AMP - Penyaluran beasiswa dari dana aspirasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sarat masalah dan terindikasi korupsi.
Salah satu penerima beasiswa aspirasi yang ditemui AJNN menyebutkan dia hanya memperoleh 25 persen dari total beasiswa yang diberikan kepadanya, selebihnya dipotong untuk dewan 'pemilik aspirasi' dan ajudan yang mengurus administrasi.
"Dana beasiswa yang harusnya saya dapatkan Rp 20 juta, namun dipotong untuk dewan Rp 10 juta, kemudian untuk ajudan yang mengurus Rp 5 juta, sisanya Rp 5 juta untuk saya," kata penerima beasiswa yang tak mau namanya ditulis.
Menurutnya, sebelum mengajukan berkas beasiswa sudah ada perjanjian antara penerima dan 'pemilik asrpirasi' soal pemotongan itu.
"Perjanjiannya tidak tertulis, hanya modal kepercayaan. dan tentunya beasiswa itu diperuntukkan bagi orang-orang yang dikenal dan bisa dipercaya," katanya.
Beasiswa memang dikirim langsung ke rekening penerima, baru kemudian ditarik dan diserahkan kepada ajudan dewan 'pemilik aspirasi' itu.
"Jadi begitu masuk uangnya langsung saya diberitahu sama ajudan itu," katanya.
Dia menjelaskan, penerima beasiswa tidak diprioritaskan bagi mahasiswa berprestasi atau mahasiswa miskin, tapi lebih kepada orang-orang yang mereka kenal saja.(AJNN)
Salah satu penerima beasiswa aspirasi yang ditemui AJNN menyebutkan dia hanya memperoleh 25 persen dari total beasiswa yang diberikan kepadanya, selebihnya dipotong untuk dewan 'pemilik aspirasi' dan ajudan yang mengurus administrasi.
"Dana beasiswa yang harusnya saya dapatkan Rp 20 juta, namun dipotong untuk dewan Rp 10 juta, kemudian untuk ajudan yang mengurus Rp 5 juta, sisanya Rp 5 juta untuk saya," kata penerima beasiswa yang tak mau namanya ditulis.
Menurutnya, sebelum mengajukan berkas beasiswa sudah ada perjanjian antara penerima dan 'pemilik asrpirasi' soal pemotongan itu.
"Perjanjiannya tidak tertulis, hanya modal kepercayaan. dan tentunya beasiswa itu diperuntukkan bagi orang-orang yang dikenal dan bisa dipercaya," katanya.
Beasiswa memang dikirim langsung ke rekening penerima, baru kemudian ditarik dan diserahkan kepada ajudan dewan 'pemilik aspirasi' itu.
"Jadi begitu masuk uangnya langsung saya diberitahu sama ajudan itu," katanya.
Dia menjelaskan, penerima beasiswa tidak diprioritaskan bagi mahasiswa berprestasi atau mahasiswa miskin, tapi lebih kepada orang-orang yang mereka kenal saja.(AJNN)
loading...
Post a Comment