Ilustrasi |
Lhoksukon - 15 tahun, siswi salah satu SMA di Matangkuli, Aceh Utara, mengaku telah disetubuhi sebanyak lima kali oleh kekasihnya, BRN, 21 tahun, yang dikenal melalu telepon acak nomor.
“KNH mengaku pertama kali disetubuhi oleh kekasihnya pada pertengahan September 2015, di salah satu kios kosong yang ada di Gampong Parang Sikureung, Matangkuli,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Achmadi, melalui Kasat Reskrim AKP Mahliadi kepada portalsatu.com, Kamis, 22 Oktober 2015.
Kepada petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), KNH mengatakan, peristiwa itu bermula saat dia memutuskan pergi dari rumah setelah bertengkar dengan ibunya. Kala itu dia menghubungi BRN dan meminta diantarkan ke rumah salah satu kerabat KNH.
Permintaan ini dipenuhi oleh BRN. Dia kemudian membawa KNH jalan-jalan dan akhirnya singgah di salah satu kios kosong di Gampong Parang Sikureung. Setelah dibelikan nasi bungkus, KNH pun bercerita kepada BRN tentang alasannya pergi dari rumah.
“Setelah saja jelaskan, tiba-tiba BRN memegang bahu saya dan mencoba mencium saya. Kala itu saya menghindar. Lalu BRN berkata ‘main kita’ dan langsung membuka celana jeansnya dan hanya tersisa celana boxer. BRN kembali berkata ‘ayolah dek kita main, nanti kalau hamil abang akan tanggung jawab’. Hingga akhirnya kami melakukan hubungan intim layaknya suami istri,” kata petugas mengutip keterangan KNH.
KNH kembali mendatangi BRN di Parang Sikureung pada Kamis, 15 Oktober 2015. Saat itu, perempuan tersebut juga meninggalkan rumah karena ribut dengan keluarga.
“Saya datang menjumpai BRN yang sempat marah dan berkata ’ngapain kau ke sini’. Saya bilang mencari dirinya untuk tanggung jawab. Kala itu BRN membawa saya ke kios yang sama dan kami kembali berhubungan intim. Saya pun bermalam di kios itu bersamanya,” kata KNH.
KNH kemudian mengatakan dirinya minta pulang ke rumah pada Jumat, 16 Oktober 2015 malam. Namun sang kekasih tidak mengizinkannya. Ketika itu, menurut KNH, kekasihnya sempat mengambil sebilah parang dan mengayunkan parang tersebut ke arahnya.
“Saya sangat takut dan menangis. Kemudian ia merayu saya hingga akhirnya kami kembali berhubungan intim. Sabtu malam selanjutkan kami pun berhubungan lagi. Sebelum berhubungan intim yang pertama pada pertengahan September, kami baru berpacaran dua hari,” kata petugas masih mengutip keterangan KNH.
Tepat pada Selasa 20 Oktober 2015, kasus itu terungkap setelah KNH bertemu dengan ibunya saat sedang berada di rumah temannya yang ada di Simpang Mulieng, Kecamatan Syamtalira Aron.
“Ketika saya berada di rumah teman, tiba-tiba ibu datang menjemput. Saya ditanyai kemana saja selama lima hari pergi dari rumah. Saya ceritakan saya pergi bersama BRN dan menginap bersama di kios,” kata KNH kepada petugas.
Sementara itu, BRN yang ditemui portalsatu.com di Polres Aceh Utara mengatakan, kisahnya bersama KNH dimulai dari telepon ‘acak nomor’. Ia juga mengaku telah merajut kasih lebih dari dua bulan.
“Awalnya saya iseng tekan nomor asal-asalan di handphone. Saat telepon diangkat, saya langsung matikan. Ternyata saya ditelepon balik dan akhirnya kami berkenalan via seluler dan berlanjut pacaran,” ujarnya.
