amiruddin bersama kakaknya, sumber foto:goaceh |
AMP - Setelah tamat sekolah di SD Negeri 17 Tanah Jambo Aye, Gampong Buket Jrat Manyang, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara pada tahun 2015 lalu, Amiruddin, (12) terpaksa mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP. Itu terjadi karena faktor ekonomi keluarganya yang tidak mencukupi.
Sore itu, sekitar pukul 16.00 WIB, Sabtu (30/7/2016), cuaca agak sedikit mendung di kawasan Kecamatan Tanah Jambo Aye. Namun, wartawan tetap berusaha menempuh jarak belasan kilometer untuk menemui rumah Amiruddin.
Sekitar pukul 17.00 WIB, wartawan tiba di lokasi yang dimaksud. Keluarga Amiruddin menyambut baik kedatangan wartawan. Setelah sedikit berbasa-basi, kemudian dipersilahkan untuk memasuki ruang rumah yang sudah di persiapkan dengan alas tikar seadanya.
Kala itu, Ibu kandung Amiruddin yakni Tihasanah, (52), kepada wartawan menceritakan keluh kesah hidupnya. Dikatakan dia, jangankan untuk membiayai sekolah anaknya untuk mendapat sesuap nasi sehari saja tidak mudah. Namun, karena kebutuhan yang sangat mendesak, saban hari ia terpaksa harus bekerja keras membantu mengangkut papan kayu di tempat orang.
"Untuk saat ini saya yang harus menjadi tulang punggung keluarga. Kalau hari-hari saya kadang ke hutan bantu-bantu orang angkat papan kayu, kadang-kadang pilih berondolan (buah sawit) di kebun orang," kata Tihasanah saat ditemui wartawan di kediamannya di Dusun Buket Bayah, Gampong Buket Jrat Manyang, Sabtu (30/7/2016).
Bola mata Tihasanah terlihat berkaca-kaca saat mengisahkan tentang kehidupannya. Ibu yang akrab disapa Kak Nah ini dikaruniai lima orang anak. Selain Amiruddin, (12), yakni Intan, (9), M. Sufi, (25), Maryama, (16) dan Zulfikar, (27).
Intan adalah anak yang paling kecil dalam keluarga. Ia saat ini masih duduk di bangku kelas 6 di SD Negeri yang sama. Sementara abangnya M. Sufi dan Zulfikar juga menganggur setelah tamat SMP. Keduanya ikut bekerja keras sebagai buruh di kebun karet desa setempat.
"Suami saya, Zainal Abidin, (57), sedang sakit lumpuh sudah lama. Mau tak mau ya saya harus bertanggung jawab untuk kebutuhan keluarga," imbuhnya lagi.
Dikatakan Tihasanah, jarak tempuh dari rumahnya ke sekolah SD Negeri 17 itu mencapai 4 kilometer. "Si adek Intan ini kadang jam 8 baru sampai di sekolah karena dari sini jalan kaki tiap hari nggak ada sepeda," kata dia sambil membelai rambut anaknya.
Kala itu, Amiruddin yang juga ikut mendampingi ibunya kepada wartawan mengatakan, minatnya untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMP sangat besar. Namun, dirinya mengaku tidak mungkin bisa bersekolah lagi.
"Hana itangen, pane eik tajak ikula koep ji oeh bak SMP. Tapi ilong hawa jal ikula lagei goeb (Enggak ada sepeda, mana sanggup jalan cukup jauh ke SMP. Tapi saya ingin sekolah lagi seperti orang lain)," kata Amiruddin sambil bersembunyi dibelakang ibunya.
Menurut penuturan ibunya, jarak tempuh dari tempat kediaman ke sekolah SMP yang ada di kecamatan itu mencapai belasan kilometer.
Pada Jumat (29/7/2016) kemarin, keluarga kurang mampu ini didatangi tamu dari Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kecamatan Tanah Jambo Aye. Ibu Tihasanah bersama anak-anaknya menyambut baik kedatangan tim IPSM itu.
