Foto: BERITAKINI.CO/Ari Munandar |
AMP - Aparat Polres Bireuen menetapkan tiga warga Aceh Tengah yang sempat diamuk masa di Simpang Adam Batre, Kota Juang, Bireuen, Rabu (5/4/2017), sebagai tersangka pencurian. Ketiga orang tersebut, masing-masing MI (31), HS (33) dan HM (32).
Kapolres Bireuen AKBP Heru Novianto mengatakan, ketiganya diduga melakukan pencurian di Toko Grosir milik Musliadi, di Desa Keude Alue Rheng, Kecamatan Peudada, Bireuen kemarin.
“Polisi juga masih mendalami apakah mereka terlibat pencurian di tempat lain karena dari pelaku kami mendapatkan uang sebanyak Rp 11 juta, dua gelang dan satu kalung emas,” kata Heru dalam konferensi pers siang tadi di Mapolres Bireuen.
Heru mengatakan, polisi juga telah mengantongi rekaman CCTV dari Toko Grosir Musliadi. Rekaman itu juga sempat tersebar di media sosial, terutama Facebook.
Video tersebut merekam jelas seorang anak perempuan yang merupakan anak pelaku melakukan pencurian uang dari laci toko tersebut.
Adik pemilik Toko Grosir, Hendra menerangkan, awalnya mereka tak merasa curiga dengan gerak-gerik keluarga tersebut.
“Mereka memesan bermacam barang sembako yang nilainya mencapai Rp 2 juta. Tapi saat proses pembayaran, MI dan keluarganya malah pergi meninggalkan toko yang sedang menghitung semua harga barang yang diminta,” jelas Hendra.
Penasaran, kata Hendra, Musliadi lalu memutar CCTV yang dipasang di tokonya. Saat melihat rekaman yang berdurasi 2 menit 57 detik itu, Musliadi terperanjat. Betapa tidak, salah seorang seorang anak perempuan yang ikut di mobil MI, berjalan mondar-mandir dari samping wanita yang mengenakan baju hijau ke belakang meja kasir.
Parahnya, anak perempuan bukan cuma mondar-mandir. Dia berupaya menarik laci tempat penyimpanan uang. Upaya itu berhasil setelah si anak menarik laci untuk kali yang kedua dan mengambil selembar uang kertas.
Baca: Lupa Bayar Jajanan Anaknya, Warga Aceh Tengah Diamuk Massa di Bireuen
Setelah melihat rekaman tersebut, Musliadi ditemani seorang warga langsung mengejar pelaku yang mengendarai Suzuki Carry BL 475 G tersebut.
Setelah dua kilometer, Musliadi melihat mobil merah milik MI, tepatnya di Desa Blangbladeh. Musliadi lalu mencegat mobil MI.
Melihat kemunculan Musliadi, MI panik dan kembali tancap gas, dan aksi kejar-kejaranpun terjadi.
Sampai di simpang Geulumpang Payong, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, MI mengambil jalur tengah, akses jalan baru 3 kilometer arah barat menuju Kota Bireuen.
Aksi kejar-kejaran itu berakhir saat mobil yang dikendarai MI terjebak macet di Simpang Adam Batre.
Emosi karena MI lari saat dicegat di Blangbladeh, Musliadi turun dari sepeda motornya dan memukul MI. Aksi pemukulan yang dilakukan Musliadi, memancing amarah beberapa orang yang berada di sekitar tempat kejadian.
Tanpa bertanya, mereka ikut memukul MI hingga babak belur.
Setelah MI diamankan oleh Polisi, Musliadi juga ikut ke Mapolres Bireuen guna memberi keterangan terkait kasus tersebut.
Polisi mengatakan, dalam Suzuki Carry BL 475 G terdapat tiga orang dewasa dan empat anak-anak. “Anak-anak ini sudah kita titipkan di Dinas Sosial,” katanya.
Polisi, kata Heru, akan melakukan pengembangan terhadap kasus ini. “Akan secepatnya kita ungkap,” katanya.(*)
Kapolres Bireuen AKBP Heru Novianto mengatakan, ketiganya diduga melakukan pencurian di Toko Grosir milik Musliadi, di Desa Keude Alue Rheng, Kecamatan Peudada, Bireuen kemarin.
“Polisi juga masih mendalami apakah mereka terlibat pencurian di tempat lain karena dari pelaku kami mendapatkan uang sebanyak Rp 11 juta, dua gelang dan satu kalung emas,” kata Heru dalam konferensi pers siang tadi di Mapolres Bireuen.
Heru mengatakan, polisi juga telah mengantongi rekaman CCTV dari Toko Grosir Musliadi. Rekaman itu juga sempat tersebar di media sosial, terutama Facebook.
Video tersebut merekam jelas seorang anak perempuan yang merupakan anak pelaku melakukan pencurian uang dari laci toko tersebut.
Adik pemilik Toko Grosir, Hendra menerangkan, awalnya mereka tak merasa curiga dengan gerak-gerik keluarga tersebut.
“Mereka memesan bermacam barang sembako yang nilainya mencapai Rp 2 juta. Tapi saat proses pembayaran, MI dan keluarganya malah pergi meninggalkan toko yang sedang menghitung semua harga barang yang diminta,” jelas Hendra.
Penasaran, kata Hendra, Musliadi lalu memutar CCTV yang dipasang di tokonya. Saat melihat rekaman yang berdurasi 2 menit 57 detik itu, Musliadi terperanjat. Betapa tidak, salah seorang seorang anak perempuan yang ikut di mobil MI, berjalan mondar-mandir dari samping wanita yang mengenakan baju hijau ke belakang meja kasir.
Parahnya, anak perempuan bukan cuma mondar-mandir. Dia berupaya menarik laci tempat penyimpanan uang. Upaya itu berhasil setelah si anak menarik laci untuk kali yang kedua dan mengambil selembar uang kertas.
Baca: Lupa Bayar Jajanan Anaknya, Warga Aceh Tengah Diamuk Massa di Bireuen
Setelah melihat rekaman tersebut, Musliadi ditemani seorang warga langsung mengejar pelaku yang mengendarai Suzuki Carry BL 475 G tersebut.
Setelah dua kilometer, Musliadi melihat mobil merah milik MI, tepatnya di Desa Blangbladeh. Musliadi lalu mencegat mobil MI.
Melihat kemunculan Musliadi, MI panik dan kembali tancap gas, dan aksi kejar-kejaranpun terjadi.
Sampai di simpang Geulumpang Payong, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, MI mengambil jalur tengah, akses jalan baru 3 kilometer arah barat menuju Kota Bireuen.
Aksi kejar-kejaran itu berakhir saat mobil yang dikendarai MI terjebak macet di Simpang Adam Batre.
Emosi karena MI lari saat dicegat di Blangbladeh, Musliadi turun dari sepeda motornya dan memukul MI. Aksi pemukulan yang dilakukan Musliadi, memancing amarah beberapa orang yang berada di sekitar tempat kejadian.
Tanpa bertanya, mereka ikut memukul MI hingga babak belur.
Setelah MI diamankan oleh Polisi, Musliadi juga ikut ke Mapolres Bireuen guna memberi keterangan terkait kasus tersebut.
Polisi mengatakan, dalam Suzuki Carry BL 475 G terdapat tiga orang dewasa dan empat anak-anak. “Anak-anak ini sudah kita titipkan di Dinas Sosial,” katanya.
Polisi, kata Heru, akan melakukan pengembangan terhadap kasus ini. “Akan secepatnya kita ungkap,” katanya.(*)
loading...
Post a Comment