Halloween Costume ideas 2015
loading...

Ancaman OPM Lebih Serius Ketimbang Teroris Santoso Cs Tapi Tak Seindah Perjuangan Din Minimi

AMP - Beragam pemberontakan yang muncul di Nusantara ini memang tak heran, ada kelompok yang memperjuangkan Agama dan ada juga yang ingin pisah diri dari Indonesia, begitu juga Perjuangan GAM di Aceh yang kandas sebatas nota Kesepahaman MoU Helsinki.

Munculnya Din Minimi bukan mengharapkan kemerdekaan melainkan mengharapkan kesejahteraan dan juga keadilan bagi Eks kombatan GAM dan anak Yatim korban konflik yang akhirnya Din Minimi menyerahkan diri kepada Kepala BIN dengan mendapatkan amnesty dari Presiden jokowi.

Namun kemuliaan perjuangan bisa dikatakan pada para pembela agama yaitu seperti Santoso Poso dan jika perjuangan yang sampai sekarang belum ada perdamaian dan tetap menginginkan kemerdekaan ya salah satunya kita bisa lihat kelompok OPM di Papua.

Pemerhati kontrateroris Harits Abu Ulya, mengatakan dalam kasus gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) terlihat pemerintah tidak adil dalam memberikan fokus perhatian.

"Kalau pemerintah bisa gerakkan Densus plus lebih dari seribu personel Brimob dan satuan lainnya untuk kejar jaringan teroris Santoso Cs kenapa tidak dilakukan hal yang sama terhadap kelompok separatis Papua?" ujar Harits.

Dia menambahkan, pemerintah harusnya lebih tegas dalam kasus tantangan terbuka OPM kepada TNI dan Polri. "Sebab, OPM lebih terorganisir, dengan visi politik yang jelas dan ada unsur-unsur asing backup. Jika dibiarkan maka akan berpotensi melahirkan disintergrasi secara serius," sambungnya.

Harits menegaskan, skala ancaman teroris OPM jauh lebih serius dibandingkan jaringan teroris Santoso di Poso. Menurutnya, TNI sangat bisa masuk untuk operasi di Papua, karena sudah masuk ranah kedaulatan.

"Kalau pemerintah serius, ya Presiden tinggal keluarkan Perpres untuk TNI agar take over sepenuhnya. Tapi sering kali kepentingan politik yang tidak jelas menjadi faktor kasus OPM terkesan diambangkan," tutur Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu.

Sebelumnya, kelompok gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo yang bermarkas di Lany Jaya, Papua menantang perang secara terbuka terhadap TNI, Polri dan masyarakat non Papua.

Perang terbuka itu, kata Enden, untuk menyatakan ketegasan bahwa perjuangan Papua merdeka tetap menjadi harga mati. Mereka pun menolak segala bentuk dialog yang ditawarkan pemerintah.[RED]
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget