Suhu politik di Kabupaten Gayo Lues mulai bergeliat. Meski belum satupun figur yang mendeklarasikan diri maju dalam Pilkada 2017, namun beberapa partai sudah mengumumkan kadernya yang akan diusung.
Oleh Anuar Syahadat
AMP - Partai Golkar misalnya, DPD II Golkar Gayo Lues sudah mewacanakan untuk mengusung Said Sani sebagai bakal calon bupati mendatang. Meski demikian, anggota DPRK Gayo Lues itu belum mendapat restu dari DPD I Golkar Aceh maupun DPP Partai Golkar di Jakarta.
Ketua Golkar Gayo Lues H Ibnu Hasim mengatakan, hingga sekarang ini penentuan kandidat bupati yang diusung Golkar baru tahap internal. Pihaknya, kata dia, harus menunggu mekanisme dan peraturan dari DPP Partai Golkar terkait kriteria figur yang akan diusung nantinya. “Hingga sekarang belum kita tentukan siapa yang akan diusung Golkar, ini baru secara internal,” kata Ibnu Hasim kepada Pikiran Merdeka, Rabu 10 Februari lalu.
Meski begitu, kata Ibnu Hasim, Golkar Gayo Lues jauh-jauh hari sudah mempersiapkan dua kader terbaiknya untuk bertarung di Pilkada 2017, yaitu Said Sani dan Ali Husin yang saat ini menjabat Ketua DPRK Gayo Lues. Dari dua nama tersebut, saat ini sudah mengerucut ke satu nama, yaitu Said Sani.
Dijelaskan Ibnu Hasim, proses munculnya kandidat tersebut juga berdasarkan hasil perolehan suara pada saat Pemilu Legislatif lalu.
Dalam komitmen yang telah disepakati, Golkar memilih dua orang yang paling banyak memperoleh suara untuk diusung pada Pilkada 2017. Kedua orang itu adalah H Ali Husin dan Said Sani. Setelah berembuk, Ali Husin ditetapkan sebagai Ketua DPRK dan Said Sani dipersiapkan maju sebagai kandidat bupati.
Sementara itu, Said Sani yang juga anggota DPRK Gayo Lues menyatakan siap maju sebagai Balon bupati dari Partai Golkar. Kini, anggota DPRK Gayo Lues dari Partai Golkar ini tinggal menunggu persetujuan pimpinan partai politik yang menaunginya itu.
Said Sani juga membenarkan bahwa seusai Pileg 2014 lalu, secara internal Partai Golkar membuat komitmen bahwa kadernya yang memperoleh suara terbanyak akan diprioritaskan untuk menjadi Ketua DPRK dan balon bupati pada Pilkada mendatang.
Jika nanti dirinya tak jadi diusung, maka dia meyarankan Ketua DPD II Partai Golkar menunjuk H Ali Husin sebagai balon bupati. “Dari dukungan masyarakat terhadap Ali Husin yang luar bisa, maka beliau berpeluang besar untuk menang pada Pilkada nanti,” katanya.
Said Sani menegaskan, dirinya siap menyukseskan siapa pun calon bupati yang akan diusung Partai Golkar nanti. “Mau saya calonnya atau tidak, yang penting orang diusung Partai Golkar harus menang,” ujarnya.
Di lain pihak, H Ali Husin SH juga mengaku siap mendukung apabila keputusan Golkar mengusung Said Sani sebagai calon bupati. “Kami sudah komitmen sebelum saya menjadi Ketua DPRK dulu, jika nantinya atas nama partai dicalonkan Said Sani sebagai calon bupati, saya sangat mendukungnya. Apapun cerita, Partai Golkar harus menang,” katanya, Sabtu pekan lalu.
Namun demikian, kata Ali Husin, pengusungan Said Sani sebagai bakal calon bupati bisa gagal jika yang bersangkutan mengundurkan diri atau tidak bersedia dicalonkan. Golkar pun akan menetapkan calon lain setelah melalui proses rapat.
“Seandainya Said Sani tidak bersedia, dan saya ditunjuk sebagai calon bupati, saya siap saja. Apapun keputusan Golkar akan saya ikuti. Saya siap maju asalkan Golkar mendukung, dan juga siap mendukung kader lain diusung partai,” katanya.
