AMP - Pikada Aceh, bagi calon Gubernur Tarmizi A Karim membawa kesan seperti ombak dengan sistem dinamika yang dimaikannya dan juga dukungan 5 partai yang mengalir di jejak politiknya untuk menjadi Gubernur Aceh.
Jejak dukungan dari pusat pun tak rapuh untuk merestui dan menginginkan Tarmizi A Karim menang di Pilkada, seperti Wapres RI Jusuf Kala dan juga berbagai element penjabat pusat lainnya.
Sebelumnya di kutip dari pikiranmerdeka.co, Stempel tiga partai politik nasional menjadi tiket bagi Tarmizi Karim dan Zaini Djalil maju sebagai Cagub dan Cawagub di Pilkada 2017.
Perburuan stempel Partai Nasional Demokrat (NasDem) oleh para kandidat Gubernur Aceh berakhir sudah. Partai besutan Surya Paloh itu akhirnya menjatuhkan pilihan pada Tarmizi Karim yang diduetkan dengan Zaini Djalil. Selain NasDem, pasangan Cagub/Cawagub Aceh ini juga didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Keputusan menetapkan pasangan Tarmizi dan Zaini sebagai Cagub/Cawagub Aceh periode 2017-2022 itu disampaikan Sekretaris Bappilu DPP NasDem Willy Aditya.
“Pak Surya Paloh mengajukan Pak Tarmizi sebagai calon gubernur dan Ketua Nasdem Aceh Zaini Djalil sebagai wakil gubernur,” kata Willy Aditya dalam konferensi pers di kantor Partai NasDem Aceh, Banda Aceh, Selasa 9 Agustus 2016.
Menurut Willy Aditya, penetapan pasangan tersebut sesuai hasil survei elektabilitas dan kapasitas. Selain itu, rekam jejak keduanya juga dinilai bagus sehingga pantas menjadi jagoan Partai NasDem pada Pilkada Aceh 2017. “Pak Tarmizi tepat dipercayakan untuk memimpin Aceh,” katanya.
Nama Tamizi, sebut dia, sudah tak lagi asing di masyarakat Aceh. Selain pernah menjadi Bupati Aceh Utara, Tarmizi juga pernah berperan sebagai Pelaksana tugas (Plt) gubernur di beberapa daerah, termasuk Aceh. “Sebab itu, NasDem memutuskan kepada putra Aceh yang memiliki karier di tingkat nasional ini untuk dipercayakan membangun Aceh,” ungkap Willy.
Sementara Zaini, dinilainya, mampu membawa perubahan dan mengusung gerakan perubahan di Partai NasDem. Selaku Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Aceh, lanjut dia, Zaini sudah berbuat banyak bagi daerah. “Ini persembahan untuk Aceh. Kami menganggap mereka adalah Soekarno-Hatta Aceh,” tandas Willy.
Sementara Tarmizi Karim mengungkapkan, banyak tokoh mendukung pencalonannya. Bukan saja partai nasional yang mendukung pasangan Tarmizi-Zaini, tetapi beberapa tokoh dari partai lokal secara pribadi juga mendukung mereka.
“Beberapa tokoh Partai Aceh (PA) juga ada dalam tim kami. Saya merajut semua elemen, termasuk tokoh PA untuk bergabung. Ini sebenarnya titipan untuk membangun semua elemen di Aceh,” kata Tarmizi, didampingi Zaini.
Selaku Cagub yang diusung NasDem, PPP dan PKPI, kata Tarmizi, dirinya siap mengemban amanah untuk membangun Aceh ke arah yang lebih. “Kami dipercaya partai untuk membangun Aceh, ini amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Tarmizi mengatakan ketiga partai yang mengusungnya percaya bahwa dirinya bisa memajukan daerah dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Aceh. Menyangkut rumor yang menyebutkan Tarmizi titipan Pemerintah Pusat di Pilkada Aceh, ia langsung membenarkannya. “Itu benar, saya titipan Pusat untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat Aceh,” katanya.
