AMP - Hampir 96 persen warga Kota Gorontalo, atau dalam bahasa setempat
disebut Hulun Dalu, beragama Islam. Kondisi ini terasa di tiap penjuru
kota. Mengusung moto “adat bersendikan syara’, syara'
bersendikan kitabullah”, bukan berarti kota ini menjadi tertutup dan
kaku. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan, baik
domestik maupun mancanegara, yang berkunjung ke kota indah bersejarah.
Salah satu lokasi wisata yang terdapat di kawasan Kota Gorontalo
adalah Benteng Otanaha. Benteng bersejarah ini menyajikan panorama Kota
Gorontalo dan Danau Limboto dari ketinggian. Di kawasan ini sebenarnya
ada dua benteng lagi, yaitu Otahiya dan Ulupahu. Benteng-benteng
tersebut memiliki riwayat penting sebagai pusat pertahanan raja dari
serangan Portugis. Kisah pembangunan bentengnya menarik. Konon,
ketiganya menggunakan material perekat yang terbuat dari campuran kapur
dan putih telur burung maleo.
Dari puncak Otanaha tampak jelas pesona Danau Limboto. Namun danau
ini sudah tidak seindah dulu. Pendangkalan yang tidak tertangani dalam
beberapa tahun ini kian memburuk. Wali Kota Gorontalo Marten Taha
mengatakan sudah mengambil langkah-langkah serius untuk mempercantik
Limboto. “Beberapa hal sedang ditingkatkan di kawasan ini, termasuk
pengerukan dan pembuatan jalur pedestrian yang mengelilingi Danau
Limboto,” tutur Marten. “Anggarannya cukup besar, hampir Rp 2 triliun,”
ucap Marten.
Belasan hiu paus (whale shark) yang muncul di perairan Desa
Botubarani belakangan ini sangat memikat. Kemunculannya menjadi potensi
wisata bahari di Kota Gorontalo. Meski terletak di Kabupaten Bone
Bolango, Pemkot Gorontalo mendukung penuh perkembangannya. Hal itu
diperkuat dengan respons positif dari Kementerian Pariwisata terhadap
usulan Pemkot Gorontalo soal alokasi anggaran pariwisata dan penyediaan
dermaga serta fasilitas diving di kawasan ini.
Gorontalo pun punya tujuan wisata yang bertema agama. Di Pesantren
Alam Bubohu, para pengunjung bisa menikmati alam di lingkungan desa yang
bernuansa Islam. Pesantren Alam Bubohu menjadi bagian dari kawasan desa
wisata religius. Lokasinya terletak di Desa Bongo, Kecamatan Batuda
Pantai, Gorontalo. Wombohe (gubuk), puluhan burung merpati, situs
fosil-fosil kayu, dan silsilah kerajaan Bongo menjadi beberapa ornamen
wisata yang bisa ditemukan di sini.
Meski angka wisatawan meningkat, Gorontalo tetap harmonis. “Saya
melihat masyarakat sudah siap. Kami juga selalu mengupayakan
penyaringan-penyaringan terhadap budaya yang datang dari luar,” kata
Marten. Bagaimanapun, baik seni, budaya, maupun adat-istiadat di satu
tempat, sepatutnya tidak bisa menghalangi pembangunan, termasuk sektor
pariwisata.(tempo)
loading...
Post a Comment