Ahmad Baedowi bersama Jaana Palojarvi (tengah) dan Jouni Kangasniemi |
AMP - Sebanyak 30 guru asal Aceh, Jumat (7/4/2017) ini akan diwisuda setelah menuntaskan program master pendidikan di tiga universitas terkemuka di Finlandia. Prosesi wisuda akan digelar di Tampere University, sekitar satu perjalanan darat dari Helsinki, Ibu Kota Finlandia.
"Mereka mengikuti perkuliahan selama 18 bulan di Aceh dan sejumlah tempat di Finlandia. Komposisi pendidikan dan penelitian sengaja didesain berimbang tanpa mencabut akar guru dari tempat tugasnya," kata Direktur Akademik Yayasan Sukma Bangsa (YSB) Dr Ahmad Baedowi di sela jamuan makan malam dengan Rektor Finland University Pekka T. Saavalainen, pada Kamis 6 April 2017 malam waktu setempat atau Jumat dinihari pukul 03.00 WIB.
Acara tersebut juga dihadiri antara lain oleh Pendiri Yayasan Sukma Surya Paloh, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Duta Besar RI untuk Finlandia Wiwiek Setyawati Frman, Ketua Yayasan Sukma Rerie Lestari Moerdijat, Penasihat Yayasan Sukma Prof Komarudin Hidayat, dan pakar pendidikan Prof Hafid Abbas.
Program "Master Degree for Teacher Education" ini, menurut Rerie, menelan biaya sekitar 1,1 juta Euro. Dana sebesar itu sepenuhnya ditanggung oleh Surya Paloh.
Sekadar mengingatkan, YSB yang berdiri pada 25 Februari 2005 menyelenggarakan jaringan lembaga pendidikan untuk anak-anak Aceh korban tsunami yang melanda Aceh dan Sumatra Utara pada akhir 2004. Selama 40 hari berturut-turut kelompok Media milik Surya Paloh menyiarkan berita bencana tersebut dan mengumpulkan donasi dan kontribusi dari publik lewat program "Indonesia Menangis".
Dana yang terkumpul selain untuk membantu langsung para korban juga untuk membentuk YSB. Salah satu tujuan utamanya adalah merehabilitasi bidang pendidikan. Akibat bencana tsunami Aceh kehilangan sampai 35 persen potensi intelektualnya. Sejumlah besar guru, pengajar perguruan tinggi, serta fasilitas-fasilitas pendidikannya telah menjadi korban tsunami.
"Tapi dana dari donasi waktuitu hanya cukup untuk tahun pertama. Selebihnya hingga hari ini Pak Surya (Paloh) yang menanggung dari kantong pribadinya," ujar Rerie.
Sebelum jamuan makan malam, Baedhowi melakukan pertemuan dengan Jaana Palojarvi, Director of Internasional Relation dan Jouni Kangasniemi, Head of Development dari Kementrian Pendidikan Dan Budaya Finlandia. Mereka antara lain membicarakan perkembangan kerjasama YSB dengan Finland University yang telah berjalan sejak Oktober 2015.
Kerjasama tersebut telah melaksanakan program peningkatan kapasitas guru di lingkungan Sekolah Sukma Bangsa Aceh sepanjang 2016 hingga awal 2017. "Kerjasama ini akan menjadi langkah awal perubahan di bidang pendidikan yang mengutamakan pengembangan kapasitas guru di sekolah dengan perspektif pendidikan Finlandia yang menekankan identitas profesional guru, otonomi serta kolaborasi di tingkat sekolah," papar Baedowi.[modusaceh.co]
"Mereka mengikuti perkuliahan selama 18 bulan di Aceh dan sejumlah tempat di Finlandia. Komposisi pendidikan dan penelitian sengaja didesain berimbang tanpa mencabut akar guru dari tempat tugasnya," kata Direktur Akademik Yayasan Sukma Bangsa (YSB) Dr Ahmad Baedowi di sela jamuan makan malam dengan Rektor Finland University Pekka T. Saavalainen, pada Kamis 6 April 2017 malam waktu setempat atau Jumat dinihari pukul 03.00 WIB.
Acara tersebut juga dihadiri antara lain oleh Pendiri Yayasan Sukma Surya Paloh, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Duta Besar RI untuk Finlandia Wiwiek Setyawati Frman, Ketua Yayasan Sukma Rerie Lestari Moerdijat, Penasihat Yayasan Sukma Prof Komarudin Hidayat, dan pakar pendidikan Prof Hafid Abbas.
Program "Master Degree for Teacher Education" ini, menurut Rerie, menelan biaya sekitar 1,1 juta Euro. Dana sebesar itu sepenuhnya ditanggung oleh Surya Paloh.
Sekadar mengingatkan, YSB yang berdiri pada 25 Februari 2005 menyelenggarakan jaringan lembaga pendidikan untuk anak-anak Aceh korban tsunami yang melanda Aceh dan Sumatra Utara pada akhir 2004. Selama 40 hari berturut-turut kelompok Media milik Surya Paloh menyiarkan berita bencana tersebut dan mengumpulkan donasi dan kontribusi dari publik lewat program "Indonesia Menangis".
Dana yang terkumpul selain untuk membantu langsung para korban juga untuk membentuk YSB. Salah satu tujuan utamanya adalah merehabilitasi bidang pendidikan. Akibat bencana tsunami Aceh kehilangan sampai 35 persen potensi intelektualnya. Sejumlah besar guru, pengajar perguruan tinggi, serta fasilitas-fasilitas pendidikannya telah menjadi korban tsunami.
"Tapi dana dari donasi waktuitu hanya cukup untuk tahun pertama. Selebihnya hingga hari ini Pak Surya (Paloh) yang menanggung dari kantong pribadinya," ujar Rerie.
Sebelum jamuan makan malam, Baedhowi melakukan pertemuan dengan Jaana Palojarvi, Director of Internasional Relation dan Jouni Kangasniemi, Head of Development dari Kementrian Pendidikan Dan Budaya Finlandia. Mereka antara lain membicarakan perkembangan kerjasama YSB dengan Finland University yang telah berjalan sejak Oktober 2015.
Kerjasama tersebut telah melaksanakan program peningkatan kapasitas guru di lingkungan Sekolah Sukma Bangsa Aceh sepanjang 2016 hingga awal 2017. "Kerjasama ini akan menjadi langkah awal perubahan di bidang pendidikan yang mengutamakan pengembangan kapasitas guru di sekolah dengan perspektif pendidikan Finlandia yang menekankan identitas profesional guru, otonomi serta kolaborasi di tingkat sekolah," papar Baedowi.[modusaceh.co]
loading...
Post a Comment