Dalam membangun Aceh, lanjut Tarmizi, bila terpilih nanti dirinya juga melibatkan para mantan kombatan yang pernah berjuang semasa konflik Aceh. “Dalam membenahi Aceh, saya akan mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk mantan pejuang GAM,” ujarnya.
Dia mengatakan tidak ingin berselisih dengan siapapun dalam menyongsong kursi Gubernur Aceh periode mendatang. “Pertentangan yang terjadi di Aceh sudah cukup. Kini sudah saatnya menyatukan semua elemen di Aceh untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.
Sedangkan Zaini Djalil dalam orasi politiknya mengharapkan, proses pergantian kepemimpinan di Aceh dapat berjalan damai tanpa pertikaian. Kata dia, sudah cukup pertumpahan darah di masa lalu, sekarang saatnya berkompetisi secara fair di pesta demokrasi yang akan berlangsung di Aceh.
Dengan dukungan Partai NasDem (8 kursi), PPP (6 kursi), dan PKPI (1 kursi) di DPRA, pasangan ini sudah melebihi kuota kursi yang disyaratkan KIP Aceh. Persyaratannya hanya 13 kursi, sementara koalisi tiga partai itu memiliki 15 kursi di Parlemen Aceh. “Meski demikian, kami siap menerima partai lain yang ingin bergabung,” tandas Zaini.
Pengumuman pasangan calon gubernur/wakil gubernur dari Partai NasDem ikut dihadiri mantan petinggi GAM Sofyan Dawood, mantan Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI (Purn) Soenarko, para politisi PPP, PKPI Aceh, mantan Gubernur Aceh Syamsuddin Mahmud, para calon bupati/walikota, wakil bupati/walikota dari sejumlah daerah di Aceh yang diusung Partai NasDem.
Tarmizi A Karim Telah Mengubah Paradigma Politik
Seperti di lansir Portalsatu.com, Tarmizi A Karim dikabarkan sedang mengikuti Sekolah Calon Kepala Daerah PDI Perjuangan di Wisma Kinasih Depok, Jakarta, sejak 30 Agustus 2016 kemarin. Kegiatan ini diikuti Tarmizi A Karim setelah namanya masuk dalam fit and proper test sebagai calon kepala daerah partai berlambang banteng tersebut.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Penggemar Tarmizi A Karim, Sirathallah, melalui siaran pers yang diterima portalsatu.com, Selasa, 30 Agustus 2016 malam.
"Artinya, Tarmizi A. Karim seorang birokrat dan bukan ketua maupun pengurus partai politik, telah mendapat dukungan hampir oleh seluruh partai politik nasional. Ini merupakan sejarah baru dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya ketua partai politik saja bisa mendapatkan dukungan keramat," ujar Sirathallah.
Dia mengatakan Tarmizi A Karim telah mampu mengubah paradigma politik di Aceh. Apalagi jika melihat kehidupan pribadi yang sederhana dan ramah, tidak memiliki perusahaan tambang, maupun investasi villa dan perumahan elit.
"Politik tidak selalu harus diveli dan disetarakan dengan materi. Namun pengalaman dan kemampuan beliau yang teruji menjadi harga dan asset yang patut diberdayakan untuk membangun Aceh," katanya lagi.
Dia menilai dukungan yang diberikan partai politik nasional seperti Nasdem dan Golkar tersebut, membuktikan Tarmizi A Karim telah mampu menjalin komunikasi politik dengan sangat baik. Dia dinilai mampu merasionalisasi visi dan misi pembangunan Aceh masa mendatang.
"Sehingga 5 partai politik memberikan dukungan dan akan mengusung Tarmizi A. Karim pada piljada serentak yang tidak lama lagi, dan masih tidak tertutup kemungkinan 3 (tiga) Parnas lain akan menyusul," ujar Sirathallah.