Selain kedua kader Partai Golkar tersebut, bursa Cabub Gayo Lues juga diprediksi bakal diramaikan oleh beberapa nama lainnya. Dua tokoh Gayo yang kini menjadi legislator juga disebut-sebut akan maju. Mereka yakni Muhammad Amru, politisi Partai Aceh kini menjadi anggota DPRA. Satu lagi, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Aceh Irmawan S Sos yang kini menjadi legislator Aceh di DPR-RI.
Sementara itu, Sekda gayo Lues H Thalib S Sos MM dan Hj Salamah —istri H Ibnu Hasim (bupati sekarang)— juga dikabarkan akan maju satu paket. Namun, Thalib buru-buru membantahnya.
Dia mengaku masih ingin mengembangkan karir sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS). “Saya sudah menjabat sebagai Sekda, ngapain lagi mencalonkan diri sebagai bupati. Usia juga masih muda, sayang kan karir saya kalau harus berakhir hanya gara-gara nyalon,” ujarnya.
Thalib menegaskan, dirinya saat ini hanya fokus memperbaiki SDM PNS dan memajukan prekonomian dalam kapasitasnya sebagai Sekda Gayo Lues yang dijabat belum genap setahun.
Sementara politisi Partai Aceh Muhammad Amru yang dikabarkan akan maju sebagai calon bupati mengaku masih menimbang-nimbang untuk meninggalkan keanggotaannya di DPRA. Ia mengaku tak ingin dicap rakus jabatan.
“Kita tidak ingin juga konstituen kecewa, karena meninggalkan jabatan yang baru beberapa tahun saya duduki,” kata Amru, 19 Februari pekan lalu.
Amru sebenarnya mantan kader Partai Golkar yang pernah menjabat Ketua DPRK Gayo Lues. Namun, pada Pileg 2014, ia maju menjadi legislator DPRA melalui Partai Aceh. Kepada Pikiran Merdeka, Amru mengaku memiliki niat maju sebagai Cabub di Gayo Lues ataupun Aceh Tenggara. Keinginan itu timbul karena desakan dari berbagai kalangan yang memintanya maju dalam Pilkada mendatang.
Di internal partai, Amru mengaku telah dipanggail oleh Ketua PA/KPA Muzakir Manaf. Kepadanya, Mualem memerintahkan untuk mempersiapkan diri agar ambil bagian dalam Pilkada 2017. Menurut dia, Mualem sudah mewacanakan untuk mengusung dirinya sebagai calon bupati.
“Saya sudah dipanggil oleh Mualem. Di internal partai diumumkan bahwa saya untuk calon nomor satu di Kabupaten Gayo Lues. Sedangkan untuk Kabupaten Aceh Tenggara, saya diproyeksikan untuk posisi Cawabub,” katanya.
Namun, lanjut dia, PA saat ini belum mengeluarkan keputusan resmi untuk Cabub di kedua wilayah di kaki gunung Leuser itu. “Saat ini hal tersebut masih dalam tahap wacana, karena belum dinyatakan dalam sebuah keputusan partai. Namun, partai sudah memberi sinyal akan mengusung saya untuk Gayo Lues atau Aceh Tenggara,” ulangnya.
Saat ini Amru juga masih menunggu revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU MD3). Ia mengaku jika nanti hasil revisi tersebut memihak kepadanya yakni tidak harus meniggalkan mundur dari kursi DPRA, maka ia akan memutuskan untuk maju.
Sementara itu, Ketua PA Gayo Lues Tawar Nate menyatakan masih menunggu calon yang diusung Partai Golkar. Kemudian, pihaknya baru akan memutuskan siapa kader yang mampu menandingi pamor Cabup dari partai beringin itu.
“Kita tunggu dulu siapa yang akan dicalonkan Partai Golkar, baru kita tentukan siapa yang akan dicalonkan oleh Partai Aceh,” katanya, pekan lalu.
Partai Aceh di Gayo Lues tidak mau gegabah mengambil langkah untuk mendukung salah satu kandidat. Kekalahan pada Pilkada dulu menjadi pelajaran berarti bagi Partai Aceh agar bisa memenangkan Pilkada serentak tahun 2017.
