Ilustrasi |
AMP - Peredaran narkoba, khususnya jenis sabu-sabu, semakin meluas di Aceh. Selain pengguna semakin ramai, harganya juga semakin meningkat.
Jika tahun lalu harganya berkisar antara Rp 2 miliar per kilogram, tahun ini meningkat menjadi Rp 2,5 miliar.
Hal itu diungkapkan Ponirin SSos, Staf Badan Nasional Narkotika (BNN) Provinsi Aceh dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Pembentukan Tim Terpadu Program Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Generasi Muda Aceh di Aula Bappeda Aceh, Kamis (17/12/2015) siang.
Ponirin tahu harga sabu-sabu di pasar gelap Aceh mencapai Rp 2,5 miliar per kg dari sejumlah pecandu/korban narkoba yang kini direhabilitasi oleh Badan Nasional Narkotika (BNN) Provinsi Aceh.
Ia yakin, semakin sering terjadi razia dan penangkapan sabu-sabu di Aceh, termasuk penggagalan penyelundupan dari luar negeri, menyebabkan semakin sulit mendapatkan sabu di Aceh. Ini memicu naiknya harga sabu di pasar gelap. Kalau dulu hanya Rp 1,5 miliar kemudian naik jadi Rp 2 miliar per kg, sekarang sudah mencapai Rp 2,5 per kg.
Dia sebutkan, pengguna narkoba di Aceh saat ini juga meningkat. Bila tahun lalu tercatat 69.385 orang, kini menjadi 73.201 orang atau meningkat 2,08 persen. Pecandu nonsuntik juga naik dari 17.611 orang menjadi 19.000 lebih. Pencandu dengan suntik juga naik, dari 1.126 orang, meningkat menjadi 1.175 orang.
Menurut Ponirin, kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena jumlah penggunan narkoba di Aceh akan bertambah banyak.
Ia ungkapkan juga bahwa 1 kg sabu-sabu bisa merusak 4.000 orang. Jadi, semakin banyak sabu yang beredar di Aceh, makin semakin banyak anak Aceh yang menjadi korbannya. [TRB]
Jika tahun lalu harganya berkisar antara Rp 2 miliar per kilogram, tahun ini meningkat menjadi Rp 2,5 miliar.
Hal itu diungkapkan Ponirin SSos, Staf Badan Nasional Narkotika (BNN) Provinsi Aceh dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Pembentukan Tim Terpadu Program Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Generasi Muda Aceh di Aula Bappeda Aceh, Kamis (17/12/2015) siang.
Ponirin tahu harga sabu-sabu di pasar gelap Aceh mencapai Rp 2,5 miliar per kg dari sejumlah pecandu/korban narkoba yang kini direhabilitasi oleh Badan Nasional Narkotika (BNN) Provinsi Aceh.
Ia yakin, semakin sering terjadi razia dan penangkapan sabu-sabu di Aceh, termasuk penggagalan penyelundupan dari luar negeri, menyebabkan semakin sulit mendapatkan sabu di Aceh. Ini memicu naiknya harga sabu di pasar gelap. Kalau dulu hanya Rp 1,5 miliar kemudian naik jadi Rp 2 miliar per kg, sekarang sudah mencapai Rp 2,5 per kg.
Dia sebutkan, pengguna narkoba di Aceh saat ini juga meningkat. Bila tahun lalu tercatat 69.385 orang, kini menjadi 73.201 orang atau meningkat 2,08 persen. Pecandu nonsuntik juga naik dari 17.611 orang menjadi 19.000 lebih. Pencandu dengan suntik juga naik, dari 1.126 orang, meningkat menjadi 1.175 orang.
Menurut Ponirin, kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena jumlah penggunan narkoba di Aceh akan bertambah banyak.
Ia ungkapkan juga bahwa 1 kg sabu-sabu bisa merusak 4.000 orang. Jadi, semakin banyak sabu yang beredar di Aceh, makin semakin banyak anak Aceh yang menjadi korbannya. [TRB]
loading...
Post a Comment