Tujuan tim tersebut tak lain, adalah untuk memberikan bantuan. Tihasanah yang awalnya sempat terkejut melihat tamu yang datang menggunakan mobil, tiba-tiba tersenyum saat diberikan bantuan berupa sepeda dan peralatan sekolah untuk anak-anaknya.
"Kemarin itu saya sangat berterimakasih kepada IPSM yang telah membantu sepeda dan peralatan sekolah untuk anak saya. Ini sangat membantu kami," tuturnya sambil meneteskan air mata.
Sementara itu, ketua IPSM Tanah Jambo Aye, Akmal Daud saat dihubungi wartawan mengatakan, bantuan itu diserahkan karena pihaknya merasa prihatin dengan kondisi keluarga Tihasanah.
"Kita prihatin sekali keluarga ibu (Tihasanah) itu. Apalagi ada anaknya yang putus sekolah. Jadi kedatangannya kami waktu itu disambut baik dan kami memberikan sedikit bantuan berupa sepeda dan peralatan sekolah," sebut Akmal, Sabtu (30/8/2016).
Diatakan, adapun bantuan yang diberikan pihaknya merupakan hasil donasi dari teman-teman di Facebook. "Itu hasil donasi teman-teman hamba Allah di Facebook. Semoga dapat bermanfaat bagi keluarga Tihasanah," ujar dia.
Akmal menambahkan, sebagai rasa peduli terhadap masyarakat miskin, pihaknya juga akan berusaha menanggung semua biaya sekolah Amiruddin untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMP atau sekolah sederajat.
"Disamping itu, kita juga berharap agar pihak sekolah nantinya dapat memperhatikan kekurangannya. Karena di sekolah kan ada dana BOS. Jadi kita harap pihak sekolah dapat menyisihkan sedikit dana untuk kebutuhan Amiruddin," harapnya.
Berdasarkan amatan wartawan, kondisi tempat tinggal keluarga Tihasanah memang sangat memperihatinkan. Rumah berdinding kayu lapuk dengan atap daun rumbia itu menjadi satu-satunya tempat istimewa bagi mereka.
sumber: goaceh.co
Sore itu, sekitar pukul 16.00 WIB, Sabtu (30/7/2016), cuaca agak sedikit mendung di kawasan Kecamatan Tanah Jambo Aye. Namun, wartawan tetap berusaha menempuh jarak belasan kilometer untuk menemui rumah Amiruddin.
Sekitar pukul 17.00 WIB, wartawan tiba di lokasi yang dimaksud. Keluarga Amiruddin menyambut baik kedatangan wartawan. Setelah sedikit berbasa-basi, kemudian dipersilahkan untuk memasuki ruang rumah yang sudah di persiapkan dengan alas tikar seadanya.
Kala itu, Ibu kandung Amiruddin yakni Tihasanah, (52), kepada wartawan menceritakan keluh kesah hidupnya. Dikatakan dia, jangankan untuk membiayai sekolah anaknya untuk mendapat sesuap nasi sehari saja tidak mudah. Namun, karena kebutuhan yang sangat mendesak, saban hari ia terpaksa harus bekerja keras membantu mengangkut papan kayu di tempat orang.
"Untuk saat ini saya yang harus menjadi tulang punggung keluarga. Kalau hari-hari saya kadang ke hutan bantu-bantu orang angkat papan kayu, kadang-kadang pilih berondolan (buah sawit) di kebun orang," kata Tihasanah saat ditemui wartawan di kediamannya di Dusun Buket Bayah, Gampong Buket Jrat Manyang, Sabtu (30/7/2016).
Bola mata Tihasanah terlihat berkaca-kaca saat mengisahkan tentang kehidupannya. Ibu yang akrab disapa Kak Nah ini dikaruniai lima orang anak. Selain Amiruddin, (12), yakni Intan, (9), M. Sufi, (25), Maryama, (16) dan Zulfikar, (27).
