AMP - Gerakan untuk memekarkan Kabupaten Aceh Utara terus bergema. Bila sebelumnya ramai diberitakan tentang sepak-terjang para tokoh masyarakat dari 6 (enam) kecamatan di Wilayah Barat Kabupaten Aceh Utara yang hendak membentuk kabupaten baru, kini sayup-sayup mulai terdengar tentang adanya aksi serupa di wilayah tengah bekas kabupaten penghasil migas terbesar di Indonesia tersebut.
Dari info yang berhasil aceHTrend kumpulkan, Panitia Percepatan Pembentukan Daerah Otonomi Baru Aceh Utara Wilayah Tengah, saat ini sudah sampai pada tahapan penyusunan Naskah Akademik (NA) dan dalam waktu dekat akan segera dilakukan sosialisasi dan uji publik ke kecamatan-kecamatan yang masuk dalam wilayah pemekaran untuk menyerap aspirasi dari masyarakat luas.
Salah seorang inisiator pemekaran Aceh Utara Wilayah Tengah, Jailani, SH yang dimintai keterangannya oleh wartawan, Sabtu (06/02/2016) menjelaskan bahwa sebenarnya ide pemekaran tersebut telah lama diwacanakan, namun sempat menguap akibat adanya berbagai kesibukan pribadi dari para pencetusnya dan baru sempat diselenggarakan rapat terbuka pada tanggal 25 Oktober 2015 yang lalu di Kecamatan Syamtali Bayu untuk membentuk Panitia.
Saat ditanya tentang nama calon kabupaten baru tersebut, menurut Jailan terdapat banyak saran dan masukan yang mengemuka dalam rapat-rapat sebelumnya, namun untuk sementara ini telah mengerucut pada satu nama yaitu Kabupaten Aceh Pasee, meski demikian hal tersebut belum final dan masih terbuka peluang untuk direvisi, terangnya.
Kita tidak ingin terlebih dulu masuk pada hal-hal yang subtantif seperti masalah nama, lambang dan ibu kota kabupaten meski itu penting dan merupakan pra-syarat untuk pemekaran, tapi jikapun ada saran yang lebi baik lagi nantinya semua itu bisa dimusyawarahkan kemudian dan bila perlu diseminarkan, bahkan untuk logo bisa disayembarakan. K
“Kita belajar banyak dari kawan-kawan yang telah lebih dulu memulainya dan kita tidak mau terjebak pada persoalan-persoalan yang justru dapat melemahkan perjuangan kita ini. Hal yang terpenting adalah bagaimana Daerah Otonomi Baru (DOB) yang sedang kita rintis ini bisa secepatnya terbentuk dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat di wilayah ini,” ujar Jailani yang juga merupakan Tokoh Masyarakat Kecamatan Kuta Makmur.
Jailani mencontohkan Kabupaten Bireuen yang pada saat pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara dahulu bernama Kabupaten Jeumpa, lalu kemudian atas masukan berbagai pihak kemudian namanya dirubah. Disamping itu Propinsi Aceh juga sudah beberapa kali berubah nama, mulai dari D.I. Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam dan yang terakhir Pemerintah Aceh, jadi hal semacam itu menurutnya merupakan hal yang biasa di era demokrasi seperti sekarang ini.
Adapun kecamatan-kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Pasee ini diantaranya adalah Kecamatan Samudera, Meurah Mulia, Syamtalira Bayu, Geureudong Pase, Simpang Keuramat dan Kuta Makmur, rinci Jailani.
Dari info yang berhasil aceHTrend kumpulkan, Panitia Percepatan Pembentukan Daerah Otonomi Baru Aceh Utara Wilayah Tengah, saat ini sudah sampai pada tahapan penyusunan Naskah Akademik (NA) dan dalam waktu dekat akan segera dilakukan sosialisasi dan uji publik ke kecamatan-kecamatan yang masuk dalam wilayah pemekaran untuk menyerap aspirasi dari masyarakat luas.
Salah seorang inisiator pemekaran Aceh Utara Wilayah Tengah, Jailani, SH yang dimintai keterangannya oleh wartawan, Sabtu (06/02/2016) menjelaskan bahwa sebenarnya ide pemekaran tersebut telah lama diwacanakan, namun sempat menguap akibat adanya berbagai kesibukan pribadi dari para pencetusnya dan baru sempat diselenggarakan rapat terbuka pada tanggal 25 Oktober 2015 yang lalu di Kecamatan Syamtali Bayu untuk membentuk Panitia.
Saat ditanya tentang nama calon kabupaten baru tersebut, menurut Jailan terdapat banyak saran dan masukan yang mengemuka dalam rapat-rapat sebelumnya, namun untuk sementara ini telah mengerucut pada satu nama yaitu Kabupaten Aceh Pasee, meski demikian hal tersebut belum final dan masih terbuka peluang untuk direvisi, terangnya.
Kita tidak ingin terlebih dulu masuk pada hal-hal yang subtantif seperti masalah nama, lambang dan ibu kota kabupaten meski itu penting dan merupakan pra-syarat untuk pemekaran, tapi jikapun ada saran yang lebi baik lagi nantinya semua itu bisa dimusyawarahkan kemudian dan bila perlu diseminarkan, bahkan untuk logo bisa disayembarakan. K
“Kita belajar banyak dari kawan-kawan yang telah lebih dulu memulainya dan kita tidak mau terjebak pada persoalan-persoalan yang justru dapat melemahkan perjuangan kita ini. Hal yang terpenting adalah bagaimana Daerah Otonomi Baru (DOB) yang sedang kita rintis ini bisa secepatnya terbentuk dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat di wilayah ini,” ujar Jailani yang juga merupakan Tokoh Masyarakat Kecamatan Kuta Makmur.
Jailani mencontohkan Kabupaten Bireuen yang pada saat pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara dahulu bernama Kabupaten Jeumpa, lalu kemudian atas masukan berbagai pihak kemudian namanya dirubah. Disamping itu Propinsi Aceh juga sudah beberapa kali berubah nama, mulai dari D.I. Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam dan yang terakhir Pemerintah Aceh, jadi hal semacam itu menurutnya merupakan hal yang biasa di era demokrasi seperti sekarang ini.
Adapun kecamatan-kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Pasee ini diantaranya adalah Kecamatan Samudera, Meurah Mulia, Syamtalira Bayu, Geureudong Pase, Simpang Keuramat dan Kuta Makmur, rinci Jailani.
Sumber: acehtrend.co
loading...

Post a Comment