“Memang ada beberapa nama yang akan kita usung dari Partai Aceh, satu di antaranya akan dipilih oleh PA Gayo Lues dan pimpinan DPA PA. Kemudian barulah ditentukan pasangan yang cocok, tetapi kalau sekarang belum kita tentukan meski sudah ada yang meminang,” ujarnya, tanpa menyebut siapa yang meminang Partai Aceh. [PM004]
Diterbitkan Tabloid Pikiran Merdeka
AMP - Partai Golkar misalnya, DPD II Golkar Gayo Lues sudah mewacanakan untuk mengusung Said Sani sebagai bakal calon bupati mendatang. Meski demikian, anggota DPRK Gayo Lues itu belum mendapat restu dari DPD I Golkar Aceh maupun DPP Partai Golkar di Jakarta.
Ketua Golkar Gayo Lues H Ibnu Hasim mengatakan, hingga sekarang ini penentuan kandidat bupati yang diusung Golkar baru tahap internal. Pihaknya, kata dia, harus menunggu mekanisme dan peraturan dari DPP Partai Golkar terkait kriteria figur yang akan diusung nantinya. “Hingga sekarang belum kita tentukan siapa yang akan diusung Golkar, ini baru secara internal,” kata Ibnu Hasim kepada Pikiran Merdeka, Rabu 10 Februari lalu.
Meski begitu, kata Ibnu Hasim, Golkar Gayo Lues jauh-jauh hari sudah mempersiapkan dua kader terbaiknya untuk bertarung di Pilkada 2017, yaitu Said Sani dan Ali Husin yang saat ini menjabat Ketua DPRK Gayo Lues. Dari dua nama tersebut, saat ini sudah mengerucut ke satu nama, yaitu Said Sani.
Dijelaskan Ibnu Hasim, proses munculnya kandidat tersebut juga berdasarkan hasil perolehan suara pada saat Pemilu Legislatif lalu.
Dalam komitmen yang telah disepakati, Golkar memilih dua orang yang paling banyak memperoleh suara untuk diusung pada Pilkada 2017. Kedua orang itu adalah H Ali Husin dan Said Sani. Setelah berembuk, Ali Husin ditetapkan sebagai Ketua DPRK dan Said Sani dipersiapkan maju sebagai kandidat bupati.
Sementara itu, Said Sani yang juga anggota DPRK Gayo Lues menyatakan siap maju sebagai Balon bupati dari Partai Golkar. Kini, anggota DPRK Gayo Lues dari Partai Golkar ini tinggal menunggu persetujuan pimpinan partai politik yang menaunginya itu.
Said Sani juga membenarkan bahwa seusai Pileg 2014 lalu, secara internal Partai Golkar membuat komitmen bahwa kadernya yang memperoleh suara terbanyak akan diprioritaskan untuk menjadi Ketua DPRK dan balon bupati pada Pilkada mendatang.
Jika nanti dirinya tak jadi diusung, maka dia meyarankan Ketua DPD II Partai Golkar menunjuk H Ali Husin sebagai balon bupati. “Dari dukungan masyarakat terhadap Ali Husin yang luar bisa, maka beliau berpeluang besar untuk menang pada Pilkada nanti,” katanya.
Said Sani menegaskan, dirinya siap menyukseskan siapa pun calon bupati yang akan diusung Partai Golkar nanti. “Mau saya calonnya atau tidak, yang penting orang diusung Partai Golkar harus menang,” ujarnya.
Di lain pihak, H Ali Husin SH juga mengaku siap mendukung apabila keputusan Golkar mengusung Said Sani sebagai calon bupati. “Kami sudah komitmen sebelum saya menjadi Ketua DPRK dulu, jika nantinya atas nama partai dicalonkan Said Sani sebagai calon bupati, saya sangat mendukungnya. Apapun cerita, Partai Golkar harus menang,” katanya, Sabtu pekan lalu.
Namun demikian, kata Ali Husin, pengusungan Said Sani sebagai bakal calon bupati bisa gagal jika yang bersangkutan mengundurkan diri atau tidak bersedia dicalonkan. Golkar pun akan menetapkan calon lain setelah melalui proses rapat.
“Seandainya Said Sani tidak bersedia, dan saya ditunjuk sebagai calon bupati, saya siap saja. Apapun keputusan Golkar akan saya ikuti. Saya siap maju asalkan Golkar mendukung, dan juga siap mendukung kader lain diusung partai,” katanya.
Selain kedua kader Partai Golkar tersebut, bursa Cabub Gayo Lues juga diprediksi bakal diramaikan oleh beberapa nama lainnya. Dua tokoh Gayo yang kini menjadi legislator juga disebut-sebut akan maju. Mereka yakni Muhammad Amru, politisi Partai Aceh kini menjadi anggota DPRA. Satu lagi, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Aceh Irmawan S Sos yang kini menjadi legislator Aceh di DPR-RI.
