Halloween Costume ideas 2015
loading...

Fatimah dan Potret Buram Pemerintah Aceh

AMP - Di tengah melimpahnya dana Otsus serta hiruk pikuknya bagi bagi kue APBA di tataran eksekutif dan legislatif Aceh, kita kembali disajikan dengan ceita tragis tentang nasib kelam buruh migran asal Aceh di Malaysia. Adalah wanita muda nan lugu Fatimah (20) asal Desa Pasi Beurandeh, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia.

Wanita gampong itu menjadi korban trafiking atau perdagangan manusia, dan dipaksa bekerja hingga dinihari, gaji dipotong serta mengaku dipaksa mengkonsumsi babi oleh majikannya. Biasanya pemotongan gaji itu, karena sang majikan telah membeli Fatimah dari agen penyalur tenaga kerja. Ya....Fatimah beda tipis dengan lakon budak belian di abad 18 hingga 19.

Fatimah adalah produk dari ketidakmampuan pemerintah negeri ini untuk memberikan peluang kehidupan bagi warganya. Secara nasional, Aceh memang tidaklah memiliki jumlah yang signifikan dalam hal tenaga kerja wanita (TKW) di negeri seberang. Namun tetap saja, Aceh memang ikut ‘mengekspor’ babu ke Malaysia atau negeri jiran lainnya.
Ilustrasi masyarakat miskin


Kondisi itu menjadi ironi di tengah melimpahnya rupiah untuk Aceh, sejak diberlakukan dana tambahan berupa Dana Otsus di Aceh. Fatimah hanyalah bukti kecil tentang tidak mengalirnya secara utuh dana itu untuk kesejahteraan masyarakat.

Fatimah yang lugu tak mampu membuat proposal, atau bahkan mengangkat senjata dengan membawa bawa isu dhuafa serta anak yatim dan janda. Lalu iapun menjadi korban dari manusia berhati iblis dengan kedok memberi pekerjaan. Padahal sebenarnya adalah diperjualbelikan.

Sebagai bahan bandingan, jumlah angka pengangguran di Provinsi Aceh dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Mei 2013 tercatat 175 ribu orang. Angka itu meningkat sebesar 28.000 orang dari tahun 2014.

Angka itu cukup menjadi saksi dan bukti betapa Pemerintah Aceh belum mampu memberikan ladang kehidupan kepada rakyatnya. Hal itu menjadi lebih buruk, ketika pengawasan terhadap pihak pihak yang menjual mimpi tentang peluang pekerjaan, nyaris tidak ada.

Walhasil para penjual beli manusia dengan kedok memberi pekerjaan di luar negeri itu, makin bebas beraksi dan mencari mangsanya. Dan puluhan, ratusan serta bahkan ribuan Fatimah lainnya akan menjadi korban.

Kita baru sibuk ketika ada warga negeri ini yang dipulangkan dari negeri jiran dengan kondisi babak belur. Bahkan kadang berlomba menjemput di bandara atau perbatasan, untuk sebuah pencitraan.

Ingat...Fatimah Fatimah itu tak mau tahu soal Pilkada yang makin dekat, hingga para pejabat seakan melupakan rakyatnya. Fatimah tak juga mau tahu dengan proyek proyek ratusan miliar di pusat kota yang notabene terkesan mercusuar.

Rakyat kecil hanya mau tahu mengapa anggaran nyaris sudah seratusan triliun rupiah yang dikucurkan ke Aceh, malah membuat masyarakat miskin bertambah. Fatimah terpaksa menjadi ‘budak belian’ di negeri seberang karena angka pengangguran makin membengkak? Ada apa dengan pemerintahan geutanyoe?

Sumber: serambinews.com
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget