AMP - Pentingnya peduli kepada anak yatim disebut di banyak literatur, baik al-Quran maupun hadits. Salah satu sabda Nabi Muhammad saw yang paling sering orang kutip adalah "Sebaik-baik rumah tangga Muslim ialah yang di dalamnya ada anak yatim yang dilayani dengan baik," (Ibnu Majah).
Konon, atas dasar ini lembaga panti asuhan didirikan. Sayangnya, niat awal kadang tak sesuai dengan fakta di lapangan, seperti yang terjadi di sebuah lokasi di Simbang Kulon-Kecamatan Buaran, 5 KM dari pusat kota Pekalongan.
Di jalan raya, anak-anak yatim dari sebuah panti asuhan itu disuruh meminta-minta di jalanan. Hal ini rutin dilakukan setiap bulan Muharam. “Tidak tiap hari, biasanya di bulan Suro (Muharam) saja,” kata seorang warga yang mengaku bernama Muhammad (30), Senin (3/10).
Menurut Muhammad, sejumlah anak tersebut berasal dari sebuah panti asuhan yang tak jauh dari lokasi mereka menarik iba para pengguna jalan. “Kami sih kasihan sama mereka. Kelihatannya gimana gitu, anak yatim kok disuruh ngemis di jalan seperti itu,” ujarnya.
Senada dengan Muhammad, seorang warga setempat lainnya, Sumiarni (32), juga mengaku prihatin. “Kami sebenarnya sih tak setuju anak yatim disuruh minta-minta. Tapi, kan, mereka disuruh yayasan,” ujarnya.
Menurut Sumiarni sebenarnya warga setempat cukup perhatian kepada anak-anak yatim tersebut. “Warga sering memberikan bantuan, tapi biasanya langsung ke anaknya, misalnya makanan atau uang jajan. Mereka kalau sekolah tak dikasih uang jajan, kasihan,” ujarnya.
Namun, pengurus panti asuhan mengelak kecurigaan masyarakat bahwa mereka memanfaatkan anak yatim untuk penggalangan dana demi kepentingan panti. "Kami mengkoordinir anak-anak untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke anak yatim lain yang tidak tinggal di panti," ujar Choirul Ikhlas, salah satu pengurus, saat dimintai konfirmasi melalui telepon.
Choirul mengatakan bahwa kegiatan pengumpulan dana itu rutin dilakukan setiap tanggal 10 Muharam, Senin (3/11). "Ini acara rutin, mas, tiap 10 Suro," pungkasnya.[RIMA]
Konon, atas dasar ini lembaga panti asuhan didirikan. Sayangnya, niat awal kadang tak sesuai dengan fakta di lapangan, seperti yang terjadi di sebuah lokasi di Simbang Kulon-Kecamatan Buaran, 5 KM dari pusat kota Pekalongan.
Di jalan raya, anak-anak yatim dari sebuah panti asuhan itu disuruh meminta-minta di jalanan. Hal ini rutin dilakukan setiap bulan Muharam. “Tidak tiap hari, biasanya di bulan Suro (Muharam) saja,” kata seorang warga yang mengaku bernama Muhammad (30), Senin (3/10).
Menurut Muhammad, sejumlah anak tersebut berasal dari sebuah panti asuhan yang tak jauh dari lokasi mereka menarik iba para pengguna jalan. “Kami sih kasihan sama mereka. Kelihatannya gimana gitu, anak yatim kok disuruh ngemis di jalan seperti itu,” ujarnya.
Senada dengan Muhammad, seorang warga setempat lainnya, Sumiarni (32), juga mengaku prihatin. “Kami sebenarnya sih tak setuju anak yatim disuruh minta-minta. Tapi, kan, mereka disuruh yayasan,” ujarnya.
Menurut Sumiarni sebenarnya warga setempat cukup perhatian kepada anak-anak yatim tersebut. “Warga sering memberikan bantuan, tapi biasanya langsung ke anaknya, misalnya makanan atau uang jajan. Mereka kalau sekolah tak dikasih uang jajan, kasihan,” ujarnya.
Namun, pengurus panti asuhan mengelak kecurigaan masyarakat bahwa mereka memanfaatkan anak yatim untuk penggalangan dana demi kepentingan panti. "Kami mengkoordinir anak-anak untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke anak yatim lain yang tidak tinggal di panti," ujar Choirul Ikhlas, salah satu pengurus, saat dimintai konfirmasi melalui telepon.
Choirul mengatakan bahwa kegiatan pengumpulan dana itu rutin dilakukan setiap tanggal 10 Muharam, Senin (3/11). "Ini acara rutin, mas, tiap 10 Suro," pungkasnya.[RIMA]
loading...
Post a Comment