Lhokseumawe - Tak habisnya sejumlah deretan kasus dan juga bekas peninggalan konflik yang dulu masih tersisa di Aceh, pasca insiden meledaknya 2 bom dan juga penemuan sejumlah senjata api, sekarang satu mortil aktif yang ditemukan warga saat menjaring ikan di perairan selat malaka.
Informasi yang dikutip dari portalsatu.com, Ibrahim, 56 tahun, nelayan di Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, menemukan satu mortir aktif saat menjaring ikan di perairan Selat Malaka, sekitar 2 mil dari pantai kawasan tersebut, Jumat, 30 Oktober 2015.
Informasi diterima portalsatu.com dari Geuchik Ujong Blang Teungku Basyir Husaini, awalnya Ibrahim bersama rekannya, Basri Harun, sekitar pukul 07.00 WIB pergi melaut untuk mencari ikan. Sekitar 2 mil dari pantai, mereka kemudian melempar jaringnya ke laut. Lalu, sekitar pukul 11.00 WIB tadi, Ibrahim mengangkat jaring ikan secara perlahan. Saat itu ia melihat ada sebuah benda seperti mortir dan langsung dievakuasi ke darat.
"Melihat benda tersebut, sejumlah warga memberitahukan temuan ini kepada Babinsa Koramil Banda Sakti," kata Teungku Basyir.
Informasi itu dibenarkan Kapolsek Banda Sakti Iptu Ramli Ishak bersama Danramil 16 Banda Sakti Kapten Arm Gunawan Supriyanto saat ditemui portalsatu.com di
Ujong Blang.
Menurut Iptu Ramli, awalnya masyarakat memberitahukan temuan tersebut kepada Babinsa Koramil yang diteruskan ke Danramil. Selanjutnya, Danramil bersama Kapolsek mengecek ke lokasi. "Mortir ini diperkirakan masih aktif," ujarnya.
Sekitar pukul 16.00 WIB tadi, mortir tersebut dievakuasi tim Penjinak Bom Detasemen B Brimob Polda Aceh, Jeulikat, Lhokseumawe, untuk diamankan.
Berdasarkan berita dilansir antaranews.com, nelayan Ujong Blang juga pernah menemukan mortir tersangkut pada jaring ikan di perairan laut sekitar 1,5 mil dari pantai desa itu, 13 Maret 2012.
Usmani (40), nelayan penemu bahan peledak itu di Kota Lhokseumawe menyebutkan mortir tersebut tersangkut pada jaringnya ketika ia sedang mencari ikan di perairan pesisir pantai Selat Malaka, sekitar pukul 04.00 WIB.
"Mortir itu tersangkut di jaring, kemudian saya kembali ke daratan dan melaporkan adanya benda tersebut ke aparat TNI Kodim 0103/Aceh Utara di Lhokseumawe," kata Usmani seperti dikutip antaranews.com ketika itu.
Informasi diterima portalsatu.com dari Geuchik Ujong Blang Teungku Basyir Husaini, awalnya Ibrahim bersama rekannya, Basri Harun, sekitar pukul 07.00 WIB pergi melaut untuk mencari ikan. Sekitar 2 mil dari pantai, mereka kemudian melempar jaringnya ke laut. Lalu, sekitar pukul 11.00 WIB tadi, Ibrahim mengangkat jaring ikan secara perlahan. Saat itu ia melihat ada sebuah benda seperti mortir dan langsung dievakuasi ke darat.
"Melihat benda tersebut, sejumlah warga memberitahukan temuan ini kepada Babinsa Koramil Banda Sakti," kata Teungku Basyir.
Informasi itu dibenarkan Kapolsek Banda Sakti Iptu Ramli Ishak bersama Danramil 16 Banda Sakti Kapten Arm Gunawan Supriyanto saat ditemui portalsatu.com di
Ujong Blang.
Menurut Iptu Ramli, awalnya masyarakat memberitahukan temuan tersebut kepada Babinsa Koramil yang diteruskan ke Danramil. Selanjutnya, Danramil bersama Kapolsek mengecek ke lokasi. "Mortir ini diperkirakan masih aktif," ujarnya.
Sekitar pukul 16.00 WIB tadi, mortir tersebut dievakuasi tim Penjinak Bom Detasemen B Brimob Polda Aceh, Jeulikat, Lhokseumawe, untuk diamankan.
Berdasarkan berita dilansir antaranews.com, nelayan Ujong Blang juga pernah menemukan mortir tersangkut pada jaring ikan di perairan laut sekitar 1,5 mil dari pantai desa itu, 13 Maret 2012.
Usmani (40), nelayan penemu bahan peledak itu di Kota Lhokseumawe menyebutkan mortir tersebut tersangkut pada jaringnya ketika ia sedang mencari ikan di perairan pesisir pantai Selat Malaka, sekitar pukul 04.00 WIB.
"Mortir itu tersangkut di jaring, kemudian saya kembali ke daratan dan melaporkan adanya benda tersebut ke aparat TNI Kodim 0103/Aceh Utara di Lhokseumawe," kata Usmani seperti dikutip antaranews.com ketika itu.
Editor: Pak Gub
loading...
Post a Comment