AMP - Enam terduga teroris yang ditangkap petugas Detasemen Khusus 88
Antiteror Polri, di Batam, Kepulauan Riau, berencana melakukan serangan
bom di Singapura, dan Batam, Indonesia.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, keenam terduga teroris itu merupakan jaringan Bahrun Naim yang saat ini berada di Syiria.
"Mereka ini berhubungan langsung dengan Bahrum Naim yang saat ini berada di Syiria, perintahnya melakukan serangan di Singapura dan Batam, kita gagalkan," ungkap Tito, di Semarang, Jumat (5/8/2016).
Keenamnya terduga teroris yang dibekuk masing-masing Eka Saputra, ditangkap di Perumahan Cluster Sakura, Batam Centre, Gigih Rahmat Dewa (GRD), di Jalan Daeng Kamboja, Batam Centre, dan Trio Syafrido, di Jalan Teuku Umar, Nagoya, Batam.
Kemudian, Tarmidzi (21) yang ditangkap di Jalan Laksamana Bintan, Batam, Hadi Gusti Yanda, dan Muhammad Tegar Sucianto. Keduanya ditangkap di Jalan Brigjen Katamso, Batam.
Tito menyebut, GRD adalah pimpinan kelompok yang di Batam ini. GRD alias Gigih Rahmat Dewa, berkaitan dengan Nurrohman, pelaku bom bunuh diri, di Mapolresta Solo, pada Selasa 5 Juli 2016.
Nurrohman, sebut Tito, sempat diperintah ke Batam oleh Arif Hidayatullah yang merupakan tersangka teroris ditangkap di Bekasi, pada Desember 2015 lalu, GRD dan Nurrohman inilah yang menerima dua teroris lain, yakni Ali dan Doni. Mereka menyeberang secara ilegal dari Malaysia ke Batam.
"Ali ditangkap di Bekasi, sekarang ditahan di Jakarta. Doni ditangkap di Batam, dan sudah dideportasi ke Cina," jelas Tito.
Kelompok teroris di Batam tangkapan Densus 88 itu, merupakan bagian dari Kelompok Bahrun Naim jaringan Malaysia, Indonesia, Cina, dan Thailand.
Tito juga menyebut, pada hari yang sama ditangkap tiga terduga teroris di Palu, Sulawesi Tengah. Tiga orang itu berkaitan dengan kelompok Santoso, di Mujahidin Indonesia Timur (MIT). "Mereka ini yang menyuplai, membantu persembunyian, dan lain-lain. Semuanya kita proses," tutup Tito.(Sindo)
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, keenam terduga teroris itu merupakan jaringan Bahrun Naim yang saat ini berada di Syiria.
"Mereka ini berhubungan langsung dengan Bahrum Naim yang saat ini berada di Syiria, perintahnya melakukan serangan di Singapura dan Batam, kita gagalkan," ungkap Tito, di Semarang, Jumat (5/8/2016).
Keenamnya terduga teroris yang dibekuk masing-masing Eka Saputra, ditangkap di Perumahan Cluster Sakura, Batam Centre, Gigih Rahmat Dewa (GRD), di Jalan Daeng Kamboja, Batam Centre, dan Trio Syafrido, di Jalan Teuku Umar, Nagoya, Batam.
Kemudian, Tarmidzi (21) yang ditangkap di Jalan Laksamana Bintan, Batam, Hadi Gusti Yanda, dan Muhammad Tegar Sucianto. Keduanya ditangkap di Jalan Brigjen Katamso, Batam.
Tito menyebut, GRD adalah pimpinan kelompok yang di Batam ini. GRD alias Gigih Rahmat Dewa, berkaitan dengan Nurrohman, pelaku bom bunuh diri, di Mapolresta Solo, pada Selasa 5 Juli 2016.
Nurrohman, sebut Tito, sempat diperintah ke Batam oleh Arif Hidayatullah yang merupakan tersangka teroris ditangkap di Bekasi, pada Desember 2015 lalu, GRD dan Nurrohman inilah yang menerima dua teroris lain, yakni Ali dan Doni. Mereka menyeberang secara ilegal dari Malaysia ke Batam.
"Ali ditangkap di Bekasi, sekarang ditahan di Jakarta. Doni ditangkap di Batam, dan sudah dideportasi ke Cina," jelas Tito.
Kelompok teroris di Batam tangkapan Densus 88 itu, merupakan bagian dari Kelompok Bahrun Naim jaringan Malaysia, Indonesia, Cina, dan Thailand.
Tito juga menyebut, pada hari yang sama ditangkap tiga terduga teroris di Palu, Sulawesi Tengah. Tiga orang itu berkaitan dengan kelompok Santoso, di Mujahidin Indonesia Timur (MIT). "Mereka ini yang menyuplai, membantu persembunyian, dan lain-lain. Semuanya kita proses," tutup Tito.(Sindo)
loading...
Post a Comment