Beliau termasuk salah seorang pembawa pemikiran Hujjat al-Islm Imam al-Ghazl dan termasuk ulama yang memperkenalkan tarikat Sammaniyah di bumi Melayu-Nusantara. Abd al-Shamad al-Palimbani dikenal sebagai ulama tasawuf melalui dua karyanya Hidyat al-Slikn dan Siyr al-Slikn yang keduanya merupakan terjemahan/saduran dari karya Imam al-Ghazl Lubab Ihy Ulm al-Dn dan Bidyah al-Hidyah.
Abd al-Shamad al-Palimbani berhasil menyesuaikan metafisika-tasawuf Ibn Arab dengan prinsip-prinsip Imam al- Ghazl. Menurut Azyumardi Azra, nama beliau cukup populer dan disegani di Timur Tengah. Hal ini dibuktikan dengan masuknya namaAbd al-Shamad al-Palimbani dalam kamus-kamus biografi Arab (Azra, 2004: 113 dan Zubair dalam Lektur, 2011: 374).
Abd al-Shamad ibn Abd Allh al-Jw al-Palimbn dilahirkan di Palembang pada sekitar 1116 H/1704 M dari pasangan Syeikh Sayyid Abd al-Jall seorang keturunan Sayyid yang berasal dari Sanaa Yaman dengan Radin Ranti salah seorang keturunan sultan di Palembang. Sejak tahun 1760-an beliau menghabiskan masa hidupnya di Makkah dan di Thaif. Beliau banyak menulis karangan dalam bahasa Melayu dan Arab yang sebagian besar beliau tulis di Makkah. Beliau menempuh pendidikan di Kedah dan Patani, lalu ayahnya mengirim dirinya untuk belajar ke Jazirah Arab.Ia kemudian menguasai ilmu syariah, hadits, fiqih, tafsir, kalam dan tasawuf. Kemungkinan besar beliau wafat sekitar tahun 1203 H/1789 M (Azra, 2004: 113 dan Zubair dalam Lektur, 2011: 377-378).
Al-Palimbani termasuk ulama Melayu-Nusantara yang menonjol pada abad ke-18. Meski sebagian besar usianya dihabiskan di Haramain dan tidak pernah kembali ke Nusantara, beliau tidak hilang kontak dengan komunitas Jawi di Makkah dan memperlihatkan keprihatinannya yang mendalam terhadap kondisi yang terjadi di Nusantara (Azra, 2004: 114, Drewes, 1976: 267). Beliau tidak hanya dikenal sebagai tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Melayu-Nusantara melalui karya-karyanya tetapi juga turut andil dalam mengobarkan semangat jihad melawan penjajah, khususnya melalui buku Nashhah al-Muslimn.
Di antara guru-guru Al-Palimbani yang paling berpengaruh ialah Muhammad ibn Abd al-Karim al-Sammani seorang mursyid tarikat Sammaniyah yang mana Al-Palimbani mendapatkan ijazah tarikat Sammaniyah darinya; kemudian ada Muhammad ibn Sulaiman al-Kurdi dan Abd al-Munim al-Damanhuri. Selain itu ada pula Ibrahim ibn Muhammad al-Rais al-Zamzami al-Makki, seorang yang menguasai ilmu falak (astronomi) setelah ilmu agama.
Guru-guru syariah serta muhaddits Al-Palimbani yang lain, seperti Muhammad Murad seorang ulama besar asal Damaskus yang dijuluki penyangga syariah dan rumah pengetahuan di Suriah,sering kali berkunjung ke Mekkah; Muhammad ibn Ahmad al-Jawhari al-Mishri seorang putra dari muhaddits terkemuka asal Mesir yakni Ahmad ibn al-Hasan ibn Abd al-Karim ibn Yusuf al-Karimi al-Khalidi al-Jawhari al-Azhari; dan yang terakhir adalah Ata Allah ibn Ahmad al-Azhari al-Mishri al-Makki (Azra, 2004:308-309).
Al-Palimbani terlibat aktif dalam komunitas Jawi seperti sesama penuntut ilmu di Makkah yang lain di antaranya; Muhammad Arsyad al-Banjari, Abd al-Wahhab Bugisi, Abd al-Rahman al-Batawi dan Dawud al-Fattani. Keterlibatannya tersebut membuatnya tetap mendapatkan informasi mengenai Nusantara dan peduli terhadap perkembangan agama dan politiknya (Azra, 2004: 308). Al-Palimbani termasuk penyambung jaringan ulama Timur Tengah dengan Nusantara.
