Foto-foto Jembatan Merah Surabaya tempo dulu yang berhasil admin himpun dari commons.wikimedia.org
De Willemskade langs de Kali Mas, Soerabaja | commons.wikimedia.org |
Kali Mas Surabaya yang terlihat Jembatan Merah di ujung.
Foto sekitar tahun 1870 - 1892.
De Roode Brug over de Kali Mas bij de Willemskade, Soerabaja | commons.wikimedia.org |
Suasana Jembatan Merah Surabaya sekitar tahun 1880-1900
De Rode brug in Soerabaja ten tijde van de kroningsfeesten van Koningin Wilhelmina in 1898 | commons.wikimedia.org |
Arti: Jembatan Merah di Surabaya pada saat penobatan Ratu Wilhelmina tahun 1898
De Roode Brug en de Handelstraat in Soerabaja | commons.wikimedia.org |
Suasana Jembatan Merah antara tahun 1920 - 1931. Tampak sudah ramai kendaraan mesin roda 4.
Luchtfoto van Soerabaia, in het midden de Roode Brug over de Kali Mas | commons.wikimedia.org |
Kota Surabaya dari atas yang dipotong oleh Sungai Kali Mas, terlihat di tengah-tengah ada Jembatan Merah. Foto sekitar tahun 1940.
Tentang Jembatan Merah Surabaya
Jembatan Merah merupakan salah satu monumen sejarah di Surabaya, Jawa Timur yang dibiarkan seperti adanya: sebagai jembatan. Jembatan yang menjadi salah satu judul lagu ciptaan Gesang ini, semasa zaman VOC dahulu dinilai penting karena menjadi sarana perhubungan paling vital melewati Kalimas menuju Gedung Karesidenan Surabaya, yang sudah tidak berbekas lagi.
Kawasan Jembatan Merah merupakan daerah perniagaan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743. Dalam perjanjian itu sebagian daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan penguasaannya kepada VOC. Sejak saat itulah Surabaya berada sepenuhnya dalam kekuasaan Belanda. Kini, posisinya sebagai pusat perniagaan terus berlangsung. Di sekitar jembatan terdapat indikator-indikator ekonomi, termasuk salah satunya Plaza Jembatan Merah.
Perubahan fisiknya terjadi sekitar tahun 1890-an, ketika pagar pembatasnya dengan sungai diubah dari kayu menjadi besi. Kini kondisi jembatan yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya itu, hampir sama persis dengan jembatan lainnya. Pembedanya hanyalah warna merah.
Sumber: Wikipedia
loading...
Post a Comment