BRN mengaku terkejut saat dilaporkan telah menculik KNH. “Saya tidak pernah menculiknya. Dia datang ke saya curhat sedang cek cok dengan keluarganya, lalu kami menginap di kios. Saya pun tidak ada paksa dia,” kata BRN sambil menangis.[Portalsatu]
“KNH mengaku pertama kali disetubuhi oleh kekasihnya pada pertengahan September 2015, di salah satu kios kosong yang ada di Gampong Parang Sikureung, Matangkuli,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Achmadi, melalui Kasat Reskrim AKP Mahliadi kepada portalsatu.com, Kamis, 22 Oktober 2015.
Kepada petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), KNH mengatakan, peristiwa itu bermula saat dia memutuskan pergi dari rumah setelah bertengkar dengan ibunya. Kala itu dia menghubungi BRN dan meminta diantarkan ke rumah salah satu kerabat KNH.
Permintaan ini dipenuhi oleh BRN. Dia kemudian membawa KNH jalan-jalan dan akhirnya singgah di salah satu kios kosong di Gampong Parang Sikureung. Setelah dibelikan nasi bungkus, KNH pun bercerita kepada BRN tentang alasannya pergi dari rumah.
“Setelah saja jelaskan, tiba-tiba BRN memegang bahu saya dan mencoba mencium saya. Kala itu saya menghindar. Lalu BRN berkata ‘main kita’ dan langsung membuka celana jeansnya dan hanya tersisa celana boxer. BRN kembali berkata ‘ayolah dek kita main, nanti kalau hamil abang akan tanggung jawab’. Hingga akhirnya kami melakukan hubungan intim layaknya suami istri,” kata petugas mengutip keterangan KNH.
KNH kembali mendatangi BRN di Parang Sikureung pada Kamis, 15 Oktober 2015. Saat itu, perempuan tersebut juga meninggalkan rumah karena ribut dengan keluarga.
“Saya datang menjumpai BRN yang sempat marah dan berkata ’ngapain kau ke sini’. Saya bilang mencari dirinya untuk tanggung jawab. Kala itu BRN membawa saya ke kios yang sama dan kami kembali berhubungan intim. Saya pun bermalam di kios itu bersamanya,” kata KNH.
KNH kemudian mengatakan dirinya minta pulang ke rumah pada Jumat, 16 Oktober 2015 malam. Namun sang kekasih tidak mengizinkannya. Ketika itu, menurut KNH, kekasihnya sempat mengambil sebilah parang dan mengayunkan parang tersebut ke arahnya.
“Saya sangat takut dan menangis. Kemudian ia merayu saya hingga akhirnya kami kembali berhubungan intim. Sabtu malam selanjutkan kami pun berhubungan lagi. Sebelum berhubungan intim yang pertama pada pertengahan September, kami baru berpacaran dua hari,” kata petugas masih mengutip keterangan KNH.
Tepat pada Selasa 20 Oktober 2015, kasus itu terungkap setelah KNH bertemu dengan ibunya saat sedang berada di rumah temannya yang ada di Simpang Mulieng, Kecamatan Syamtalira Aron.
“Ketika saya berada di rumah teman, tiba-tiba ibu datang menjemput. Saya ditanyai kemana saja selama lima hari pergi dari rumah. Saya ceritakan saya pergi bersama BRN dan menginap bersama di kios,” kata KNH kepada petugas.
Sementara itu, BRN yang ditemui portalsatu.com di Polres Aceh Utara mengatakan, kisahnya bersama KNH dimulai dari telepon ‘acak nomor’. Ia juga mengaku telah merajut kasih lebih dari dua bulan.
“Awalnya saya iseng tekan nomor asal-asalan di handphone. Saat telepon diangkat, saya langsung matikan. Ternyata saya ditelepon balik dan akhirnya kami berkenalan via seluler dan berlanjut pacaran,” ujarnya.
BRN mengaku terkejut saat dilaporkan telah menculik KNH. “Saya tidak pernah menculiknya. Dia datang ke saya curhat sedang cek cok dengan keluarganya, lalu kami menginap di kios. Saya pun tidak ada paksa dia,” kata BRN sambil menangis.[Portalsatu]
loading...
Post a Comment