Beliau juga dikenal sebagai inspirator perlawanan masyarakat Melayu-Nusantara dalam melawan penjajah. Karya beliau yang berjudul Nashhah al-Muslimn wa Tazkirat al-Muminn fi Fadhil al-Jihd f Sabl Allh wa Karmat al-Mujhiddn f Sabl Allh (kemudian disingkat dengan Nashihatul Muslimin) telah memberi inspirasi bagi karangan Hikayat Perang Sabil karya Teuki Cik Di Tiro (versi lain mengatakan karangan Teuku Cik Pantee Kulu). Hikayat Perang Sabil adalahsebuah karya sastra prosa yang mempu membakar semangat jihad rakyat Aceh dalam mempertahankan negerinya dari penjajahan Belanda. Perang Aceh yang berlangsung pada 1873 M sampai 1912 M merupakan perang terlama yang dialami Belanda di Indonesia (Zubair dalam Lektur, 2011: 375).
Di dalam Al-Tarkh Salasilah Negeri Kedah yang ditulis oleh Muhammad Hasan bin Tok Kerani Muhammad Arsyad menceritakan bahwa pada 1244 H/1828 M Al-Palimbani pernah datang dari Makkah ke Kedah. Al-Palimbani turut campur dalam bernegosiasai kepada penjajah (Siam) yang pada akhirnya melahirkan keputusan perang. Beliau ikut campur dalam membentuk pasukan pembebasan dan terlibat perang langsung yang menyebabkan beliau gugur sebagai syahid. Meski cerita ini oleh sebagian sarjana masih dipertanyakan kesahihannya, karena pada saat itu bila mengacu pada tahun tarikhusia beliau telah mencapai 124 tahun, usia yang tidak mungkin berperang. Tetapi, tulisan ini cukup membuktikan perhatian beliau kepada perang di jalan Allah (Zubair dalam Lektur, 2011: 394-395).
Peranannya sebagai arsitek jihad bukan hanya dirasakan oleh rakyat Aceh dan Kedah tetapi juga tempat-tempat lain di Sumatera, Semenanjung Malaka dan Pulau Jawa. Al-Palimbani dijuluki sebagai Spesialisasi Perang Sabil oleh Voorenhove karena perhatiannya yang besar terhadap hal tersebut (Zubair dalam Lektur, 2011: 374 dan Braginsky, 1998: 478).
Al-Palimbani pernah menulis beberapa surat, tiga di antaranya disita oleh Balanda. Surat-surat tersebut berisi desakan kepada para sultan-sultan di Jawa untuk melakukan perang suci (jihad) melawan kaum kafir. Surat pertama untuk Sultan Mataram, Hamengkubuwono I (Sultan Mangkubumi) yang beliau titipkan melalui dua Jemaah haji asal Jawa (Braginsky, 1998: 478, Drewes, 1976: 270). Di dalam surat itu Al-Palimbani menjelaskan kedudukan seorang syuhada.
Ricklefs memandang bahwa surat ini telah mengobarkan perang suci di Jawa; merupakan bukti kesejarahan penting dalam sejarah memperjuangkan kaum Muslimin Melayu-Indonesia melawan Belanda; dan bukti adanya usaha Dunia Islam international untuk mengobarkan jihad di Jawa pada paruh kedua abad ke-18 (Azra, 2004: 363).
Meskipun, terdapat pendapat bahwa Al-Palimbani telah gagal dalam usahanya mendorong para penguasa Jawa agar melakukan jihad, sebab Belanda menahan surat-surat tersebut sebelum sampai ke tujuan. Tetapi bukan tidak mungkin maksud surat ini tetap disampaikan secara lisan kepada raja Jawa melalui ulama yang dititipkannya (Azra, 2004: 364).
Surat-surat tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan di kemudian hari diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan selanjutnya bahasa Belanda. Teks terjemahan Inggris surat ini diambil dari tulisan Drewes (1976: 270-271).
Berikut kutipan surat pertama;
(Puji-pujian kepada Allah dan Shlawat kepada Nabi), suatu contoh dari kebaikan Tuhan adalah bahwa Dia telah menggerakan hati penulis (Al-Palimbani) untuk mengirimkan sepucuk surat dari Makkah dan, di samping itu, nikmat Tuhan, di antara semua tanda kehormatan adalah laksana cahaya bintang-bintang yang menghiasi cakrawala, karena dunia diterangi oleh bintang-bintang, yang juga merupakan bukti kekuatan dan kebaikan Tuhan, sebagai cahaya di atas taman surga, taman yang tak terkira.
Tuhan telah menjanjikan bahwa para Sultan akan memasuki (surga), karena keluhuran budi, kebajikan, dan keberanian mereka yang tiada tara melawan musuh dari agama lain. Di antara mereka ini adalah raja Jawa, yang mempertahankan agama Islam dan berjaya di atas semua raja lain, dan menonjol dalam amal dalam peperangan melawan orang agama lain.
Tuhan meyakinkan kembali orang-orang yang bertindak di jalan ini dengan berfirman: Jangan mengira bahwa mereka yang mati dalam perang suci itu benar-benar mati; jelas tidak mereka sesungguhnya masih hidup. (QS. 2;154, 3:169). Nabi Muhammad bersabda: Aku diperintahkan memerangi setiap orang kecuali mereka yang mengenal Tuhan dan diriku, Nabi-Nya. Orang-orang yang terbunuh dalam perang suci diliputi oleh keharuman kudus yang tak terlukiskan; jadi ini merupakan peringatan untuk seluruh pengikut Muhammad.