Intan adalah anak yang paling kecil dalam keluarga. Ia saat ini masih duduk di bangku kelas 6 di SD Negeri yang sama. Sementara abangnya M. Sufi dan Zulfikar juga menganggur setelah tamat SMP. Keduanya ikut bekerja keras sebagai buruh di kebun karet desa setempat.
"Suami saya, Zainal Abidin, (57), sedang sakit lumpuh sudah lama. Mau tak mau ya saya harus bertanggung jawab untuk kebutuhan keluarga," imbuhnya lagi.
Dikatakan Tihasanah, jarak tempuh dari rumahnya ke sekolah SD Negeri 17 itu mencapai 4 kilometer. "Si adek Intan ini kadang jam 8 baru sampai di sekolah karena dari sini jalan kaki tiap hari nggak ada sepeda," kata dia sambil membelai rambut anaknya.
Kala itu, Amiruddin yang juga ikut mendampingi ibunya kepada wartawan mengatakan, minatnya untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMP sangat besar. Namun, dirinya mengaku tidak mungkin bisa bersekolah lagi.
"Hana itangen, pane eik tajak ikula koep ji oeh bak SMP. Tapi ilong hawa jal ikula lagei goeb (Enggak ada sepeda, mana sanggup jalan cukup jauh ke SMP. Tapi saya ingin sekolah lagi seperti orang lain)," kata Amiruddin sambil bersembunyi dibelakang ibunya.
Menurut penuturan ibunya, jarak tempuh dari tempat kediaman ke sekolah SMP yang ada di kecamatan itu mencapai belasan kilometer.
Pada Jumat (29/7/2016) kemarin, keluarga kurang mampu ini didatangi tamu dari Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kecamatan Tanah Jambo Aye. Ibu Tihasanah bersama anak-anaknya menyambut baik kedatangan tim IPSM itu.
Tujuan tim tersebut tak lain, adalah untuk memberikan bantuan. Tihasanah yang awalnya sempat terkejut melihat tamu yang datang menggunakan mobil, tiba-tiba tersenyum saat diberikan bantuan berupa sepeda dan peralatan sekolah untuk anak-anaknya.
"Kemarin itu saya sangat berterimakasih kepada IPSM yang telah membantu sepeda dan peralatan sekolah untuk anak saya. Ini sangat membantu kami," tuturnya sambil meneteskan air mata.
Sementara itu, ketua IPSM Tanah Jambo Aye, Akmal Daud saat dihubungi wartawan mengatakan, bantuan itu diserahkan karena pihaknya merasa prihatin dengan kondisi keluarga Tihasanah.
"Kita prihatin sekali keluarga ibu (Tihasanah) itu. Apalagi ada anaknya yang putus sekolah. Jadi kedatangannya kami waktu itu disambut baik dan kami memberikan sedikit bantuan berupa sepeda dan peralatan sekolah," sebut Akmal, Sabtu (30/8/2016).
Diatakan, adapun bantuan yang diberikan pihaknya merupakan hasil donasi dari teman-teman di Facebook. "Itu hasil donasi teman-teman hamba Allah di Facebook. Semoga dapat bermanfaat bagi keluarga Tihasanah," ujar dia.
Akmal menambahkan, sebagai rasa peduli terhadap masyarakat miskin, pihaknya juga akan berusaha menanggung semua biaya sekolah Amiruddin untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMP atau sekolah sederajat.
"Disamping itu, kita juga berharap agar pihak sekolah nantinya dapat memperhatikan kekurangannya. Karena di sekolah kan ada dana BOS. Jadi kita harap pihak sekolah dapat menyisihkan sedikit dana untuk kebutuhan Amiruddin," harapnya.
Berdasarkan amatan wartawan, kondisi tempat tinggal keluarga Tihasanah memang sangat memperihatinkan. Rumah berdinding kayu lapuk dengan atap daun rumbia itu menjadi satu-satunya tempat istimewa bagi mereka.
sumber: goaceh.co
loading...
Post a Comment