Serangan bom di Davao, kampung halaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte, menewaskan 14 orang. | (Reuters) |
AMP - Kelompok Abu Sayyaf telah mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom di sebuah pasar malam di Kota Davao, kampung halaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Korban tewas akibat serangan bom pada hari Jumat itu bertambah menjadi 14 orang.
Korban luka mencapai 71 orang. Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri dan Pemimpin Pemerintah Daerah setempat, Mike Sueno.
Dalam sebuah wawancara dengan DZRH News pada Sabtu (3/9/2016) pagi, Sueno mengatakan bahwa kelompok teroris Abu Sayyaf telah mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom tersebut. Kantornya juga telah mendapatkan informasi tentang kemungkinan serangan Abu Sayyaf di hari-hari berikutnya.
”Iya. Kami harapkan ini sudah. Dua atau tiga hari yang lalu mungkin intelijen tahu tentang ini,” kata Sueno.
Laporan radio DZMM juga melaporkan bahwa juru bicara Abu Sayyaf, Abu Rami, mengatakan bahwa kelompoknya memiliki serangan yang mematikan.
Ledakan itu terjadi beberapa hari setelah Pemerintah Duterte mengumumkan penyebaran pasukan di Sulu untuk melawan Abu Sayyaf. Pengerahan pasukan dilakukan setelah 15 tentara Filipina tewas dalam perang sengit dengan Abu Sayyaf di Jolo pada pekan lalu.
Wali Kota Davao, Sara Duterte-Carpio, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas.
”Saya juga ingin meyakinkan semua dari mereka, serta keluarga mereka yang terluka bahwa Pemerintah Kota Davao akan membantu semua kebutuhan mereka untuk rawat inap dan pemakaman. Saya minta maaf atas apa yang terjadi,” kata Sara dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Inquirer.(Sindo)
Korban luka mencapai 71 orang. Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri dan Pemimpin Pemerintah Daerah setempat, Mike Sueno.
Dalam sebuah wawancara dengan DZRH News pada Sabtu (3/9/2016) pagi, Sueno mengatakan bahwa kelompok teroris Abu Sayyaf telah mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom tersebut. Kantornya juga telah mendapatkan informasi tentang kemungkinan serangan Abu Sayyaf di hari-hari berikutnya.
”Iya. Kami harapkan ini sudah. Dua atau tiga hari yang lalu mungkin intelijen tahu tentang ini,” kata Sueno.
Laporan radio DZMM juga melaporkan bahwa juru bicara Abu Sayyaf, Abu Rami, mengatakan bahwa kelompoknya memiliki serangan yang mematikan.
Ledakan itu terjadi beberapa hari setelah Pemerintah Duterte mengumumkan penyebaran pasukan di Sulu untuk melawan Abu Sayyaf. Pengerahan pasukan dilakukan setelah 15 tentara Filipina tewas dalam perang sengit dengan Abu Sayyaf di Jolo pada pekan lalu.
Wali Kota Davao, Sara Duterte-Carpio, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas.
”Saya juga ingin meyakinkan semua dari mereka, serta keluarga mereka yang terluka bahwa Pemerintah Kota Davao akan membantu semua kebutuhan mereka untuk rawat inap dan pemakaman. Saya minta maaf atas apa yang terjadi,” kata Sara dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Inquirer.(Sindo)
loading...
Post a Comment