Herman Hery, anggota DPR RI dari fraksi PDIP (inilah.com) |
AMP - Kasubdit Narkoba Polda NTT, Kompol Albert Neno, ketiban sial mendapat kado Natal yang pahit. Pada tanggal 25 Desember 2015 malam, ia ditelpon seseorang dari Jakarta dan dimaki-maki monyet dan bangsat berkali-kali, dan diancam akan dibunuh. Orang penting yang menelponnya itu adalah seorang anggota DPR RI yang bernama Herman Hery, melalui percakapan via Handphone 081119xxxx.
Anggota DPR RI yang terhormat itu berang karena bisnis mirasnya dirazia oleh Polda NTT dalam operasi Pekat terkait pengamanan Natal. Melalui percakapan di Handphone, kurang lebih sekitar lima menit, Kompol Albert Neno dimaki-maki dengan kata-kata kasar yang tak pantas diucapkan oleh seorang anggota Dewan yang notabene adalah wakil rakyat, sebagai berikut;
"Kau monyet bangsat, kenapa mau tutup usaha saya? Kenapa kau sita minuman orang? Saya akan laporkan kau monyet ke Kapolri supaya kau dicopot! Kalau kau hebat, kau jantan, kau jago, ketemu saya di hotel, bawa senjata! Kau ketemu saya, saya habisi kau malam ini, bangsat!"
Sadis, bukan? Lantas siapa Herman Hery ini, bagaimana kiprah dan sepak terjangnya kok berani mencacimaki seorang Perwira Polisi dilingkungan Polda NTT itu? Herman Hery adalah anggota DPR RI dari fraksi PDIP yang mewakili Dapil (Daerah Pemilihan) Nusa Tenggara Timur 2 sejak tahun 2004 sampai sekarang. Bayangkan sudah hampir 11 tahun posisi orang ini tak tergoyahkan menjabat sebagai anggota DPR RI itu.
Sebagai seorang mantan anak jalanan yang pernah hidup dalam lika liku kelamnya dunia kekerasan premanisme di ibu kota, tentu saja aku tahu persis siapa-siapa saja sosok preman dan mafia yang jadi anggota DPR RI karena uang mereka, dan karena siapa dibelakang mereka, termasuk si Viktor Laiskodat alias Vecky, pria asal Pulau Semau, NTT, yang juga jadi anggota DPR RI sampai sekarang.
Saat ini Viktor Laiskodat diusung oleh Partai Nasdem besutannya Surya Paloh, dan hebatnya lagi posisinya Viktor Laiskodat juga sebagai anggota MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) menggantikan posisi Akbar Faizal yang dinonaktifkan dari Mahkamah Kehormatan Dewan hanya sesaat sebelum MKD menggelar sidang pengambilan putusan terhadap perkara Kode Etik Ketua DPR, Setya Novanto itu. Dulu waktu hidupnya masih susah, bung Vecky ini senior aku yang luntang lantung di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Bung Vecky gabung dengan kelompoknya Yos Woloare dari group Flores, yang bergerak dibidang jasa pembebasan lahan sengketa, penagihan hutang, pengamanan bisnis hiburan malam, eksekusi, dan jasa pengawalan. Hidupnya membaik ketika ia masuk penjara dan kenalan dengan salah satu kerabatnya TW yang satu sel dengannya. Lebih membaik lagi hidupnya setelah ia mempersunting Julie Sutrisno, kerabatnya TW, dan menjadi iparnya si Taipan yang sangat terkenal tersebut, sehingga menghantarnya menjadi anggota DPR RI sampai detik ini. Maka Anda jangan heran, group pengamanan kawasan elit SCBD Jakarta yang kepemilikannya adalah group Artha Graha milik TW, dipegang oleh bung Vecky ini. Berani bikin onar di kawasan elit SCBD itu, kalau enggak babak belur, nyawa taruhannya. Pada tahun 2010 yang silam, Viktor Laiskodat ini pernah dilaporkan ke Polisi oleh Susandi alias Aan karena kasus penganiayaan berat dan penyekapan terhadap mantan karyawan PT. Maritim Timur Jaya, anak perusahaannya Artha Graha, di gedung Artha Graha pada tanggal 14 Desember 2009. Entah mengapa, kasus itu menguap begitu saja sampai sekarang. Pada tahun 2003 yang silam, Viktor Laiskodat pernah didaulat menjadi calon Gubernur NTT pada Pilkada yang digelar pada bulan ke enam, dimana salah satu program kerja unggulannya yaitu akan menjadikan Pulau Semau Las Vegas kedua, dengan dalih untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat setempat.
