Stocholm – Koordinator GAM, Bakhtiar Abdullah mengeluarkan 6 (enam) himbauan yang ditujukan kepada masyarakat Aceh. Salah satu himbauan itu terkait Pilkada 2017.
“Masyarakat agar jangan tertipu oleh janji-janji dan jangan terancam dengan ancaman dan intimidasi, sebab pilkada merupakan hajatan yang dilaksanakan untuk memilih pemimpin yang demokratis,” tulis Bakhtiar Abdullah dalam rilis yang diterima aceHTtend, Senin (15/8/2016)
Berikut 6 “Haba Puingat” (himbauan) yang disampaikan Koordinator GAM, Bakhtiar Abdullah langsung dari Stockholm, Swedia:
“Masyarakat agar jangan tertipu oleh janji-janji dan jangan terancam dengan ancaman dan intimidasi, sebab pilkada merupakan hajatan yang dilaksanakan untuk memilih pemimpin yang demokratis,” tulis Bakhtiar Abdullah dalam rilis yang diterima aceHTtend, Senin (15/8/2016)
Berikut 6 “Haba Puingat” (himbauan) yang disampaikan Koordinator GAM, Bakhtiar Abdullah langsung dari Stockholm, Swedia:
Bertepatan dengan tibanya tanggal 15 Agustus 2016, genap 11 tahun kesepakatan damai antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), maka dengan ini kami sampaikan beberapa hal dan himbauan kepada masyarakat Aceh untuk ‘haba peuingat’ dengan niat dan tujuan supaya perdamaian di Aceh tetap terjaga dan masyarakat mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Dengan ini kami sampaikan sebagai berikut:
1. Damai Aceh melalui MoU Helsinki adalah rahmat dari Allah yang selalu harus kita syukuri. Dengan adanya perdamaian, sebagian hak masyarakat telah didapatkan kembali. Maka dengan itu kami berharap supaya masyarakat Aceh melibatkan diri secara terus menerus dalam menjaga perdamaian dan mengisi perdamaian tersebut.
2. Dalam damai ini, hendaknya dijaga persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat. Jangan terpecah-belah karena berbeda pandangan politik atau lain pilihan di dalam pilkada. Tidak boleh ada intimidasi dan kekerasan di dalam masyarakat. Hendaknya semua saling menghormati untuk kebaikan sesama.
3. Dalam segala hal, ulama harus kita jadikan pedoman dan tempat untuk kita bertanya. Tengku-tengku dan ulama Aceh telah berjasa menjaga dan mendidik masyarakat baik di dalam damai ataupun di dalam perang.
4. Masih banyak butir MoU dan kesepakatan Helsinki yang belum dilaksanakan. Sebagian ada yang menjadi tanggung jawab pemerintah sebagian lain menjadi tanggung jawab pemerintah Aceh. Pemerintah Aceh harus segera melaksanakan butir-butir tersebut, dan harus mendesak pemerintah di Jakarta untuk benar-benar serius mengimplementasikan kesepakatan ini. Akan menjadi punca konflik kembali apabila yang disepakati tidak dilaksanakan dengan baik.
5. Tahun 2016 merupakan tahun persiapan pilkada Aceh yang akan dilaksanakan pada tahun 2017. Masyarakat agar jangan tertipu oleh janji-janji dan jangan terancam dengan ancaman dan intimidasi, sebab pilkada merupakan hajatan yang dilaksanakan untuk memilih pemimpin yang demokratis. Apabila pemilihannya berlangsung dengan jujur dan adil, maka akan lahir pemimpin yang baik. Kalau pemilihannya dilakukan penuh dengan kekerasa dan kebohongan, maka akan melahirkan pemimpin yang buruk dan tidak membawa kebaikan kepada masyarakat.
6. Kami menyeru masyarakat internasional, khususnya Uni Eropa (UE) dan Crisis Management Initiative (CMI) supaya tetap bertanggungjawab memantau dan memastikan pelaksanaan MoU. Sudah 11 tahun disepakati. Masih banyak poin MoU yang belum ditinda lanjuti. Ini adalah persoalan yang harus diselesaikan oleh para pihak, termasuk oleh UE dan CMI.[acehtrend.co]
1. Damai Aceh melalui MoU Helsinki adalah rahmat dari Allah yang selalu harus kita syukuri. Dengan adanya perdamaian, sebagian hak masyarakat telah didapatkan kembali. Maka dengan itu kami berharap supaya masyarakat Aceh melibatkan diri secara terus menerus dalam menjaga perdamaian dan mengisi perdamaian tersebut.
2. Dalam damai ini, hendaknya dijaga persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat. Jangan terpecah-belah karena berbeda pandangan politik atau lain pilihan di dalam pilkada. Tidak boleh ada intimidasi dan kekerasan di dalam masyarakat. Hendaknya semua saling menghormati untuk kebaikan sesama.
3. Dalam segala hal, ulama harus kita jadikan pedoman dan tempat untuk kita bertanya. Tengku-tengku dan ulama Aceh telah berjasa menjaga dan mendidik masyarakat baik di dalam damai ataupun di dalam perang.
4. Masih banyak butir MoU dan kesepakatan Helsinki yang belum dilaksanakan. Sebagian ada yang menjadi tanggung jawab pemerintah sebagian lain menjadi tanggung jawab pemerintah Aceh. Pemerintah Aceh harus segera melaksanakan butir-butir tersebut, dan harus mendesak pemerintah di Jakarta untuk benar-benar serius mengimplementasikan kesepakatan ini. Akan menjadi punca konflik kembali apabila yang disepakati tidak dilaksanakan dengan baik.
5. Tahun 2016 merupakan tahun persiapan pilkada Aceh yang akan dilaksanakan pada tahun 2017. Masyarakat agar jangan tertipu oleh janji-janji dan jangan terancam dengan ancaman dan intimidasi, sebab pilkada merupakan hajatan yang dilaksanakan untuk memilih pemimpin yang demokratis. Apabila pemilihannya berlangsung dengan jujur dan adil, maka akan lahir pemimpin yang baik. Kalau pemilihannya dilakukan penuh dengan kekerasa dan kebohongan, maka akan melahirkan pemimpin yang buruk dan tidak membawa kebaikan kepada masyarakat.
6. Kami menyeru masyarakat internasional, khususnya Uni Eropa (UE) dan Crisis Management Initiative (CMI) supaya tetap bertanggungjawab memantau dan memastikan pelaksanaan MoU. Sudah 11 tahun disepakati. Masih banyak poin MoU yang belum ditinda lanjuti. Ini adalah persoalan yang harus diselesaikan oleh para pihak, termasuk oleh UE dan CMI.[acehtrend.co]
loading...
Post a Comment