AMP - Menjadi tuan dengan menindas kaum ploretar, itulah politik nusantara yang berkaliber sandiwara untuk mencari sensasi dikala pemilu mendekat.
Dalam hukum alam, predator terkuat akan selalu memakan mangsanya yang lebih lemah, hal ini merupakan sebuah kenyataan dan seringkali sang predator memangsa hewan yang lebih lemah dan tak segan-segan menyantapnya tanpa rasa kasih sayang.
Ibarat seekor Ular yang menyantap mangsanya dan menelannya, tapi sayangnya mangsa yang disantapnya tidak bisa berproduksi atau menjadi santapan yang utuh, karena santapanya sering diludahkan kembali.
Aceh, tanah serambi Mekkah yang dikenal di penjuru dunia akan kejayaan masa kerajaan dan juga hasil alam yang begitu melimpah akhirnya tanpa disadari semua terasa tidak ada akibat film dokumenter atau sandiwara politik para Eks Kombantan GAM yang sekarang menaung dibawah payung Partai Lokal yaitu Partai Aceh dan juga membangun wadah organisasi dengan sebutan Komite Peralihan Aceh (KPA).
Pasca Damai Aceh dan lahirnya UUPA yang masih menjadi polemik antara pemerintah Aceh dan Pusat (Jakarta).
Mengisukan publik dengan program kerja runding pembahasan masalah Qanun benderapun sampai sekarang belum kelar, bahkan, rapa pembahasannya pun tidak bisa lagi dihitung dan juga Rapat yang diadakan tersebut bisa dikatakan menguras Milyaran uang rakyat.
Tapi hal itu, bisa dikatan menjadi proyek atau bisnis para elit politik disaat dia menduduki kursi perwakilan Rakyat.
Pra pemilu, elemen sipil dan juga parpol mulai mengepanyekan calonnya masing-masing, ada yang menguasai dunia maya dan juga mengempanyekan calonnya melalui taktik politik cari moment selama masih memimpin untuk terpilih di Pemilukada selanjutnya.
Muzakir Manaf menyusun strategi dengan merekrut para eks Kombantan GAM yang masih setia dengannya dan juga Parnas yang mulai melakukan pertemuan untuk berkoalisi, bahkan ada kader yang dari PNA pun bergabung denganya, tapi belum kita tau pasti tentang apa mereka mendukung atau tidak?
Begitu juga dengan Mantan Gubernur Aceh priode 2007-2012 yang rencananya mencalonkan diri sebagai Cagub di Pilkada 2017 nanti terlihat sangat santai tanpa ada kicauan.
Yang perlu kita ketahui, apakah Pilkada kali ini juga melayang nyawa para orang-orang awam, atau melakukan taktik pembodohan seperti sebelumnya?
Moga rakyat Aceh kali ini tidak dijadikan alat pemuasan Syahwat politik para elit penguasa di Aceh..?
Penulis: Ureung Pungoe
Muzakir Manaf menyusun strategi dengan merekrut para eks Kombantan GAM yang masih setia dengannya dan juga Parnas yang mulai melakukan pertemuan untuk berkoalisi, bahkan ada kader yang dari PNA pun bergabung denganya, tapi belum kita tau pasti tentang apa mereka mendukung atau tidak?
Begitu juga dengan Mantan Gubernur Aceh priode 2007-2012 yang rencananya mencalonkan diri sebagai Cagub di Pilkada 2017 nanti terlihat sangat santai tanpa ada kicauan.
Yang perlu kita ketahui, apakah Pilkada kali ini juga melayang nyawa para orang-orang awam, atau melakukan taktik pembodohan seperti sebelumnya?
Moga rakyat Aceh kali ini tidak dijadikan alat pemuasan Syahwat politik para elit penguasa di Aceh..?
Penulis: Ureung Pungoe
loading...
Post a Comment