Foto MODUSACEH.CO/Khairul Anwar |
AMP - Setelah menjalani lima hari perawatan di ruang ICU, Rumah Sakit PMI Lhokseumawe, kondisi Ismail (45), warga Desa Buket Linteung, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, kondisinya sudah membaik. Begitupun, Nurhayati (40), istri korban pembacokan itu mendesak aparat penegak hukum jajaran Polres Aceh Utara menangkap pelaku penganiayan tersebut. Sebab, duga Nurhayati, ada skenario yang disusun pelaku terhadap suaminya itu. Termasuk untuk menghabisi korban. Sebab pada saat kejadian pembacokan ada dua orang saksi yang melihat sedang mengangkut kayu.
"Dua saksi tersebut melihat, tapi tidak membatu korban, seketika korban dibantai oleh pelaku," katanya, Sabtu, 19 Maret 2017. Anehnya pasca kejadian, aparat penegak hukum belum menangkap otak pelaku pembacokan. Padahal secara hukum sudah jelas pelakunya. "Polisi harus menangkap pelaku. Juga harus memproses sesuai hukum," harapnya. Nurhayati menegaskan, keluarga korban tidak menerima terkait naas yang menimpa suaminya, Ismail. Bahkan pihak keluarga telah melaporkan ke aparat penegak hukum jajaran Polres Aceh Utara.
Kata Nurhayati, menurut keterangan sejumlah warga, diduga pelakunya bernama Samad dan saat ini berada di kawasan Buket Linteung atau tak jauh dari lokasi kejadian. Selain itu, keluarga Samad tidak lagi tinggal di rumah dan menetap di rumah tetangga. "Keluarga pelaku tidak lagi tinggal di rumah. Sekarang sudah pindah ke rumah keluarga," jelasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Senin 13 Maret 2017, sekitar pukul 15.00 WIB, korban dibacok di bagian lengan dan lehernya oleh Samad (50) warga Leubok Pusaka, Langkahan.
Diduga, pembacokan tersebut karena korban melarang Samad mengeluarkan kayu dari areal yang baru siap land clearing untuk penanaman karet, yang dibuka Dinas Kehutanan Aceh untuk warga trans di kawasan Dusun Seuleumak Desa Leubok Pusaka. Korban khawatir jika jalan yang baru dibangun warga dengan gotong royong itu dilintasi mobil angkut kayu akan bertambah rusak.(*)
"Dua saksi tersebut melihat, tapi tidak membatu korban, seketika korban dibantai oleh pelaku," katanya, Sabtu, 19 Maret 2017. Anehnya pasca kejadian, aparat penegak hukum belum menangkap otak pelaku pembacokan. Padahal secara hukum sudah jelas pelakunya. "Polisi harus menangkap pelaku. Juga harus memproses sesuai hukum," harapnya. Nurhayati menegaskan, keluarga korban tidak menerima terkait naas yang menimpa suaminya, Ismail. Bahkan pihak keluarga telah melaporkan ke aparat penegak hukum jajaran Polres Aceh Utara.
Kata Nurhayati, menurut keterangan sejumlah warga, diduga pelakunya bernama Samad dan saat ini berada di kawasan Buket Linteung atau tak jauh dari lokasi kejadian. Selain itu, keluarga Samad tidak lagi tinggal di rumah dan menetap di rumah tetangga. "Keluarga pelaku tidak lagi tinggal di rumah. Sekarang sudah pindah ke rumah keluarga," jelasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Senin 13 Maret 2017, sekitar pukul 15.00 WIB, korban dibacok di bagian lengan dan lehernya oleh Samad (50) warga Leubok Pusaka, Langkahan.
Diduga, pembacokan tersebut karena korban melarang Samad mengeluarkan kayu dari areal yang baru siap land clearing untuk penanaman karet, yang dibuka Dinas Kehutanan Aceh untuk warga trans di kawasan Dusun Seuleumak Desa Leubok Pusaka. Korban khawatir jika jalan yang baru dibangun warga dengan gotong royong itu dilintasi mobil angkut kayu akan bertambah rusak.(*)
Sumber: modusaceh.co
loading...
Post a Comment