Dana Timsesnya Viktor Laiskodat saat itu disokong penuh oleh TW untuk menjadikannya orang nomor satu di Bumi Lorosae kala itu. Namun ternyata mayoritas orang NTT enggak seculun yang mereka perkirakan. Rakyat NTT justru memenangkan Piet Tallo, Rivalnya Viktor Laiskodat, dengan selisih hanya 1 suara saja dengan Viktor Laiskodat, padahal sudah habis-habisan dana yang digelontorkan oleh TW melalui timsesnya Viktor Laiskodat saat itu. Piet Tallo adalah sosok pemimpin yang keras di NTT. Beliau pernah memberi makan lumpur kepada rakyat yang malas bekerja dan tak mau mengolah lahan untuk bercocok tanam. Baginya, orang yang malas bekerja tak pantas makan nasi, mereka lebih pantas makan lumpur. Walaupun sifatnya keras begitu, ia adalah sosok Gubernur yang dicintai oleh rakyatnya. Beda dengan jalan hidupnya Viktor Laiskodat yang karena faktor kebetulan dan keberuntungan garis tangannya semata,
Herman Hery bisa tembus lingkaran Senayan karena uangnya yang bicara. Pria kelahiran Ende, Flores-NTT ini, nama aslinya adalah Hery Chiap, seorang Tionghoa keturunan yang dulu kabur dari kota kelahirannya Ende, kota dimana Bung Karno dulu diasingkan oleh Belanda, dan merantau ke Jakarta, karena terlibat kasus pidana berat, yaitu pemalsuan uang, dimana uang difotokopi dan dibelanjakan. Merantau ke Jakarta tak membuat sifat liciknya hilang, justru malah ia sukses jadi orang karena kecerdasan dan kelihaiannya.
Hery Chiap melakukan usaha ilegal lainnya dengan bisnis Solar oplosan dan penimbunan Solar. Setelah uangnya sudah cukup banyak, ia mengembangkan kiprahnya dengan menggeluti bisnis-bisnis ilegal lainnya, sehingga menjadikannya sosok yang kaya raya di ibukota negara ini. Pengaruhnya Hery Chiap ini sangat kuat di bumi Lorosae itu. Anggota DPR RI dari Partai Demokrat asal Manggarai, Flores-NTT, Benny K. Harman, dulu gagal jadi Gubernur NTT pada tahun 2013 yang lalu karena campur tangan si Herman Hery alias Hery Chiap ini. Padahal saat itu Partai Demokrat adalah partai penguasa dimana Ketua Umumnya, SBY, masih menjabat sebagai Presiden RI.
Kehidupan Herman Hery ini tergolong glamour dan mewah. Ia tinggal di perumahan elit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ia punya hobi yang unik, yaitu mengkoleksi mobil mewah. Koleksi mobil mewahnya itu mulai dari Ferrari sampai sedan Bentley buatan Inggris seharga 7 Milliar, semuanya terparkir berjejer rapih di rumahnya yang mewah di Jl. Metro Raya Tk.II No.85, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Di Ibukota Provinsi NTT, kota Kupang, Herman Hery juga punya usaha lainnya untuk menambah pundi-pundi kekayaannya. Ia bangun satu-satunya hotel mewah di Kupang, yaitu Sotis Hotel, yang dipakai Jokowi untuk menginap selama kunjungannya ke NTT, dan perayaan Natal pada tanggal 28 Desember 2015 di kota Kupang.
Di Ibukota Provinsi NTT, kota Kupang, Herman Hery juga punya usaha lainnya untuk menambah pundi-pundi kekayaannya. Ia bangun satu-satunya hotel mewah di Kupang, yaitu Sotis Hotel, yang dipakai Jokowi untuk menginap selama kunjungannya ke NTT, dan perayaan Natal pada tanggal 28 Desember 2015 di kota Kupang.
Selain hotel mewah miliknya itu, Herman Hery juga punya usaha sampingan dengan menyediakan minuman keras berkelas, yaitu di Beer and Barrel, Sotis Hotel. Jadi aku sudah tak heran lagi kalau seorang Kasubdit Narkoba sekelas Polda NTT itu dimaki-maki dan diancam oleh Herman Hery alias Hery Chiap ini. Kalau dibandingkan dengan Setya Novanto, sepak terjangnya Setya Novanto itu masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sepak terjangnya si Herman Hery ini. Tulisan ini hanya paparan ringan saja, supaya Anda semua tahu bahwa para Politisi yang duduk manis di Senayan itu banyak yang berasal dari dunia hitam.[kompasiana.com]
loading...
Post a Comment