AMP - Tiga kelompok etnik bersenjata dari Myanmar melakukan diskusi terkait pembentukan partai lokal di Aceh yang berlangsung di kantor Partai Aceh (PA) di Banda Aceh, Selasa (16/2).
Sehari sebelumnya, 17 perwakilan dari tiga kelompok yang telah menandatangai genjatan senjata dengan pemerintah Myanmar itu juga beraudiensi dengan Wali Nanggroe di Gedung Majelis Adat Aceh (MAA).
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga kelompok etnik bersenjata yang berkunjung ke Aceh itu adalah, Karen National Union/Karen National Liberation Army (KNU/KNLA), Democratic Karen Benevolent Army (DKBA), dan Karen National Union/Karen National Liberation Army Peace Council (KNU/KNLA PC).
Jika saat audiensi bersama Wali Nanggroe mereka mempelajari perdamaian Aceh, kemarin saat menyambangi Kantor Partai Aceh (PA), ke-17 orang dari tiga kelompok itu menanyakan terkait pembentukan partai lokal di Aceh setelah damai terwujud, khususnya PA selaku partai lokal yang paling dominan di Aceh saat ini.
Juru Bicara PA, Adi Laweung, dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa hal terkait pembentukan partai lokal di Aceh. Katanya, setelah kesepakatan damai antara Aceh dan Pemerintah Indonesia pada 2005 silam, salah satu kompensasi perdamaian yang diberikan adalah, dibolehkannya pembentukan partai lokal di Aceh.
“Partai Aceh adalah partai yang lahir dari rahim perdamaian. Saat pembentukan awalnya juga penuh lika-liku. Saat ini, Partai Aceh diamanahkan oleh masyarakat Aceh untuk melanjutkan perjuangan yang belum selesai, terkait kesejahteraan di Aceh,” kata Adi Laweung dalam diskusi itu.
Dalam kesempatan itu Adi laweung juga menjelaskan struktural partai beserta bendera partai kepada para delegasi. Ia juga menjelaskan, sejak pertama mengikuti pemilu legislatif pada tahun 2009, Partai Aceh langsung mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat Aceh.
“Partai Aceh ini milik semua masyarakat Aceh, di dalamnya juga terhimpun semua para eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka 9GAM),” kata Adi Laweung.
Selain bisa memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Partai Aceh juga berhasil mendulang suara untuk bupati dan wakil bupati di 23 kabupten/kota di Aceh pada pilkada lalu. “Semua kita bekerja untuk memenangkan Partai Aceh di setiap kabupaten kota. Nah, jika ke depan kawan-kawan dari Myanmar ingin jadi anggota legsilatif di Aceh mari bergabung denga Partai Aceh,” sebut Adi Laweung sambil tertawa.
Sementara itu, pimpinan rombongan tiga kelompok bersenjata itu, Jenderal Issac Po kepada wartawan mengatakan, kedatangan pihaknya ke Aceh untuk mempelajari perdamaian Aceh yang telah terwujud. “Semua proses perdamaian di Aceh menjadi contoh yang bagus bagi kita. Kita belajar banyak dalam kunjungan ini,” pungkas Issac Po. [serambinews.com]
Sehari sebelumnya, 17 perwakilan dari tiga kelompok yang telah menandatangai genjatan senjata dengan pemerintah Myanmar itu juga beraudiensi dengan Wali Nanggroe di Gedung Majelis Adat Aceh (MAA).
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga kelompok etnik bersenjata yang berkunjung ke Aceh itu adalah, Karen National Union/Karen National Liberation Army (KNU/KNLA), Democratic Karen Benevolent Army (DKBA), dan Karen National Union/Karen National Liberation Army Peace Council (KNU/KNLA PC).
Jika saat audiensi bersama Wali Nanggroe mereka mempelajari perdamaian Aceh, kemarin saat menyambangi Kantor Partai Aceh (PA), ke-17 orang dari tiga kelompok itu menanyakan terkait pembentukan partai lokal di Aceh setelah damai terwujud, khususnya PA selaku partai lokal yang paling dominan di Aceh saat ini.
Juru Bicara PA, Adi Laweung, dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa hal terkait pembentukan partai lokal di Aceh. Katanya, setelah kesepakatan damai antara Aceh dan Pemerintah Indonesia pada 2005 silam, salah satu kompensasi perdamaian yang diberikan adalah, dibolehkannya pembentukan partai lokal di Aceh.
“Partai Aceh adalah partai yang lahir dari rahim perdamaian. Saat pembentukan awalnya juga penuh lika-liku. Saat ini, Partai Aceh diamanahkan oleh masyarakat Aceh untuk melanjutkan perjuangan yang belum selesai, terkait kesejahteraan di Aceh,” kata Adi Laweung dalam diskusi itu.
Dalam kesempatan itu Adi laweung juga menjelaskan struktural partai beserta bendera partai kepada para delegasi. Ia juga menjelaskan, sejak pertama mengikuti pemilu legislatif pada tahun 2009, Partai Aceh langsung mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat Aceh.
“Partai Aceh ini milik semua masyarakat Aceh, di dalamnya juga terhimpun semua para eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka 9GAM),” kata Adi Laweung.
Selain bisa memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Partai Aceh juga berhasil mendulang suara untuk bupati dan wakil bupati di 23 kabupten/kota di Aceh pada pilkada lalu. “Semua kita bekerja untuk memenangkan Partai Aceh di setiap kabupaten kota. Nah, jika ke depan kawan-kawan dari Myanmar ingin jadi anggota legsilatif di Aceh mari bergabung denga Partai Aceh,” sebut Adi Laweung sambil tertawa.
Sementara itu, pimpinan rombongan tiga kelompok bersenjata itu, Jenderal Issac Po kepada wartawan mengatakan, kedatangan pihaknya ke Aceh untuk mempelajari perdamaian Aceh yang telah terwujud. “Semua proses perdamaian di Aceh menjadi contoh yang bagus bagi kita. Kita belajar banyak dalam kunjungan ini,” pungkas Issac Po. [serambinews.com]
loading...
Post a Comment