AMP - Dewasa ini, Isu perdamaian sangat menjadi sensitif kepada minoritaspenduduk warga Muslim di Patani dengan karena mereka terus dialamai masalah kerusuhan kekerasan konflik perang bersenjata yang pemerintah sendiri pun sampai kini tidak dapat menjamin keselamatan dan perlindungan bagi mereka.Penduduk warga Muslim yang banyak tersebar di wilayah selatan, yaitu Pattani, Narathiwat, Yala, Setun, dan sebagian kecildi provinsi Songkhla, sering disebutkan oleh penduduk setempat sebagai bekas wilayah sebuah negeri Patanidan hingga kini pun mereka masih bercita-cita agar negeri ini wujud kembali dengan yang sama.
Keadaan kerusushan iniyang telah berlama masa mulainya (1785-sekarang),sejak dari Thailand bertapak dan menguasai negeri Patani,mulai dari situ warga Muslim Patani jauh dari hidup damai. Namun jarang berita tersebar tentang kondisi Warga Muslim di sana kepada orang masyarakat luar untuk dapat mengetahui keadaan kondisi mereka. Sehingga mereka terus hidup mengalami penderitaan panjang yang bukan lagi hanya merupakan masalah lokal, nasional atau regional, melainkan juga menjadi masalah internasional.
“Kondisi Warga Patani Kini, Masyarakat Tidak Percaya Lagi Dengan Pemerintah Dalam Soal Perdamaian. Keadaan Politik Juga Yang Memubuat Mereka Tidak Mendapat Ruang Dalam Menyata Menyampaikan Pendapat dan Sebagai…… Hanya berpusat Segala Pada Pemerintah Yang Memiliki Kekuatan Untuk Berkuasa dan Bertindak Dengan Sewenang-wenangnya. Membuat Warga Patani Sampai Kini Jauh Dari Hidup Damai dan Terus Mengalami Penderitaan yang Panjang Hingga Saat Ini”Ucap Oleh Seorang Mahasiswa Berasal Patani Sedang Dibangku Pendidikan Di Luar Negeri, Saat Bertemu Dengan Setiap Warga Masyarakat Setempat Ketika Diajaknya Berbicara Pertanyaan Kondisi Orang Patani Di Sana.
Sebagai negeri jiran, bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, Thailand relatif kurang dikenal dibandingkan Malaysia maupun Singapura. Perbedaan bahasa, agama, dan budaya seringkali dituding sebagai penyebabnya. Mayoritas rakyat Thailand berbahasa Thai, beragama Buddha, dan memiliki budaya yang berakar kuat pada tradisi Sino-Siam yang berkulturasi dengan tradisi Buddha-Hindu. Amat berbeda dengan Malaysia, Singapura, ataupun Brunei Darussalam, yang sebagai negeri jiran hampir saja memiliki kesamaan bahasa dan budaya dengan penduduk moyaritasIndonesia.
Negeri yang kini bernama Thailand pada mulanya adalah suatu negeri berbentuk kerajaan. Sadari awalnya kerajaan ini telah lekat pengaruh Buddha-Hindu. Penguasa kerajaan ini juga berganti-ganti. Pada 1932 melalui suatu revolusi tak berdarah, Thailand berubah bentuk dari kerajaan (monarki absolut) menjadi monarki konstitusional, dengan raja sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Nama “Thailand” sendiri sebagai nama resmi negara disucikan pada 1939 menggantikan nama “Siam” pada mulanya.
Tradisi Buddha dan Hindu yang mengakar kuat di Thailand hingga kini, dengan populasi Thai-Buddhist lebih dari 80%, menyebabkan Thailand sering disebut sebagai negara Buddha. Orang Thai juga sering disebut orang Buddha. Tapi dalam kenyataannya tidak demikian, kendati warga Buddha memang mayoritas, Thailand juga memiliki penduduk yang tidak beragama Buddha. Warga minoritas ini ada yang beragama Islam, Hindu, Kong Hucu, Kristen, bahkan aliran kepercayaan lainnya.
Keberadaan komunitas Muslim sendiri cukup signifikan. Mereka tersebar di banyak provinsi di Thailand, namun warga Muslim sana di beberapa provinsi mereka berbeda menerima nasib kehidupannya. Fokus pada penduduk yang mendiami di wilayah selatan, mereka dialami dengan peraturan ketat oleh pemerintah dan juga sering terjadi banyak korban dengan penduduk daerah setempat yang kini membuat mereka hilang kepercayaan pada pemerintah juga.
Hal ini, yang kemudian akan menjadi perhatian bagi orang masyarakat di luar Patani untuk memberi bantuan dan keselamatan bagi mereka karena dari pihak pemerintah sendiri selama ini dengan segala informasi mengenai keadaan dan kondisi Warga Muslim Patani selalu dijadikan tidak berkebenaran dan hanya itu berpihak kepada pemerintah malah apa yang menjadi kebenarannya? Tentu orang Patani sendiri itu mereka yang lebih tahu.(Rill)
loading...
Post a Comment