Sementara itu, Sekda gayo Lues H Thalib S Sos MM dan Hj Salamah —istri H Ibnu Hasim (bupati sekarang)— juga dikabarkan akan maju satu paket. Namun, Thalib buru-buru membantahnya.
Dia mengaku masih ingin mengembangkan karir sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS). “Saya sudah menjabat sebagai Sekda, ngapain lagi mencalonkan diri sebagai bupati. Usia juga masih muda, sayang kan karir saya kalau harus berakhir hanya gara-gara nyalon,” ujarnya.
Thalib menegaskan, dirinya saat ini hanya fokus memperbaiki SDM PNS dan memajukan prekonomian dalam kapasitasnya sebagai Sekda Gayo Lues yang dijabat belum genap setahun.
Sementara politisi Partai Aceh Muhammad Amru yang dikabarkan akan maju sebagai calon bupati mengaku masih menimbang-nimbang untuk meninggalkan keanggotaannya di DPRA. Ia mengaku tak ingin dicap rakus jabatan.
“Kita tidak ingin juga konstituen kecewa, karena meninggalkan jabatan yang baru beberapa tahun saya duduki,” kata Amru, 19 Februari pekan lalu.
Amru sebenarnya mantan kader Partai Golkar yang pernah menjabat Ketua DPRK Gayo Lues. Namun, pada Pileg 2014, ia maju menjadi legislator DPRA melalui Partai Aceh. Kepada Pikiran Merdeka, Amru mengaku memiliki niat maju sebagai Cabub di Gayo Lues ataupun Aceh Tenggara. Keinginan itu timbul karena desakan dari berbagai kalangan yang memintanya maju dalam Pilkada mendatang.
Di internal partai, Amru mengaku telah dipanggail oleh Ketua PA/KPA Muzakir Manaf. Kepadanya, Mualem memerintahkan untuk mempersiapkan diri agar ambil bagian dalam Pilkada 2017. Menurut dia, Mualem sudah mewacanakan untuk mengusung dirinya sebagai calon bupati.
“Saya sudah dipanggil oleh Mualem. Di internal partai diumumkan bahwa saya untuk calon nomor satu di Kabupaten Gayo Lues. Sedangkan untuk Kabupaten Aceh Tenggara, saya diproyeksikan untuk posisi Cawabub,” katanya.
Namun, lanjut dia, PA saat ini belum mengeluarkan keputusan resmi untuk Cabub di kedua wilayah di kaki gunung Leuser itu. “Saat ini hal tersebut masih dalam tahap wacana, karena belum dinyatakan dalam sebuah keputusan partai. Namun, partai sudah memberi sinyal akan mengusung saya untuk Gayo Lues atau Aceh Tenggara,” ulangnya.
Saat ini Amru juga masih menunggu revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU MD3). Ia mengaku jika nanti hasil revisi tersebut memihak kepadanya yakni tidak harus meniggalkan mundur dari kursi DPRA, maka ia akan memutuskan untuk maju.
Sementara itu, Ketua PA Gayo Lues Tawar Nate menyatakan masih menunggu calon yang diusung Partai Golkar. Kemudian, pihaknya baru akan memutuskan siapa kader yang mampu menandingi pamor Cabup dari partai beringin itu.
“Kita tunggu dulu siapa yang akan dicalonkan Partai Golkar, baru kita tentukan siapa yang akan dicalonkan oleh Partai Aceh,” katanya, pekan lalu.
Partai Aceh di Gayo Lues tidak mau gegabah mengambil langkah untuk mendukung salah satu kandidat. Kekalahan pada Pilkada dulu menjadi pelajaran berarti bagi Partai Aceh agar bisa memenangkan Pilkada serentak tahun 2017.
“Memang ada beberapa nama yang akan kita usung dari Partai Aceh, satu di antaranya akan dipilih oleh PA Gayo Lues dan pimpinan DPA PA. Kemudian barulah ditentukan pasangan yang cocok, tetapi kalau sekarang belum kita tentukan meski sudah ada yang meminang,” ujarnya, tanpa menyebut siapa yang meminang Partai Aceh. [PM004]
Diterbitkan Tabloid Pikiran Merdeka
loading...
Post a Comment