AMP - Ada sebuah keajaiban saat tsunami menerjang Aceh 10 tahun silam. Seorang nenek bisa selamat setelah ditolong oleh seekor ular.
Cerita ini memang terdengar tak masuk akal, namun ini sebuah kisah nyata. Adalah Ummikasum yang akrap disapa Maksum berkisah saat ia diselamatkan oleh seekor ular.
Nenek berprofesi sebagai juru memandikan mayat itu tidak ingat secara persis bagaimana cara dililit sang ular, hingga akhrnya bisa selamat dari hantaman gelombang tsunami setinggi pohon kepala tua.
Mulanya, Minggu pagi hari malapetaka bagi seluruh rakyat Aceh, Maksum sedang asyik menyiram dan membersihkan bunga yang ada di pekarangan rumahnya.
Tiba-tiba sekitar pukul 08.00 WIB, bumi Aceh bergetar, bergoyang ke kiri dan ke nanan. Baru ia sadar ternyata gempa berkekuatan 9,8 SR.
Dia bersama seorang cucu yang masih berusia 5 tahun dalam gendongannya menjauh dari bangunan dan mencari tanah lapang.
"Dulu rumah saya besar dan saya sedang di luar, sedang tanam bunga," kata Maksum dikutip Dream.co.id dari laman Merdeka.com, Kamis 25 Desember 2014.
Saat itu anak keduanya berlarian ke arah Maksum dan mengatakan air laut naik ke darat. Tiba-tiba, air laut benar-benar menerjang Maksum dari belakang.
Letak rumah Maksum dengan bibir pantai hanya berkisar 400 meter. Hingga ia terjatuh dan cucunya dalam gendongan pun terlepas.
Saat itu ia berusaha untuk meraih cucunya, namun derasnya gelombang tidak sebanding dengan kekuatan tangannya yang saat itu berusia 50 tahun. "Sempat saya tarik cucu saya, tetapi kawat yang terpegang, sampai luka ini jari saya," kata dia sambil menunjukkan bekas jarinya yang luka.
Kala itu maksum tak sadarkan diri lagi. Tiba-tiba saja ia sudah berada di daerah jembatan Krueng Cut yang berjarak sekitar 800 meter dari rumahnya. Saat itulah dia baru sadar, bahwa bersamanya ada seekor ular besar yang melilit tubuhnya. Kepala ular itu menjulur ke arah wajah Maksum.
Namun saat itu, Maksum tidak sedikit merasa takut. Justru Maksum mengaku, sempat berbisik dengan suara nada lemas, meminta agar bisa diselamatkan ke daratan. "Saya bilang waktu itu, tolong selamatkan saya ke darat," ucapnya dengan bahasa Aceh.
Lantas, ular itu mengantar ke darat langsung bergerak dan menenggelamkan ia ke dalam sungai dan tiba-tiba ia sudah berada di jembatan Lamnyong, Darussalam dengan Jaraknya sekitar 300 meter.
Ketika itu Maksum sudah mulai sadarkan diri. Dia mengaku bisa mendengar ada jeritan orang yang meminta tolong, karena digulung dalam gelombang arus sungai Krueng Cut tersebut.
"Saya waktu itu tidak ada lagi pakaian sehelai pun. Saya dalam sampah dan ular itu masih melilit tubuh saya," jelasnya.
Maksum bisa keluar dari tumpukan sampah dan lilitan ular di tubuhnya setelah 3 orang anak muda dari petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menghampirinya.
Mereka langsung mengangkat tubuh Maksum dari sungai tersebut. "Saya sempat bilang, ada ular di tubuh saya melilit, namun salah satu dari mereka bilang tidak apa-apa, ular itu tidak menggigit kita," kenangnya.
Secara perlahan-lahan ular yang melilit tubuhnya tadi langsung melepaskan dirinya dan lalu menghilang dalam sekejap ke dalam sungai. Wa allahua'lam!
Kini Maksum menempati sebuah rumah bantuan di lokasi semula. Untuk mengisi waktu luang, ia membuka sebuah kios berjualan makan.
(Sumber: Merdeka.com)
Cerita ini memang terdengar tak masuk akal, namun ini sebuah kisah nyata. Adalah Ummikasum yang akrap disapa Maksum berkisah saat ia diselamatkan oleh seekor ular.
Nenek berprofesi sebagai juru memandikan mayat itu tidak ingat secara persis bagaimana cara dililit sang ular, hingga akhrnya bisa selamat dari hantaman gelombang tsunami setinggi pohon kepala tua.
Mulanya, Minggu pagi hari malapetaka bagi seluruh rakyat Aceh, Maksum sedang asyik menyiram dan membersihkan bunga yang ada di pekarangan rumahnya.
Tiba-tiba sekitar pukul 08.00 WIB, bumi Aceh bergetar, bergoyang ke kiri dan ke nanan. Baru ia sadar ternyata gempa berkekuatan 9,8 SR.
Dia bersama seorang cucu yang masih berusia 5 tahun dalam gendongannya menjauh dari bangunan dan mencari tanah lapang.
"Dulu rumah saya besar dan saya sedang di luar, sedang tanam bunga," kata Maksum dikutip Dream.co.id dari laman Merdeka.com, Kamis 25 Desember 2014.
Saat itu anak keduanya berlarian ke arah Maksum dan mengatakan air laut naik ke darat. Tiba-tiba, air laut benar-benar menerjang Maksum dari belakang.
Letak rumah Maksum dengan bibir pantai hanya berkisar 400 meter. Hingga ia terjatuh dan cucunya dalam gendongan pun terlepas.
Saat itu ia berusaha untuk meraih cucunya, namun derasnya gelombang tidak sebanding dengan kekuatan tangannya yang saat itu berusia 50 tahun. "Sempat saya tarik cucu saya, tetapi kawat yang terpegang, sampai luka ini jari saya," kata dia sambil menunjukkan bekas jarinya yang luka.
Kala itu maksum tak sadarkan diri lagi. Tiba-tiba saja ia sudah berada di daerah jembatan Krueng Cut yang berjarak sekitar 800 meter dari rumahnya. Saat itulah dia baru sadar, bahwa bersamanya ada seekor ular besar yang melilit tubuhnya. Kepala ular itu menjulur ke arah wajah Maksum.
Namun saat itu, Maksum tidak sedikit merasa takut. Justru Maksum mengaku, sempat berbisik dengan suara nada lemas, meminta agar bisa diselamatkan ke daratan. "Saya bilang waktu itu, tolong selamatkan saya ke darat," ucapnya dengan bahasa Aceh.
Lantas, ular itu mengantar ke darat langsung bergerak dan menenggelamkan ia ke dalam sungai dan tiba-tiba ia sudah berada di jembatan Lamnyong, Darussalam dengan Jaraknya sekitar 300 meter.
Ketika itu Maksum sudah mulai sadarkan diri. Dia mengaku bisa mendengar ada jeritan orang yang meminta tolong, karena digulung dalam gelombang arus sungai Krueng Cut tersebut.
"Saya waktu itu tidak ada lagi pakaian sehelai pun. Saya dalam sampah dan ular itu masih melilit tubuh saya," jelasnya.
Maksum bisa keluar dari tumpukan sampah dan lilitan ular di tubuhnya setelah 3 orang anak muda dari petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menghampirinya.
Mereka langsung mengangkat tubuh Maksum dari sungai tersebut. "Saya sempat bilang, ada ular di tubuh saya melilit, namun salah satu dari mereka bilang tidak apa-apa, ular itu tidak menggigit kita," kenangnya.
Secara perlahan-lahan ular yang melilit tubuhnya tadi langsung melepaskan dirinya dan lalu menghilang dalam sekejap ke dalam sungai. Wa allahua'lam!
Kini Maksum menempati sebuah rumah bantuan di lokasi semula. Untuk mengisi waktu luang, ia membuka sebuah kios berjualan makan.
(Sumber: Merdeka.com)
loading...
Post a Comment