AMP - Menanggapi pernyataan Muzakkir Manaf, Wakil Gubernur Aceh, yang mempertanyakan tuntutan pemekaran Alabas untuk kepentingan siapa sebagaimana dimuat di portalsatu.com ditanggapi santai oleh Polem Muda Ahmad Yani, Ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa (Forkab) Aceh di sela-sela mengikuti acara Pentas Seni Budaya Aceh Louser Antara Barat Selatan (ALABAS).
Polem kepada media ini mengantakan sebaiknya Muzakkir Manaf fokus pada upaya merealisasikan program-program pembangunan Aceh, sebagaimana yang sudah tertuang dalam dokumen APBA supaya serapannya maksimal dan dapat segera dinikmati oleh masyarakat seluruh Aceh.
Menurut Polem, jika pemerintah Aceh sibuk menanggapi masalah pemekaran provinsi nanti realisasi APBA akan kembali kedodoran. Ujung-ujungnya dana yang ditransfer pemerintah pusat ke Aceh dikembalikan lagi ke Jakarta dalam jumlah besar.
Masih menurut Polem yang juga mantan kombatan, mengapa dulu kepemimpinan dalam tubuh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di bagi dalam 17 wilayah dipimpin oleh gubernur. Namun mengapa kini hanya tambah satu provinsi saja Muzakkir Manaf sudah panik?
“Mualem santai sajalah, toh tujuan pemekaran provinsi untuk kesejahteraan rakyat yang berada di bumo Aceh,” sebut Polem.
Menanggapi kalimat Muzakkir pada Minggu, 14 Februari 2016 tentang “Di pulau Jawa itu, 160 juta penduduknya hanya 6 provinsi. Hana meugabuek pih lagoe?” juga mendapat tanggapan dari Polem.
Bagaimana pula dengan Irian Jaya, meskipun penduduknya lebih sedikit dari Aceh namun jumlah provinsinya sudah 2 dengan bertambah provinsi baru Papua Barat. Bahkan, menurut desain besar penataan daerah yang dibacanya, malah Papua akan bertambah beberapa provinsi lagi. Malah untuk menambah provinsi di Irian Jaya pemerintahnya bersama masyarakat di sana bergandeng tangan bahu-membahu berjuang ke Jakarta supaya dengan penambahan jumlah provinsi akan bertambah jumlah anggaran yang diterima masyarakat di tanah Papua, kata polem.
Lebih jauh Ketua Forkab Aceh itu menjelaskan, jika pulau Jawa yang berjumlah 6 provinsi itu, dari ujung Jawa barat ke Ujung Jawa Timur dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 jam saja selama ini. Nanti di 2017, itu bisa ditempuh dengan waktu sekitar 12 jam saja.
“Pertanyaan saya, apakah Muzakkir Manaf tahu berapa jam yang diperlukan oleh masyarakat dari Aceh Tenggara dan Aceh Singkil menuju ibu kota provinsi?” tanya Polem.
Kemudian, tanyanya apa program yang sudah dibuat oleh pemerintah Aceh untuk menanggulangi atau memperpendek jarak tempuh rakyat Aceh dari ujung Singkil dan Kuta Cane itu?.
Selain itu menurut Polem, pemerintah Aceh selama ini memang tidak fokus dalam membangun Aceh. Waktu terbuang untuk mengurus hal-hal yang tidak mendesak untuk rakyat dan asyik membangun permusuhan dengan pemerintah pusat.
Akibatnya, jangankan meminta tambahan anggaran dari pusat, malah dana yang sudah masuk ke Aceh tidak bisa dimanfaatkan secara baik.
Bagi kami Forkab Aceh yang juga didukung sepenuhnya oleh Forkab Wilayah ABAS dan ALA menginginkan pemekaran provinsi segera lahir sebagaimana aspirasi masyarakat yang berkembang dan mendapat dukungan luas di wilayah ALA dan ABAS. [acehtrend]
Polem kepada media ini mengantakan sebaiknya Muzakkir Manaf fokus pada upaya merealisasikan program-program pembangunan Aceh, sebagaimana yang sudah tertuang dalam dokumen APBA supaya serapannya maksimal dan dapat segera dinikmati oleh masyarakat seluruh Aceh.
Menurut Polem, jika pemerintah Aceh sibuk menanggapi masalah pemekaran provinsi nanti realisasi APBA akan kembali kedodoran. Ujung-ujungnya dana yang ditransfer pemerintah pusat ke Aceh dikembalikan lagi ke Jakarta dalam jumlah besar.
Masih menurut Polem yang juga mantan kombatan, mengapa dulu kepemimpinan dalam tubuh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di bagi dalam 17 wilayah dipimpin oleh gubernur. Namun mengapa kini hanya tambah satu provinsi saja Muzakkir Manaf sudah panik?
“Mualem santai sajalah, toh tujuan pemekaran provinsi untuk kesejahteraan rakyat yang berada di bumo Aceh,” sebut Polem.
Menanggapi kalimat Muzakkir pada Minggu, 14 Februari 2016 tentang “Di pulau Jawa itu, 160 juta penduduknya hanya 6 provinsi. Hana meugabuek pih lagoe?” juga mendapat tanggapan dari Polem.
Bagaimana pula dengan Irian Jaya, meskipun penduduknya lebih sedikit dari Aceh namun jumlah provinsinya sudah 2 dengan bertambah provinsi baru Papua Barat. Bahkan, menurut desain besar penataan daerah yang dibacanya, malah Papua akan bertambah beberapa provinsi lagi. Malah untuk menambah provinsi di Irian Jaya pemerintahnya bersama masyarakat di sana bergandeng tangan bahu-membahu berjuang ke Jakarta supaya dengan penambahan jumlah provinsi akan bertambah jumlah anggaran yang diterima masyarakat di tanah Papua, kata polem.
Lebih jauh Ketua Forkab Aceh itu menjelaskan, jika pulau Jawa yang berjumlah 6 provinsi itu, dari ujung Jawa barat ke Ujung Jawa Timur dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 jam saja selama ini. Nanti di 2017, itu bisa ditempuh dengan waktu sekitar 12 jam saja.
“Pertanyaan saya, apakah Muzakkir Manaf tahu berapa jam yang diperlukan oleh masyarakat dari Aceh Tenggara dan Aceh Singkil menuju ibu kota provinsi?” tanya Polem.
Kemudian, tanyanya apa program yang sudah dibuat oleh pemerintah Aceh untuk menanggulangi atau memperpendek jarak tempuh rakyat Aceh dari ujung Singkil dan Kuta Cane itu?.
Selain itu menurut Polem, pemerintah Aceh selama ini memang tidak fokus dalam membangun Aceh. Waktu terbuang untuk mengurus hal-hal yang tidak mendesak untuk rakyat dan asyik membangun permusuhan dengan pemerintah pusat.
Akibatnya, jangankan meminta tambahan anggaran dari pusat, malah dana yang sudah masuk ke Aceh tidak bisa dimanfaatkan secara baik.
Bagi kami Forkab Aceh yang juga didukung sepenuhnya oleh Forkab Wilayah ABAS dan ALA menginginkan pemekaran provinsi segera lahir sebagaimana aspirasi masyarakat yang berkembang dan mendapat dukungan luas di wilayah ALA dan ABAS. [acehtrend]
loading...
Post a Comment