Halloween Costume ideas 2015
loading...

Pasca Pemukulan Keuchik Karena Tak Didapati Din Minimi , Warga Mengungsi karena Ketakutan

AMP - Kasus pengejaran kelompok Din Minimi yang di lakukan oleh ratusan aparat kepolisian sampai saat ini belum juga membuahkan hasil tentang keberadaan dan juga penangkapannnya.

Namun dampak dari pengejaran Din Minimi tersebut mulai berimbas kepada masyarakat sipil, ya salah satunya terjadi di Seneubok Bayu Kecamatan Banda Alam Aceh Timur.

Seperti dikutip di AJNN.NET Tengku Imum dan Keuchik Desa tersebut ditempeleng oknum polisi karena tak memberitahukan keberadaan kelompok Din Minimi, Kamis (24/12) kemarin.

Informasi tersebut diperoleh AJNN dari Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Safaruddin yang mengaku mendapatkan laporan dari Mukim Keude dan Tengku Imum.

Menurut Safaruddin, peristiwa itu terjadi saat aparat kepolisian melintasi kampung mereka untuk memburu Din Mini.

"Namun karea tak diberitahu, mereka ditempeleng di depan umum,"katanya, Jumat (25/12).

Safar menyebutkan tindakan ini bukan yang pertama kali terjadi di Aceh khususnya terkait pengejaran kelompok Din Minimi.

"Beberapa bulan yang lalu kami melakukan investigasi ke Geureudong Pasee di kampung halaman Ridwan yang tewas ditembak di rumahnya, dari informasi masyarakat juga menyampaikan hal demikian, Keuchik sampai disuruh tiarap di aspal," katanya. 

 Selanjutnya Direktur YARA menyebutkan kondisi seperti ini mengingatkan akan Aceh pada masa konflik dulu, dan hal seperti ini yang kemudian menjadikan konflik semakin meluas dikarenakan orang-orang mulai takut kepada aparat kepolisian, dan memilih bergabung dengan kelompok sipil bersenjata agar mereka dapat melindungi diri dari arogansi aparat keamanan.

"Kami mengecam tindakan kepolisian yang bertindak arogan dan brutal terhadap masyarakat sipil, ini menunjukkan bahwa terjadi pelanggaran HAM secara sistematis dan massif terhadap warga Aceh," katanya kepada AJNN, Jumat (25/12)

YARA medesak Kapolda untuk bertanggung jawab dan menindak anggotanyayang bersikap arogan dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Safar tindakan kekerasan yang terjadi seperti di Desa Seunebok Bayu itu dapat menyulut api konflik dalam masyarakat Aceh yang masih trauma dengan situsi konflik pada pasca MoU Helsinki.

"Kami juga mendesak Gubernur, DPR Aceh agar memanggil Kapolda untuk mengevaluasi pelaksanaan operasi-operasi yang telah menelan korban jiwa di Aceh seperti penembakan Beuriujuek dan Ridwan yang terindikasi pelanggaran HAM. Jika pemerintah tidak bergerak melakukan tindakan preventif atas arogansi aparat keamanan dilapangan maka jangan salahkan ketika masyarakat bergerak menurut caranya sendiri," ujarnya.

Safar menyebutkan, berdasarkan informasi yang ia peroleh saat ini masyarakat setempat mulai mengungsi keluar meninggalkan desa mereka karena takut akan dipukuli oleh anggota polisi yang sedang mencari Din Minimi.

"Kondisi masya saat ini seperti 'pliek lam peunerah', terjepit kiri kanan, jika mereka melaporkan mereka akan ditembak oleh kelompok yang dikejar oleh polisi, sedangkan jika tidak melaporkan maka akan di pukuli oleh polisi,"katanya.

Direktur YARA mengatakan, kondisi seperti ini mengingatkan akan Aceh pada masa konflik dulu, dan hal seperti ini yang kemudian menjadikan konflik semakin meluas dikarenakan orang-orang mulai takut kepada aparat kepolisian, dan memilih bergabung dengan kelompok sipil bersenjata agar mereka dapat melindungi diri dari arogansi aparat keamanan. [Red]
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget