AMP - Zuhdi alias Ady Bergek bersama tim manajemen Bintang Production sempat kesasar saat menuju lokasi panggung konser di Buket Pala, Kecamatan Rantau Panjang Pereulak, Aceh Timur, Minggu 6 Maret 2016. Hal itu terjadi akibat panitia tidak ikut memandu, ditambah lagi jarak lokasi dari jalan Medan - Banda Aceh berkisar 5 kilometer.
Hal itu dikatakan Lukman Hikmah alias Syukur, 35 tahun, penulis lirik sejumlah lagu Bergek kepada portalsatu.com, Senin 7 Maret 2016. Menurutnya, jadwal manggung Bergek biasanya selepas shalat Ashar. Terkait pembakaran panggung, mungkin panitia memberitahukan Bergek tampil pukul 14.00 WIB sehingga massa tidak sabar dan terprovokasi.
"Kami sudah berada di Rantau Panjang Pereulak sekitar pukul 15.00 WIB, namun kami tidak tahu arah jalan menuju lokasi. Ditambah lagi mobil Bergek kesasar dan terpisah dari rombongan. Saya sudah minta ke panitia agar menjemput Bergek di pinggir jalan, tapi tidak diindahkan hingga akhirnya tersesat. Saya mencoba memandu jalan Bergek melalui handphone, tapi Bergek kurang tahu tempatnya," ujar Syukur.
Di sisi lain, lanjutnya, panitia menyuruh pihaknya untuk menuju panggung. Kala itu ia memberi penjelasan ke panitia untuk menyampaikan apa yang diperlukan bagi massa yang sudah hadir. Hingga akhirnya mereka tiba di lokasi pukul 15.30 WIB. Kala itu massa mulai melempar botol ke atas panggung.
"Dalam perjalanan menuju panggung, beberapa petugas keamanan melarang kami mendekat karena situasi mulai memanas dan massa mulai terprovokasi. Kami dibawa ke sebuah rumah anggota dewan yang hanya berjarak sekitar 30 meter dari panggung. Selang 10 menit kemudian panggung mulai dirobohkan dan dibakar massa. Kala itu di atas panggung ada Abakar Ar, Kamal ar dan juga penyanyi pendamping. Mereka pun berusaha menyelamatkan diri dari lokasi," jelasnya.
Ditambahkan Syukur, selang lima menit setelah panggung dibakar, massa mulai menuju ke arah mereka yang sedang berbincang dengan panitia. Saat massa menanyakan Bergek, pihaknya berusaha memberi penjelasan. Namun ada yang membuat suasana semakin tegang, terlebih ketika salah seorang di antara massa yang ada melempar batu ke arah mereka.
"Saat suasana tak terkendali lagi, kami memaksa masuk ke dalam rumah tersebut untuk berlindung meski kala itu pemilik rumah melarang keras. Tiba-tiba terdengar suara kaca yang pecah. Kala itu salah seorang tim kami, Jal Motomera disergap dan diangkat massa hendak dilempar dalam kobaran api. Melihat itu petugas keamanan melepas tembakan peringatan ke udara, sehingga Jal berhasil lolos dari massa. Dalam kejadian itu salah seorang petugas terkena lemparan batu hingga berdarah," kisah Syukur.
Beberapa petugas lainnya mulai berdatangan memberi perlindungan. Massa di luar rumah terus berteriak, 'Jika tidak ada Bergek, bawa Syukur dan lempar ke api. Hancurkan mobil-mobilnya, bakar rumah'. Petugas keamanan yang minim jumlah memilih melepas tembakan ke udara agar massa mundur, sembari menunggu bantuan dari Polres Aceh Timur tiba.
Bergek yang sudah mengetahui adanya kerusuhan langsung menuju ke Polres Aceh Timur untuk berlindung, sementara ia dan tim masih terjebak. Hingga akhirnya mobil reo tiba dan mengamankan kami ke Polres setempat.
