Din Minimi dan Keluarganya Foto: Antara |
AMP - Perjalanan panjang perjuangan kemerdekaan Aceh masih di nanti oleh masyarakat, namun bagi masyarakat terkadang berpikir itu hal yang mustahil dan tidak mungkin.
Faktanya, Pasca konflik Aceh banyak janji yang di tumpahkan para elit politik dari Eks GAM yang menjamin dan berjanji akan memerdekakan Aceh melalui Partai Aceh jika mereka bisa menduduki kursi DPRA dan juga Gubernur.
Namun Realitanya, hampir habis jabatannya tak ada tanda-tanda atau realisasi janjinya semasa kampanye dulu.
Maka jangan heran jika Din Minimi muncul di tengah-tengah perjalanan damai Aceh.
Apakah Din Minimi baru akan muncul kembali nantinya? kita tidak bisa memprediksinya, karena rakyat aceh berkarakter militer walau tanpa dilatih oleh para tentara.
Dikutip dari Okezone.com, Pemimpin kelompok bersenjata Nurdin Ismail alias Din Minimi menyerahkan diri bersama pengikutnya. Masyarakat Aceh menyambut positif sikap ini, karena dianggap berdampak baik terhadap perdamaian di Serambi Mekkah.
“Kami rasa ini bagus untuk perdamaian Aceh ke depan. Itikad baik dari mereka yang sudah kembali ke masyarakat harus dihargai. Ini harus menjadi cambukan bagi pemerintah agar lebih memperhatikan kelompok-kelompok yang selama ini kurang diperhatikan,” kata warga Banda Aceh, Alaidin Ikrami (33) kepada Okezone, Rabu (30/12/2015).
Pendapat serupa dikatakan Khiththati, warga Aceh Besar. Menurutnya situasi ini harus dipertahankan agar tidak muncul lagi kelompok-kelompok bersenjata lainnya yang bisa mengganggu perdamaian.
“Jangan sampai muncul lagi Din-Din bersenjata yang lain. Jangan sampai hilang satu tumbuh seribu. Ini harus jadi final episode,” ujar Khiththati.
Juru Bicara Partai Aceh, Suadi Sulaiman Laweung mengatakan, semua pihak berharap tak ada lagi konflik terjadi setelah Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia berdamai.
“Semua pihak harus bertanggung jawab terhadap keamanan di Aceh. Kita berharap damai yang sudah ada kita jaga, kita bina,” sebutnya.
Terkait menyerahnya Din Minimi bersama pengikutnya, Suadi mengatakan, biarlah institusi negara yang mengurusnya. Begitu juga proses hukumnya diserahkan sepenuhnya kepada kepolisian.
“Itu urusan kapolri. Soal amnesty itu adalah proses hukum yang harus dilalui melalui hukum. Itu juga urusan kepala negara. Kami tidak bisa berkomentar lebih jauh,” pungkasnya.[red]
“Kami rasa ini bagus untuk perdamaian Aceh ke depan. Itikad baik dari mereka yang sudah kembali ke masyarakat harus dihargai. Ini harus menjadi cambukan bagi pemerintah agar lebih memperhatikan kelompok-kelompok yang selama ini kurang diperhatikan,” kata warga Banda Aceh, Alaidin Ikrami (33) kepada Okezone, Rabu (30/12/2015).
Pendapat serupa dikatakan Khiththati, warga Aceh Besar. Menurutnya situasi ini harus dipertahankan agar tidak muncul lagi kelompok-kelompok bersenjata lainnya yang bisa mengganggu perdamaian.
“Jangan sampai muncul lagi Din-Din bersenjata yang lain. Jangan sampai hilang satu tumbuh seribu. Ini harus jadi final episode,” ujar Khiththati.
Juru Bicara Partai Aceh, Suadi Sulaiman Laweung mengatakan, semua pihak berharap tak ada lagi konflik terjadi setelah Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia berdamai.
“Semua pihak harus bertanggung jawab terhadap keamanan di Aceh. Kita berharap damai yang sudah ada kita jaga, kita bina,” sebutnya.
Terkait menyerahnya Din Minimi bersama pengikutnya, Suadi mengatakan, biarlah institusi negara yang mengurusnya. Begitu juga proses hukumnya diserahkan sepenuhnya kepada kepolisian.
“Itu urusan kapolri. Soal amnesty itu adalah proses hukum yang harus dilalui melalui hukum. Itu juga urusan kepala negara. Kami tidak bisa berkomentar lebih jauh,” pungkasnya.[red]
loading...
Post a Comment