AMP - Keadaan dunia pada saat ini, sering kali menjadi tidak asing mendengar dari telinga kita tentang keadaan umat manusia sedang mengalami kerusuhan penderitaan dari konflik yang cukup berat. Kejadian tersebut hanya terjadinya di beberapa negara saja, dari Timur Tengah munculnya penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia sangat menjadi perhatian kepada penduduk masyarakat dunia saat ini. Tapi hal demikian juga terjadinya dengan negara-negara penduduk di Asia Tenggara.
Sebagian yang terjadi dengan negara di Asia Tenggara, juga terdapat di beberapa negara yang penguasanya melakukan tindakan diskriminasi tehadap warga penduduk yang sebagai suatu bangsa di bawah negara antaranya Rohingya di Myanmar dan Patani di Thailand.
Kerusuhan konflik berdarah dalam situasi perang di selatan Thailand yang penduduknya beretnis Melayu dan sebagai kaum minoritas di negara “Gajah Putih” Thailand. Keadaan yang terjadi di sana, mereka jauh lebih harus menerima nasib yang cukup memakan waktunya hingga sekarang 230 tahun, sudah beberapa generasi silih berganti ya!.
Dengan situasinya seperti itu, bahkan makin hari semakin membara dan tidak lagi konflik ini terpudar jika dinilai dari upaya pemerintah sejak pada tahun 2004 hingga kini.
“Warga kami Patani di sana, dengan nasib mereka berharap agar pemerintah dapat menyelesaikan keadaan kerusuhan konflik yang memakan masa lama tersebut, tapi sampai kini pun malah konflik tambah lebih hebat” Ucap Muhammad, mahasiswa asal Patani sedang menempuh pendidikan di perguruan Tinggi, Yogyakarta, Indonesia.
Paling dapat menjadikan bukti tentang penderitaan penduduk Patani. Setelah Patani diresmikan sebagai wilayah di negara Thailand melalui perjanjian antara Inggeris-Siam (Thailand) pada 1909M. Secara tidak diketahui penduduk, akhirnya menjadi ketidak puasan sehingga muncul gerakan-gerakan (gelombang rakyat lokal) yang menuntut kembali hak pertuanan bangsanya.
Tidak heran jika melihat mahasiswa Patani yang juga selalu mementingkan urusan organisasi seimbang dengan perkuliahan di Kampus. Karena mereka sanggup membebani apapun demi bangsa yang mereka yakin bahwa jika media Penderitaan Rakyat Patani dibatasi pemerintah maka negara tetangga dan dunia luar sebagai solusi dalam penyelesaian. Akhirnya cita-cita rakyat Patani yang berkeinginan untuk mewujudkan kedamaian Patani yang hakiki akan terbukti, Insya Allah. Tuhan bersama mereka yang benar.
Penulis : Faizun Ibni Husen
Sebagian yang terjadi dengan negara di Asia Tenggara, juga terdapat di beberapa negara yang penguasanya melakukan tindakan diskriminasi tehadap warga penduduk yang sebagai suatu bangsa di bawah negara antaranya Rohingya di Myanmar dan Patani di Thailand.
Kerusuhan konflik berdarah dalam situasi perang di selatan Thailand yang penduduknya beretnis Melayu dan sebagai kaum minoritas di negara “Gajah Putih” Thailand. Keadaan yang terjadi di sana, mereka jauh lebih harus menerima nasib yang cukup memakan waktunya hingga sekarang 230 tahun, sudah beberapa generasi silih berganti ya!.
Dengan situasinya seperti itu, bahkan makin hari semakin membara dan tidak lagi konflik ini terpudar jika dinilai dari upaya pemerintah sejak pada tahun 2004 hingga kini.
“Warga kami Patani di sana, dengan nasib mereka berharap agar pemerintah dapat menyelesaikan keadaan kerusuhan konflik yang memakan masa lama tersebut, tapi sampai kini pun malah konflik tambah lebih hebat” Ucap Muhammad, mahasiswa asal Patani sedang menempuh pendidikan di perguruan Tinggi, Yogyakarta, Indonesia.
Paling dapat menjadikan bukti tentang penderitaan penduduk Patani. Setelah Patani diresmikan sebagai wilayah di negara Thailand melalui perjanjian antara Inggeris-Siam (Thailand) pada 1909M. Secara tidak diketahui penduduk, akhirnya menjadi ketidak puasan sehingga muncul gerakan-gerakan (gelombang rakyat lokal) yang menuntut kembali hak pertuanan bangsanya.
Tidak heran jika melihat mahasiswa Patani yang juga selalu mementingkan urusan organisasi seimbang dengan perkuliahan di Kampus. Karena mereka sanggup membebani apapun demi bangsa yang mereka yakin bahwa jika media Penderitaan Rakyat Patani dibatasi pemerintah maka negara tetangga dan dunia luar sebagai solusi dalam penyelesaian. Akhirnya cita-cita rakyat Patani yang berkeinginan untuk mewujudkan kedamaian Patani yang hakiki akan terbukti, Insya Allah. Tuhan bersama mereka yang benar.
Penulis : Faizun Ibni Husen
loading...
Post a Comment