Sekitar 13 ribu mahasiswa di Hong Kong meluapkan kemarahan mereka dengan menggelar demo anti-China di jalan. Mereka memprotes penolakan pemerintah China untuk memberikan demokrasi penuh kepada rakyat Hong Kong.
Para aktivis mengatakan protes mahasiswa besar-besaran ini menandai dimulainya kampanye pembangkangan sipil terhadap China.
Sekitar selusin mahasiswa bergegas menemui pemimpin Hong Kong, Leung Chun. Leung bergegas pergi, sedangkan petugas keamanan memaksa mahasiswa pulang dan memicu bentrokan.
�Ini adalah peringatan atas tindakan Anda yang sudah sangat menganggu,� kata soorang petugas polisi melalui pengeras suara. Tapi para demonstran mengabaikan peringatan itu.�Hong Kong milik kita!,� teriak para demonstran.
Leung dalam konferensi pers mengatakan bahwa pemerintah telah memberikan perhatian terhadap tuntutan mahasiswa untuk menggelar Pemilu tahun 2017.�Tapi atas kebijakan Beijing, perlu ada perbaikan demokrasi pada keadaan saat ini,� katanya.
Namun, seorang aktivis berteriak menentang Leung. �Anda dapat melihat bahwa ia tidak berniat berdialog dengan mahasiswa," kata Alex Chow, Ketua Federasi Mahasiswa Hong Kong, seperti dikutip AFP, Selasa (23/9/2014).
Chow mengancam ada eskalasi protes jika Leung menolak untuk berbicara dengan mahasiswa dalam waktu 48 jam.
sumber: international.sindonews.com
loading...
Post a Comment