Ilustrasi |
Camat Pintu Rime Gayo, Mukhtar, mengatakan, Rabu (28/10/2015), bahwa sebanyak 139 jiwa warga di kawasan pedalaman meninggalkan rumah mereka karena puluhan ekor gajah liar memasuki dusun mereka, Selasa kemarin.
“Warga terpaksa mengungsi karena mereka trauma sebab sebelumnya beberapa kali gajah menganggu dan ada warga meninggal diamuk gajah,” katanya melalui telepon kepada acehkita.com
Akhir Januari lalu, seorang ibu rumah tangga berusia 38 tahun tewas setelah diamuk gajah yang menyerang rumahnya di Desa Musarapakat. Desa itu berbatasan dengan Rimba Raya. Sebelumnya November dan Agustus 2014, dua orang petani di kawasan Pinto Rime Gayo juga tewas dinjak-injak kawanan gajah liar yang memasuki kebun mereka.
“Warga sangat khawatir akan terjadi kasus serupa. Makanya seluruh warga Lubuk Raya telah mengungsi dan tidak ada seorangpun yang tertinggal di dusunnya karena mereka takut,” tutur Mukhtar.
Dia menjelaskan, warga yang sebagian besar petani tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi kawanan gajah liar. Selain rumah warga letaknya berjauhan, mereka tak punya peralatan untuk mengusir kawanan gajah.
Kawanan gajah yang jumlahnya diperkirakan 30 ekor masuk ke kawasan pedalaman itu sejak tiga minggu lalu. Tetapi, pada Selasa siang, kawanan gajah mulai memasuki permukiman penduduk sehingga mereka memutuskan untuk mengungsi.
Untuk mengevakuasi warga, tambahnya, pihak kecamatan menjemput mereka yang ketakutan dengan mobil bantuan warga di ibukota kecamatan. Jarak antara ibukota kecamatan dan dusun Lubuk Raya di desa Rimba Raya 20 kilometer.
Proses evakuasi warga selesai dilakukan menjelang Maghrib dan tadi malam mereka tidur di kantor camat. Pihak kecamatan telah mendirikan dapur umum.
“Mereka akan bertahan di tempat pengungsian sampai kawanan gajah tidak ada lagi di desanya,” kata Mukhtar.
“Warga hanya berharap agar pihak terkait segera mengusir kawanan gajah sehingga mereka bisa pulang ke kampungnya sebab semua harta benda ditinggalkan di rumah mereka.”
Dia menambahkan bahwa sejauh ini belum ada upaya serius dari pihak terkait untuk mengatasi konflik gajah dan manusia di daerahnya karena “ini adalah kasus kelima yang terjadi dalam 15 bulan terakhir.”
Ketika kawanan gajah mulai mendekati kawasan permukiman penduduk, binatang yang dilindungi itu merusak tanaman warga seperti kelapa, tebu, pinang, dan coklat.
Tetapi, Mukhtar mengaku belum punya data berapa kerugian yang dialami warganya akibat amukan gajah.(Acehkita)
loading...
Post a Comment