"Kami sangat kecewa dengan panitia. Padahal kami datang ikhlas hati untuk menghibur masyarakat. Padahal kami baru tiba dari Aceh Selatan, serta konser di Meulaboh dan Abdya. Kejadian ini sungguh di luar prediksi dan tidak kami sangka. Namun demikian kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat Rantau Panjang Pereulak yang telah mengundang kami. Terima kasih yang sebesar-besarnya," tutup Syukur.[portalsatu]
Hal itu dikatakan Lukman Hikmah alias Syukur, 35 tahun, penulis lirik sejumlah lagu Bergek kepada portalsatu.com, Senin 7 Maret 2016. Menurutnya, jadwal manggung Bergek biasanya selepas shalat Ashar. Terkait pembakaran panggung, mungkin panitia memberitahukan Bergek tampil pukul 14.00 WIB sehingga massa tidak sabar dan terprovokasi.
"Kami sudah berada di Rantau Panjang Pereulak sekitar pukul 15.00 WIB, namun kami tidak tahu arah jalan menuju lokasi. Ditambah lagi mobil Bergek kesasar dan terpisah dari rombongan. Saya sudah minta ke panitia agar menjemput Bergek di pinggir jalan, tapi tidak diindahkan hingga akhirnya tersesat. Saya mencoba memandu jalan Bergek melalui handphone, tapi Bergek kurang tahu tempatnya," ujar Syukur.
Di sisi lain, lanjutnya, panitia menyuruh pihaknya untuk menuju panggung. Kala itu ia memberi penjelasan ke panitia untuk menyampaikan apa yang diperlukan bagi massa yang sudah hadir. Hingga akhirnya mereka tiba di lokasi pukul 15.30 WIB. Kala itu massa mulai melempar botol ke atas panggung.
"Dalam perjalanan menuju panggung, beberapa petugas keamanan melarang kami mendekat karena situasi mulai memanas dan massa mulai terprovokasi. Kami dibawa ke sebuah rumah anggota dewan yang hanya berjarak sekitar 30 meter dari panggung. Selang 10 menit kemudian panggung mulai dirobohkan dan dibakar massa. Kala itu di atas panggung ada Abakar Ar, Kamal ar dan juga penyanyi pendamping. Mereka pun berusaha menyelamatkan diri dari lokasi," jelasnya.
Ditambahkan Syukur, selang lima menit setelah panggung dibakar, massa mulai menuju ke arah mereka yang sedang berbincang dengan panitia. Saat massa menanyakan Bergek, pihaknya berusaha memberi penjelasan. Namun ada yang membuat suasana semakin tegang, terlebih ketika salah seorang di antara massa yang ada melempar batu ke arah mereka.
"Saat suasana tak terkendali lagi, kami memaksa masuk ke dalam rumah tersebut untuk berlindung meski kala itu pemilik rumah melarang keras. Tiba-tiba terdengar suara kaca yang pecah. Kala itu salah seorang tim kami, Jal Motomera disergap dan diangkat massa hendak dilempar dalam kobaran api. Melihat itu petugas keamanan melepas tembakan peringatan ke udara, sehingga Jal berhasil lolos dari massa. Dalam kejadian itu salah seorang petugas terkena lemparan batu hingga berdarah," kisah Syukur.
Beberapa petugas lainnya mulai berdatangan memberi perlindungan. Massa di luar rumah terus berteriak, 'Jika tidak ada Bergek, bawa Syukur dan lempar ke api. Hancurkan mobil-mobilnya, bakar rumah'. Petugas keamanan yang minim jumlah memilih melepas tembakan ke udara agar massa mundur, sembari menunggu bantuan dari Polres Aceh Timur tiba.
Bergek yang sudah mengetahui adanya kerusuhan langsung menuju ke Polres Aceh Timur untuk berlindung, sementara ia dan tim masih terjebak. Hingga akhirnya mobil reo tiba dan mengamankan kami ke Polres setempat.
"Kami sangat kecewa dengan panitia. Padahal kami datang ikhlas hati untuk menghibur masyarakat. Padahal kami baru tiba dari Aceh Selatan, serta konser di Meulaboh dan Abdya. Kejadian ini sungguh di luar prediksi dan tidak kami sangka. Namun demikian kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat Rantau Panjang Pereulak yang telah mengundang kami. Terima kasih yang sebesar-besarnya," tutup Syukur.[portalsatu]
loading...
Post a Comment