Perburuan stempel Partai Nasional Demokrat (NasDem) oleh para kandidat Gubernur Aceh berakhir sudah. Partai besutan Surya Paloh itu akhirnya menjatuhkan pilihan pada Tarmizi Karim yang diduetkan dengan Zaini Djalil. Selain NasDem, pasangan Cagub/Cawagub Aceh ini juga didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Keputusan menetapkan pasangan Tarmizi dan Zaini sebagai Cagub/Cawagub Aceh periode 2017-2022 itu disampaikan Sekretaris Bappilu DPP NasDem Willy Aditya.
“Pak Surya Paloh mengajukan Pak Tarmizi sebagai calon gubernur dan Ketua Nasdem Aceh Zaini Djalil sebagai wakil gubernur,” kata Willy Aditya dalam konferensi pers di kantor Partai NasDem Aceh, Banda Aceh, Selasa 9 Agustus 2016.
Menurut Willy Aditya, penetapan pasangan tersebut sesuai hasil survei elektabilitas dan kapasitas. Selain itu, rekam jejak keduanya juga dinilai bagus sehingga pantas menjadi jagoan Partai NasDem pada Pilkada Aceh 2017. “Pak Tarmizi tepat dipercayakan untuk memimpin Aceh,” katanya.
Nama Tamizi, sebut dia, sudah tak lagi asing di masyarakat Aceh. Selain pernah menjadi Bupati Aceh Utara, Tarmizi juga pernah berperan sebagai Pelaksana tugas (Plt) gubernur di beberapa daerah, termasuk Aceh. “Sebab itu, NasDem memutuskan kepada putra Aceh yang memiliki karier di tingkat nasional ini untuk dipercayakan membangun Aceh,” ungkap Willy.
Sementara Zaini, dinilainya, mampu membawa perubahan dan mengusung gerakan perubahan di Partai NasDem. Selaku Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Aceh, lanjut dia, Zaini sudah berbuat banyak bagi daerah. “Ini persembahan untuk Aceh. Kami menganggap mereka adalah Soekarno-Hatta Aceh,” tandas Willy.
Sementara Tarmizi Karim mengungkapkan, banyak tokoh mendukung pencalonannya. Bukan saja partai nasional yang mendukung pasangan Tarmizi-Zaini, tetapi beberapa tokoh dari partai lokal secara pribadi juga mendukung mereka.
“Beberapa tokoh Partai Aceh (PA) juga ada dalam tim kami. Saya merajut semua elemen, termasuk tokoh PA untuk bergabung. Ini sebenarnya titipan untuk membangun semua elemen di Aceh,” kata Tarmizi, didampingi Zaini.
Selaku Cagub yang diusung NasDem, PPP dan PKPI, kata Tarmizi, dirinya siap mengemban amanah untuk membangun Aceh ke arah yang lebih. “Kami dipercaya partai untuk membangun Aceh, ini amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Tarmizi mengatakan ketiga partai yang mengusungnya percaya bahwa dirinya bisa memajukan daerah dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Aceh. Menyangkut rumor yang menyebutkan Tarmizi titipan Pemerintah Pusat di Pilkada Aceh, ia langsung membenarkannya. “Itu benar, saya titipan Pusat untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat Aceh,” katanya.
Dalam membangun Aceh, lanjut Tarmizi, bila terpilih nanti dirinya juga melibatkan para mantan kombatan yang pernah berjuang semasa konflik Aceh. “Dalam membenahi Aceh, saya akan mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk mantan pejuang GAM,” ujarnya.
Dia mengatakan tidak ingin berselisih dengan siapapun dalam menyongsong kursi Gubernur Aceh periode mendatang. “Pertentangan yang terjadi di Aceh sudah cukup. Kini sudah saatnya menyatukan semua elemen di Aceh untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.
