AMP - Tiga hari terakhir, umat Hindu di Banda Aceh merayakan hari Dewa Muruga. Ritual keagamaan ini dipusatkan di Kuil Palani Andawer, yang berada di Gampong Keudah, Banda Aceh.
“Kita melakukan persiapannya dari tanggal 14, 15, 16. Acara kegiatannya ulang tahun Dewa Muruga. Jadi setiap tahun kita merayakan dan semalam sudah membawa keliling arca. Kita harus membawa arca itu keluar melihat dunia luar,” kata Rada Krisna, pendeta Hindu Kuil Palani Andawer, Minggu, 16 April 2017.
Prosesi keagamaan ini setiap tahunnya dipimpin oleh para pendeta Hindu dari Kota Medan. Sementara mereka yang ikut dalam ritual tersebut berasal dari umat Hindu Medan dan Banda Aceh.
“Itu sekitar 80-an, itu dari Medan dan Banda Aceh. Kita di Banda Aceh lebih kurang sekitar 25 (orang). Etnis Tamil semuanya,” katanya lagi.
Amatan portalsatu.com, perayaan ini dilakukan dengan mengarak patung dewa dari Kuil Palani Andawer menuju ke bantaran Krueng (sungai) Aceh yang tak jauh dari kuil. Setelah itu, penganut Hindu melakukan ritual penusukan besi tajam ke beberapa orang peserta perayaan.
“Itu ada suatu niatan, dia orangtuanya mungkin dalam keadaan sakit. Dia mengambil niat untuk bisa disembuhkan orangtuanya atau dengan usaha yang telah dilakukan dia,” kata Rada Krisna.
Rada Krisna bersyukur pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan sukses meskipun Hindu merupakan penganut agama minoritas di Banda Aceh. Dia berharap kegiatan seperti ini bisa lebih baik lagi di masa mendatang.
“Cukup bagus, sampai sekarang belum ada satu gesekan apapun. Malah banyak didukung oleh banyak mayoritas,” kata Rada Krisna.[]
Sumber:portalsatu.com
“Kita melakukan persiapannya dari tanggal 14, 15, 16. Acara kegiatannya ulang tahun Dewa Muruga. Jadi setiap tahun kita merayakan dan semalam sudah membawa keliling arca. Kita harus membawa arca itu keluar melihat dunia luar,” kata Rada Krisna, pendeta Hindu Kuil Palani Andawer, Minggu, 16 April 2017.
Prosesi keagamaan ini setiap tahunnya dipimpin oleh para pendeta Hindu dari Kota Medan. Sementara mereka yang ikut dalam ritual tersebut berasal dari umat Hindu Medan dan Banda Aceh.
“Itu sekitar 80-an, itu dari Medan dan Banda Aceh. Kita di Banda Aceh lebih kurang sekitar 25 (orang). Etnis Tamil semuanya,” katanya lagi.
Amatan portalsatu.com, perayaan ini dilakukan dengan mengarak patung dewa dari Kuil Palani Andawer menuju ke bantaran Krueng (sungai) Aceh yang tak jauh dari kuil. Setelah itu, penganut Hindu melakukan ritual penusukan besi tajam ke beberapa orang peserta perayaan.
“Itu ada suatu niatan, dia orangtuanya mungkin dalam keadaan sakit. Dia mengambil niat untuk bisa disembuhkan orangtuanya atau dengan usaha yang telah dilakukan dia,” kata Rada Krisna.
Rada Krisna bersyukur pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan sukses meskipun Hindu merupakan penganut agama minoritas di Banda Aceh. Dia berharap kegiatan seperti ini bisa lebih baik lagi di masa mendatang.
“Cukup bagus, sampai sekarang belum ada satu gesekan apapun. Malah banyak didukung oleh banyak mayoritas,” kata Rada Krisna.[]
Sumber:portalsatu.com
loading...
Post a Comment