AMP - Dewasa ini bagaimana politik sudah merajalela dalam keseharian aktifitas manusia, bagaimana politik sudah di interperestasikan dengan berbagai ideologi-ideologi baru. Kekuasaan dan kekuasaan yang menjadi inti dalam politik itu sendiri sudah menjadi berlian yang sangat berharga untuk diburu sehingga dengan cara apapun sehingga kekuasaan itu dapat di dapatkan.
Tulisan ini berisikan tentang bagaimana realitas kekinian tentang banyak dan maraknya praktek-praktek politik dalam dunia pendidikan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan dan politik dalam konsep keidealannya tak bisa begitu saja di satukan, banyak aspek yang membuat semua itu berlaku, yang mana guru tidak bisa ikut serta dalam politik dan bagaimana pegawai dinas yang terikat dalam birokrat pendidikan dilarang mengambil andil dalam segala macam praktek politik lainnya.
Politik dalam pendidikan memang bisa dikatakan sangat sulit untuk di dapatkan titik ke idealannya, selain dikarenakan bagaimana tokoh-tokoh pendidikan yang memang aktif dan seakan tidak tahu menahu bahwa mereka sedang berada di jalur yang salah dan juga pada dasarnya politik dalam artian kekuasaan ini sudah merenggut konsep prinsip dan ideologi orang-orang tentang bagaimana tetap akan adanya permainan politik kekuasaan di dalamnya. Dan satu hal lagi tentang masih adanya kesimpangsiuran yang mana dikatakan politik dan bukan politik dalam pendidikan, walaupun hanya dalam skala paling kecil saja.
Banyak tokoh pendidikan yang bergelut dalam system birokrat pendidikan itu sendiri yang menjadi tumbal ataupun korban dalam pertarungan antara politik dan pendidikan bagaimana dia menjadi kambing hitam oleh orang-orang yang ingin berkuasa dan bagian dari mereka yang tak mengenal system kekerabatan lagi, tidak mengenal nilai-nilai kearifan local tentang system kekeluargaan akan tetapi lebil mengutamakan tentang adanya kelas-kelas social ataupun startifikasi social bagaimana seperti dikatakan bapak politik dunia yaitu Machevelli bahwa tidak ada teman sejati yang ada hanya kepentingan sejati.
Konsep pendidikan sebenarnya ada tentang pembelajaran politik. Dan baiknya begitu. Akan tetapi sebenarnya dalam hakikatnya bagaimana orang-orang dalam instansi pendidikan juga baiknya diberikan pendidikan politik tentang batasan-batasan tentang sepatutnya dan seharusnya porsi-porsi politik yang boleh dan tidak boleh dilakukan sehingga politik praktis dan lain sebagainya tidak lagi menjadi momok tersendiri oleh mereka yang ada dibidang pendidikan, begitualah para elit polotik Aceh yang sekarang mencari strategi untuk menjadi orang nomor satu di Aceh.
Seperti clon Kandidat dari Partai Aceh yang sekarang gencar mempromosi dirinya melalui tim-tim yang di bentuk dengan menjejaki instasi pendidikan, tetapi kenapa harus sekolah, itulah pencitraan yang akan di publikasi di klangan masyarakat dan juga peluang dari anaknya untuk meminta ibunya agar memilih sipulan,, bersambung....(Red)
loading...
Post a Comment