Sedangkan Zaini Djalil dalam orasi politiknya mengharapkan, proses pergantian kepemimpinan di Aceh dapat berjalan damai tanpa pertikaian. Kata dia, sudah cukup pertumpahan darah di masa lalu, sekarang saatnya berkompetisi secara fair di pesta demokrasi yang akan berlangsung di Aceh.
Dengan dukungan Partai NasDem (8 kursi), PPP (6 kursi), dan PKPI (1 kursi) di DPRA, pasangan ini sudah melebihi kuota kursi yang disyaratkan KIP Aceh. Persyaratannya hanya 13 kursi, sementara koalisi tiga partai itu memiliki 15 kursi di Parlemen Aceh. “Meski demikian, kami siap menerima partai lain yang ingin bergabung,” tandas Zaini.
Pengumuman pasangan calon gubernur/wakil gubernur dari Partai NasDem ikut dihadiri mantan petinggi GAM Sofyan Dawood, mantan Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI (Purn) Soenarko, para politisi PPP, PKPI Aceh, mantan Gubernur Aceh Syamsuddin Mahmud, para calon bupati/walikota, wakil bupati/walikota dari sejumlah daerah di Aceh yang diusung Partai NasDem.
Tarmizi A Karim Telah Mengubah Paradigma Politik
Seperti di lansir Portalsatu.com, Tarmizi A Karim dikabarkan sedang mengikuti Sekolah Calon Kepala Daerah PDI Perjuangan di Wisma Kinasih Depok, Jakarta, sejak 30 Agustus 2016 kemarin. Kegiatan ini diikuti Tarmizi A Karim setelah namanya masuk dalam fit and proper test sebagai calon kepala daerah partai berlambang banteng tersebut.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Penggemar Tarmizi A Karim, Sirathallah, melalui siaran pers yang diterima portalsatu.com, Selasa, 30 Agustus 2016 malam.
"Artinya, Tarmizi A. Karim seorang birokrat dan bukan ketua maupun pengurus partai politik, telah mendapat dukungan hampir oleh seluruh partai politik nasional. Ini merupakan sejarah baru dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya ketua partai politik saja bisa mendapatkan dukungan keramat," ujar Sirathallah.
Dia mengatakan Tarmizi A Karim telah mampu mengubah paradigma politik di Aceh. Apalagi jika melihat kehidupan pribadi yang sederhana dan ramah, tidak memiliki perusahaan tambang, maupun investasi villa dan perumahan elit.
"Politik tidak selalu harus diveli dan disetarakan dengan materi. Namun pengalaman dan kemampuan beliau yang teruji menjadi harga dan asset yang patut diberdayakan untuk membangun Aceh," katanya lagi.
Dia menilai dukungan yang diberikan partai politik nasional seperti Nasdem dan Golkar tersebut, membuktikan Tarmizi A Karim telah mampu menjalin komunikasi politik dengan sangat baik. Dia dinilai mampu merasionalisasi visi dan misi pembangunan Aceh masa mendatang.
"Sehingga 5 partai politik memberikan dukungan dan akan mengusung Tarmizi A. Karim pada piljada serentak yang tidak lama lagi, dan masih tidak tertutup kemungkinan 3 (tiga) Parnas lain akan menyusul," ujar Sirathallah.
Lima Partai Dukung Tarmizi di Pilgub Aceh
LIMA partai politik berkoalisi untuk mendukung Tarmizi A Karim sebagai calon gubernur Aceh pada Pilkada 2017 mendatang. Pernyataan resmi dukungan tersebut disampaikan Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto bersama-sama dengan perwakilan dari partai pengusung lainnya, yakni NasDem, PAN, Hanura, dan PPP, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (31/8).
"Partai Golkar bersama Partai NasDem, PPP, Partai Hanura dan PAN mendukung Saudara Tarmizi sebagai calon gubernur pada Pilkada Aceh 2017," ujar Novanto.