Allah berfirman, Allah menganugerahkan hikmah dan kebaikan, keduanya adalah kebebasan dan kelapangan (QS. 2: 269),atau menurut penafsiran yang lain, ia akan berada di dalam kebaikan di mana saja mereka berada karena berjalan di atas jalan Tuhan dan aturannya patus dipuji atas rakyat dan tentaranya, tindakan mereka tidak tercela, karena kehidupan mereka sepenuhnya diarahkan oleh takut kepada Tuhan.
Bersama ini saya menyertakan untuk Tuan yang Mulia melalui Imam Haji Bassarin dan Muhammad Idris sejumlah kecil Air Zamzam, air dari Makkah untuk digunakan sebagai obat penyembuh (penguat), sementara itu sangat dianjurkan kepada kedua orang Imam kepada Yang Mulia dan meyakinkan Tuan bahwa mereka tidak hanya cukup didasariatas agama tetapi juga orang-orang yang sempurna berjalan di jalan Allah dan Nabi.
Isi surat ketiga sebagai berikut;
Tuhan akan mengampuni dosa-dosa orang saleh seperti Pengeran Mangkunegara, yang telah diciptakan-Nya untuk mendapatkan nama harum di dunia ini, dan juga karena Yang Mulia adalah seorang keturunan Kerajaan Mataram, yang kepadanya Tuhan telah melimpahkan karunia-Nya di samping Muhammad sang Nabi, mengingat bahwa rasa keadilan Yang Mulia sudah umum dikenal. Selanjutnya, Yang Mulia hendaknya selalu ingat akan ayat Al-Quran, bahwa sekelompok kecil akan mampu mencapai kemenangan melawan kekuatan besar.
Hendaklah Yang Mulia juga selalu ingat bahwa dalam Al-Quran dikatakan: Janganlah mengira bahwa mereka yang gugur dalam perang suci itu mati (QS. 2:154, 3:169). Tuhan telah menyatakan bahwa jiwa orang yang gugur itu akan masuk ke dalam tubuh seekor merpati besar dan naik langsung menuju surga. Ini merupakan hal yang pasti diyakini semua orang yang beriman dalam hati mereka, dan terutama beginilah akan jadinya dengan Yang Mulia, yang dapat ditamsilkan sebagai sekuntum bunga yang menyebarkan wewangiannya sejak matahari terbit hingga terbenam, sehingga seluruh Makkah dan Madinah serta negeri-negeri Melayu akan bertanya-tanya akan keharuman ini, dan memohon kepada Alah agar Yang Mulia akan menang melawan semua musuh.
Hendaklah diingat kata-kata Nabi Muhammad; Perangilah orang-orang yang tidak meyakini Islam seluruhnya, kecuali jika mereka berpindah ke agamamu.
yakinlah akan nasib baik yang abadi dan berusahalah sekuatmu karena takut akan Tuhanmu; janganlah takut akan nasib buruk dan elakkanlah segala kejahatan. Orang yang melakukan hal itu akan melihat langit tanpa awan (mendung) dan bumi tanpa noda. Tumbuhkanlah ketenangan hati dari ayat-ayat dalam Al-Quran berikut ini: Barangsiapa beriman dan beramal shaleh, akan mendapatkan karunia Tuhan (di surga) (QS. 2:25), sebab Nabi Muhammad telah bersabda: JIka manusia dapat hidup selamanya di dunia ini, dia pun akan hidup selamanya dan menikmati kebahagiaan abad di akhirat.
Ini adalah untuk memberitahu Yang Mulia bahwa saya diperintahkan untuk mengirimkan kepada Yang Mulia panji-panji [yang bertuliskan Al-Rahman Al-Rahim, Muhammad Rasul Allah Abd Allah], yang kekuatannya akan terasa bila digunakan oleh Yang Mulia ketika berhadapan dengan musuh Allah (dengan rahmat Tuhan Yang Mulia) akan selalu meraih kemenangan, yang akan memungkinkan terlindungi iman kaum Muslimin dan terbasminya semua musuh yang dengki.
Alasan panji-panji ini dikirimkan kepada Tuan adalah bahwa kami di Makkah akan mendengar bahwa Yang Mulia, sebagai seorang pemimpin yang sejati, sangat ditakuti di medan perang. Hargailah dan manfaatkanlah, insya Allah, untuk menumpas musuh-musuh Tuan dan semua orang kafir.
Doa selamat dikirimkan kepada Yang Mulia atas nama orang-orang yang bertakwa kepada-Nya di Makkah dan Madinah: Ibrahim, Imam SyafiI, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hanbali, dan selanjutnya atas nama semua orang lain di sini, yang keinginannya tiada lain adalah agar berkah dari Nabi dan keempat sahabat beliau, Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali, terlimpah kepada Yang Mulia. [bersambung]
Sumber jejakislam
loading...
Post a Comment