Jakarta - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mencopot Kapolres Aceh Singkil, AKBP Budi Samekto dari jabatannya. Pencopotan tersebut merupakan buntut terjadinya bentrokan antarkelompok yang dipicu izin pembangunan udung-udung atau gereja kecil, pekan lalu.
"Iya Kapolres Aceh Singkil sudah dicopot dari posisinya," kata Badrodin di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Senin (19/10/2015) malam.
Badrodin menjelaskan, surat pencopotan tersebut sudah ditandatanganinya, namun ia tak ingat siapa nama pengganti Budi Samekto yang dinilainya telah lalai serta tak cermat dalam menjalankan tugasnya.
"Waktu di awal sudah ditanyakan apa perlu back up, dia (Kapolres) bilang tidak," kata Badrodin.Menurut Badrodin, ketidakcermatan perhitungan dalam menjaga situasi dan kondisi keamanan itulah yang menyebabkan terjadinya bentrok. Pasalnya, jauh hari sebelum pecahnya bentrokan, telah ditemukan indikasi akan terjadinya bentrokan di mana ada sekelompok masyarakat yang tak setuju dengan kesepakatan antara pemerintah daerah dengan masyarakat yang menyetujui pembongkaran gereja akan dilakukan pada hari itu.
Kesalahan dan kelemahan inilah, lanjut Badrodin, yang menyebabkan Kapolres Aceh Singkil dicopot dan harus mempertanggungjawabkan kesalahannya.
"Itu harus diperhitungkan dan menjadi tanggungjawab seorang pemimpin dan kelemahan ini ada di tahap Kapolres," tegas Badrodin.
Seperti diketahui, bentrok antarkelompok di Aceh Singkil pada Selasa 13 Oktober 2015 lalu menewaskan satu warga, dan empat korban mengalami luka-luka di antaranya satu anggota TNI. Dalam kejadian tersebut, sejumlah udung-udung atau gereja kecil di Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil dirusak oleh kelompok yang setuju dengan keberadaan gereja-gereja kecil tersebut.(trb)
"Iya Kapolres Aceh Singkil sudah dicopot dari posisinya," kata Badrodin di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Senin (19/10/2015) malam.
Badrodin menjelaskan, surat pencopotan tersebut sudah ditandatanganinya, namun ia tak ingat siapa nama pengganti Budi Samekto yang dinilainya telah lalai serta tak cermat dalam menjalankan tugasnya.
"Waktu di awal sudah ditanyakan apa perlu back up, dia (Kapolres) bilang tidak," kata Badrodin.Menurut Badrodin, ketidakcermatan perhitungan dalam menjaga situasi dan kondisi keamanan itulah yang menyebabkan terjadinya bentrok. Pasalnya, jauh hari sebelum pecahnya bentrokan, telah ditemukan indikasi akan terjadinya bentrokan di mana ada sekelompok masyarakat yang tak setuju dengan kesepakatan antara pemerintah daerah dengan masyarakat yang menyetujui pembongkaran gereja akan dilakukan pada hari itu.
Kesalahan dan kelemahan inilah, lanjut Badrodin, yang menyebabkan Kapolres Aceh Singkil dicopot dan harus mempertanggungjawabkan kesalahannya.
"Itu harus diperhitungkan dan menjadi tanggungjawab seorang pemimpin dan kelemahan ini ada di tahap Kapolres," tegas Badrodin.
Seperti diketahui, bentrok antarkelompok di Aceh Singkil pada Selasa 13 Oktober 2015 lalu menewaskan satu warga, dan empat korban mengalami luka-luka di antaranya satu anggota TNI. Dalam kejadian tersebut, sejumlah udung-udung atau gereja kecil di Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil dirusak oleh kelompok yang setuju dengan keberadaan gereja-gereja kecil tersebut.(trb)
loading...
Post a Comment