Disampaikan Novanto, Aceh memiliki kedudukan yang sangat penting dalam NKRI. Karena itu, menurutnya Aceh butuh figur yang mumpuni untuk menjadi pemimpin. Bersama-sama partai pendukung lainnya, pihaknya ingin mempercepat pembangunan di Aceh lantaran diketahuinya kesejahteraan masyarakat Aceh belum meningkat secara signifikan.
"Di situ penting figur yang mumpuni untuk memimpin Aceh, tokoh yang mempunyai jam terbang tinggi dan segudang pengalaman untuk menggerakan mesin membangun kebersamaan seluruh masyarakat Aceh sehingga kesejahteraan dan kemakmuran bisa tercapai," tandasnya.
Lebih lanjut kata dia, Tarmizi adalah seorang birokrat yang meniti karir dari bawah dan pernah menjadi Bupati Aceh Utara (1997-2002); Kepala Bappeda Provinsi Aceh; Staf Ahli Menteri Dalam Negeri bidang Ekonomi dan Keuangan; Pejabat Gubernur Kalimantan Timur (2008); Pejabat Gubernur Provinsi Aceh (2012); Pejabat Gubernur Kalimantan Selatan (2015) dan terakhir sebagai Irjen Kementerian Dalam Negeri.
"Karenanya beliau sangat memahami seluk beluk di daerah serta sangat paham bagaimana mewujudkan aspirasi menjadi kebijakan yang adil dan akuntabel untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Partai Golkar dan partai pengusung yakin Tarmizi mampu memimpin Aceh menjadi lebih baik, maju dan lebih sejahtera," tandasnya.
Hadir pada kesempatan itu perwakilan dari partai politik pendukung, seperti Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Nining Indra Saleh, Ketua DPP PPP Hasan Husairi dan Ketua DPP Hanura Amir Faisal.(mediaindonesia.com)
"Partai Golkar bersama Partai NasDem, PPP, Partai Hanura dan PAN mendukung Saudara Tarmizi sebagai calon gubernur pada Pilkada Aceh 2017," ujar Novanto.
Disampaikan Novanto, Aceh memiliki kedudukan yang sangat penting dalam NKRI. Karena itu, menurutnya Aceh butuh figur yang mumpuni untuk menjadi pemimpin. Bersama-sama partai pendukung lainnya, pihaknya ingin mempercepat pembangunan di Aceh lantaran diketahuinya kesejahteraan masyarakat Aceh belum meningkat secara signifikan.
"Di situ penting figur yang mumpuni untuk memimpin Aceh, tokoh yang mempunyai jam terbang tinggi dan segudang pengalaman untuk menggerakan mesin membangun kebersamaan seluruh masyarakat Aceh sehingga kesejahteraan dan kemakmuran bisa tercapai," tandasnya.
Lebih lanjut kata dia, Tarmizi adalah seorang birokrat yang meniti karir dari bawah dan pernah menjadi Bupati Aceh Utara (1997-2002); Kepala Bappeda Provinsi Aceh; Staf Ahli Menteri Dalam Negeri bidang Ekonomi dan Keuangan; Pejabat Gubernur Kalimantan Timur (2008); Pejabat Gubernur Provinsi Aceh (2012); Pejabat Gubernur Kalimantan Selatan (2015) dan terakhir sebagai Irjen Kementerian Dalam Negeri.
"Karenanya beliau sangat memahami seluk beluk di daerah serta sangat paham bagaimana mewujudkan aspirasi menjadi kebijakan yang adil dan akuntabel untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Partai Golkar dan partai pengusung yakin Tarmizi mampu memimpin Aceh menjadi lebih baik, maju dan lebih sejahtera," tandasnya.
Hadir pada kesempatan itu perwakilan dari partai politik pendukung, seperti Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Nining Indra Saleh, Ketua DPP PPP Hasan Husairi dan Ketua DPP Hanura Amir Faisal.(mediaindonesia.com)
Dikutip dari berbagai sumber
loading...
Post a Comment