu pada Mei lalu, Duterte (71) bersumpah akan membunuh puluhan ribu tersangka kriminal, terutama penjahat narkoba. Dia bahkan berjanji akan membuang banyak jasad penjahat kriminal ke Manila Bay, agar dimakan ikan. Sehari setelah dia menang pemilu, Duterte menawarkan imbalan kepada setiap personel keamanan yang membunuh pengedar narkoba. (detik.com)
loading...
Post a Comment