Tamiang - Pengembangan Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Aceh I yang meliputi Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur dan Gayo Lues masih terkendala status lahan untuk kawasan itu. Akibatnya, investor masih enggan berinvestasi. Demikian antara lain terungkap dalam dikusi di Kantor Bappeda Aceh Tamiang, Jumat (30/10).
Diskusi tersebut dihadiri perwakilan Bapeda Aceh, Badan Investasi dan Promosi Aceh, Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh, Unsyiah, serta utusan Pemkab Gayo Lues, Aceh Tamiang, dan Langsa.
Kepala Bapeda Aceh Tamiang, Ir Adi Darma MM kepada Serambi, (30/10) mengatakan, dari diksusi itu timbul komitmen dari empat kabupaten/kota yang wilayahnya masuk dalam KPI wilayah I Aceh untuk saling mendukung dalam mewujudkan program di ujung timur Aceh tersebut. “Aceh Tamiang fokus pada industry halal food, Langsa fokus pada ekspor impor, Aceh Timur pada sektor perikanan dan Gayo Lues di sektor pertanian khsususnya minyak sere,” ujarnya.
Dikatakan, KPI Aceh I yang mempunyai potensi di sektor pertanian (seperti padi, tanaman palawija, dan pisang), sektor perkebunan (seperti sawit, karet, pinus, sere wangi, dan nilam), serta diharapkan lahir industri pengolahan komoditi itu dengan jalur ekspor melalui Pelabuhan Kuala Langsa dan Seruway.Dikatakan, diskusi itu juga membahas berbagai masalah yang dihadapi dalam mewujudkan KPI Aceh I. Seperti, Pemkab Aceh Tamiang terbentur dana pembebasan lahan untuk tempat sentral KPI, masih kurangnya koordinasi antarkabupaten induk dengan kabupaten penyangga, kurang jelasnya kepastian kepemilikan lahan bagi investor, dan belum terbentuknya forum kerja sama pengelolaan KPI antarsesama kabupaten/kota dalam KPI Aceh I.
Ditambahkan, salah satu rekomendasi dari diskusi itu adalah dibutuhkan ketegasan Pemerintah Aceh untuk dapat mendesak kabupaten/kota untuk menyelesaikan peraturan perundang-undangan yang ada. Sehingga siap menerima investor yanga masuk.[TRB]
Diskusi tersebut dihadiri perwakilan Bapeda Aceh, Badan Investasi dan Promosi Aceh, Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh, Unsyiah, serta utusan Pemkab Gayo Lues, Aceh Tamiang, dan Langsa.
Kepala Bapeda Aceh Tamiang, Ir Adi Darma MM kepada Serambi, (30/10) mengatakan, dari diksusi itu timbul komitmen dari empat kabupaten/kota yang wilayahnya masuk dalam KPI wilayah I Aceh untuk saling mendukung dalam mewujudkan program di ujung timur Aceh tersebut. “Aceh Tamiang fokus pada industry halal food, Langsa fokus pada ekspor impor, Aceh Timur pada sektor perikanan dan Gayo Lues di sektor pertanian khsususnya minyak sere,” ujarnya.
Dikatakan, KPI Aceh I yang mempunyai potensi di sektor pertanian (seperti padi, tanaman palawija, dan pisang), sektor perkebunan (seperti sawit, karet, pinus, sere wangi, dan nilam), serta diharapkan lahir industri pengolahan komoditi itu dengan jalur ekspor melalui Pelabuhan Kuala Langsa dan Seruway.Dikatakan, diskusi itu juga membahas berbagai masalah yang dihadapi dalam mewujudkan KPI Aceh I. Seperti, Pemkab Aceh Tamiang terbentur dana pembebasan lahan untuk tempat sentral KPI, masih kurangnya koordinasi antarkabupaten induk dengan kabupaten penyangga, kurang jelasnya kepastian kepemilikan lahan bagi investor, dan belum terbentuknya forum kerja sama pengelolaan KPI antarsesama kabupaten/kota dalam KPI Aceh I.
Ditambahkan, salah satu rekomendasi dari diskusi itu adalah dibutuhkan ketegasan Pemerintah Aceh untuk dapat mendesak kabupaten/kota untuk menyelesaikan peraturan perundang-undangan yang ada. Sehingga siap menerima investor yanga masuk.[TRB]
loading...
Post a Comment