Halloween Costume ideas 2015
loading...

Menerka Motif Penculikan Sekretaris ULP

AMP - Setelah Din Mini Cs turun gunung, aksi penculikan bersenjata api masih saja terjadi di Aceh. Kali ini sasarannya Kamal Bahri (42), Sekretaris Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Aceh. Aksi itu berakhir dengan tewasnya dua dari empat penculik, setelah sempat terjadi kontak tembak antara pelaku dan polisi.

Insiden ini kembali memperpanjang aksi bersenjata api di Aceh. Aksi bak film laga ini tampaknya sudah menjadi kegemaran dan terbiasa dalam masyarakat kita. Dari beberapa kasus sebelumnya, sebagian diyakini berkaitan dengan politik, sebagian bermotif uang, dan sebagian besar tidak terungkap bahkan pengusutannya hilang begitu saja di kepolisian.

Apakah kasus kali ini karena tidak terpenuhinya harapan? Tekanan hidup, hanya dendam kriminal biasa atau dendam politik? Kita hanya bisa menduga-duga. Yang jelas, kekerasan bersenjata api seolah begitu mudah dilakoni oleh siapa saja, yang menyebabkan perjalanan damai di bumi Aceh masih ‘terbatuk-batuk’ hingga sekarang ini.

Mengapa mereka nekat menculik dan tidak merasa takut menggunakan senjata api dalam menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya? Mungkin ini karena kita semua telah terbiasa dan mungkin juga menyimpan perangai hampir sama. Hanya kebetulan beda nasib dan kedudukan saja. Naluri dan logika berpikir dalam menjalani hidup tampaknya hampir sama, bermental bengis dan menggemari aksi kaum bar-bar.

Apalagi dalam kasus penculikan Sekretaris ULP Pemerintah Aceh yang diyakini tidak lepas dari proses pelelangan proyek, tentu membuat siapa saja bisa kalap. Inidikasi ‘permainan’ yang kerap muncul dalam proses pelelangan proyek-proyek pemerintah memang bisa membuat sekelompok orang kecewa, terlebih mereka yang merasa dizalimi oleh panitia pelelangan. Maka, aksi nekat pun menjadi pilihan, menyelesaikan persoalan dengan cara-cara brutal.

Meski begitu, kita tetap berharap agar polisi bisa mengungkap motif sesungguhnya di balik penculikan itu. Kelihatannya polisi harus bekerja lebih keras, sehingga masyarakat tidak beramsumsi bahwa penegakan hukum di Aceh hanya bermain di kulitnya, tanpa berani masuk ke akar persoalannya. Kita ingin melihat apa yang melatarbelakangi penculikan Sekretaris ULP itu? Adakah kaitannya dengan proses pelelangan yang tidak sehat di ULP Pemerintah Aceh? Atau ada motif politik lain di baliknya?

Ini semua harus diungkap tuntas, agar kita tidak saja menghujat para penculik, tapi juga mengetahui akar persoalan yang sebenarnya. Bisa saja korban penculikan tersebut telah berlaku tidak adil dalam menjalankan tugas dan kewenangannya selaku pelaksana lelang, sehingga ada pihak yang merasa terzalimi? Kalau memang motifnya mengarah ke sana, maka perlu diusut juga kemungkinan-kemungkinan penyimpangan lain di ULP Pemerintah Aceh.

Selama ini, persekongkolan untuk memenangkan peserta tender tertentu yang bernuansa korupsi memang sudah kerap terjadi dalam proses pelelangan proyek pemerintah. Kita tidak heran lagi dengan munculnya dugaan diskriminasi, spesifikasi yang mengarah pemenang tertentu, dan proses tender yang tidak transparan. Sayangnya, tidak semua kasus bisa sampai ke ranah hukum, karena sebagaian besar memang melibatkan oknum penegak hukum dan sebagian lainnya luput dari pantauan hukum.

Harapan kita, kasus penculikan yang menewaskan dua pelakunya itu bisa terungkap tuntas. Tidak saja berhasil membekuk dua pelaku lain yang masih buron, tapi polisi juga harus mengungkap motif di balik aksi tersebut. Semoga polisi dapat menjadikan kasus ini sebagai pintu masuk untuk mengusut indikasi penyimpangan dalam proses tender yang dilaksanakan ULP Pemerintah Aceh selama ini. Semoga![pikiranmerdeka.co]
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget