AMP - Angkatan bersenjata Filipina kehilangan 18 prajurit dalam kontak tembak selama sembilan jam di perbatasan Kota Tipo-Tipo dan Al-Barka di Pulau Basilan melawan pasukan kelompok Abu Sayyaf, Sabtu (9/4/2016).
Di kubu pemberontak, lima orang tewas, termasuk seorang ekstremis asal Maroko. Ekstremis itu bernama Mohammad Khattab. Selain itu, sekitar 20 orang pemberontak lainnya terluka.
Sementara itu, selain 18 prajurit yang tewas, ada 53 tentara yang terluka. Informasi ini diungkapkan juru bicara militer Filemon Tan, Minggu (10/4/2016), seperti dikutip Kantor Berita AP.
Lebih jauh, berdasarkan keterangan beberapa pejabat militer yang meminta identitasnya dirahasiakan, Pemerintah Filipina menurunkan pasukan untuk membunuh atau menangkap komandan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Isnilon secara terbuka telah menyatakan tergabung dalam kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Dia diburu selama bertahun-tahun karena diduga terlibat dalam beberapa aksi terorisme.
Namun, Isnilon luput dalam serangan ini. Menurut Tan, hanya seorang putra Isnilon yang tewas dalam pertempuran itu.
Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat telah menawarkan hadiah sebesar lima juta dollar AS, bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi untuk penangkapan Isnilon Hapilon.
Dalam kontak tembak itu dilaporkan, kelompok Abu Sayyaf menggunakan peluncur granat M203. Tanpa diduga, para pemberontak dapat menggalang kekuatan dengan cepat, hingga terkumpul 100-150 orang.
Kondisi itu menyebabkan militer kerepotan, dan jatuh korban dalam jumlah yang terbilang besar.
Jumlah prajurit yang tewas tersebut menjadi yang terbesar dalam pertempuran di wilayah selatan pada tahun ini. (Kompas)
Di kubu pemberontak, lima orang tewas, termasuk seorang ekstremis asal Maroko. Ekstremis itu bernama Mohammad Khattab. Selain itu, sekitar 20 orang pemberontak lainnya terluka.
Sementara itu, selain 18 prajurit yang tewas, ada 53 tentara yang terluka. Informasi ini diungkapkan juru bicara militer Filemon Tan, Minggu (10/4/2016), seperti dikutip Kantor Berita AP.
Lebih jauh, berdasarkan keterangan beberapa pejabat militer yang meminta identitasnya dirahasiakan, Pemerintah Filipina menurunkan pasukan untuk membunuh atau menangkap komandan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Isnilon secara terbuka telah menyatakan tergabung dalam kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Dia diburu selama bertahun-tahun karena diduga terlibat dalam beberapa aksi terorisme.
Namun, Isnilon luput dalam serangan ini. Menurut Tan, hanya seorang putra Isnilon yang tewas dalam pertempuran itu.
Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat telah menawarkan hadiah sebesar lima juta dollar AS, bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi untuk penangkapan Isnilon Hapilon.
Dalam kontak tembak itu dilaporkan, kelompok Abu Sayyaf menggunakan peluncur granat M203. Tanpa diduga, para pemberontak dapat menggalang kekuatan dengan cepat, hingga terkumpul 100-150 orang.
Kondisi itu menyebabkan militer kerepotan, dan jatuh korban dalam jumlah yang terbilang besar.
Jumlah prajurit yang tewas tersebut menjadi yang terbesar dalam pertempuran di wilayah selatan pada tahun ini. (Kompas)
loading...
Post a Comment