Doc AMP, |
AMP - Aneh tapi nyata gan mimin IMDK kali ini akan posting kisah nyata yang di alami oleh prajurit TNI di medan perang saat melwan dan menumpas GAM. selamat membaca ya gan BRAVO TNI,
Ada sisa cerita tentang GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang sayang bila dibuang. Sekali lagi, ini soal perang di negeri Cut Nyak Dien itu. Cerita kesaktian para prajurit GAM. Sakti karena mereka memang kebal peluru kaliber besar. Penasaran?, ikuti sampai habis tulisan berikut ini.
TEMBAK-MENEMBAK terjadi di Desa Alue Papeun, Nisam -- ''daerah hitam'' -- di Aceh. Maut sepertinya sudah berhadap-hadapan-GAM dan TNI. Malaikat mungkin sudah sibuk menyiapkan jurus pencabut nyawanya. Dari jarak sepuluh meter saja, seorang GAM berlari sambil menghunus parangnya ke arah prajurit TNI. Secara otomatis, moncong senapan otomatis sudah diarahkan ke tubuh si GAM. Dalam hitungan detik, peluru itu menyalak... teretet...tet...tet... Aneh. Si GAM malah tertawa, hua...ha...haaa... Si prajurit TNI kembali memberondongkan pelurunya, teretet...tet...tet. Benar-benar aneh. Tentara GAM itu kembali terbahak. Tanpa ba-bi-bu, si prajurit TNI pun bengong dan tak bergerak.
Ini bukan kabar burung atau lelucon di medan perang. Sebab, si prajurit itu, Pratu Sulistyono, meceritakannya sungguh-sungguh. Ini pengalaman yang tak mungkin terlupakan. ''Parang yang dipegangnya sudah diayunkan ke tubuh saya,'' aku Sulistyono merinding.
Anggota Brigade Infanteri (Brigif) I Marinir ini bahkan terkaget-kaget dan langsung berteriak memanggil rekan-rekannya. Tiga kawannya mendengar panggilan itu. Mereka datang membantu, meringkus anggota GAM yang aneh dan sangar itu. Karena kebal peluru, kawan-kawannya, juga Sulistyono, menusukkan sangkurnya ke tubuh GAM. ''Sangkur saya hujamkan berkali-kali ke tubuhnya,'' papar Sulis -- panggilan Sulistyono. Si GAM roboh, terkapar. Sulis bisa bernapas lega. Bebas dari ancaman maut.
Kemudian, mereka tak mau menunggu lebih lama lagi. Usai kontak senjata, sebagian anggota GAM kabur, orang ''berbahaya'' ini lantas dikuburkan hidup-hidup. Ya, napasnya masih tesengal-sengal. Belum mati benar. Hanya darahnya tumpah ruah di tanah. Tetapi, Sulis berinisiatif, segera menguburkannya. Sejumlah warga setempat pun ikut serta membantu penguburan orang aneh nan sakti itu.
Selesai sampai di situ? Ternyata tidak. Esok siangnya, beberapa warga yang ikut mengubur mendatangi Sulistyono di pos jaga Desa Seumirah, Nisam, Aceh Utara. Mereka melaporkan bahwa anggota GAM yang dikubur itu terlihat berjalan-jalan di pasar. ''Dia tampak gagah dan sehat, seperti tak ada apa-apa,'' kata warga. Cuma, ada sedikit yang terkoyak. Pakaian yang dikenakan banyak darah. Juga sisa tanah merah masih menempel di bagian celana panjang dan bajunya. Sulis terkejut. Pikirannya tak menentu. ''Saya merinding. Saya yakin sekali, dia sudah mati. Tidak mungkin lolos, karena jarak tembak kurang dari 10 meter. Sangkur juga beberapa kali saya tusukkan ke tubuhnya. Darah banyak keluar. Tidak mungkin hidup,'' kata prajurit ini menceritakan pengalamannya ketika melakukan penyergapan di Desa Alue Papeun, Nisam.
Cerita ajaib ini lantas disusul cerita lain yang sama. Kali ini, Serda Jafri menceritakan pengalamannya dalam sebuah kontak senjata dengan prajurit GAM. Saya mendengarnya langsung dari anggota Yonif Linud 408 Kostrad tersebut. Jafri sangat antusias menceritakan pengalamannya ini. Seolah-olah, dia tak mau ada yang terlewatkan.
Peristiwa itu ditemui Jafri di sebuah desa di Kecamatan Tanah Luat, Aceh Utara. Dalam suatu penyergapan dan kontak tembak, ia mengaku merasa yakin telah menembak mati seorang anggota GAM. Namun, saat dilakukan penyisiran bersama Tim I Kompi A Yonif 408 Kostrad, sama sekali tak ditemukan mayat itu. Penyisiran tiap jengkal tanah dilakukan sampai tiga kali.
''Saya pastikan, dia mati. Peluru saya sudah berkali-kali merobek tubuhnya,'' terang Jafri. Proyektil pelurunya pun tak kecil, kaliber 7,62 mm, dari senjata otomatis minimy. ''Tersentuh proyektil ini, orang bisa langsung terjengkang dan pusss... mati. Tetapi, benar-benar aneh,'' kata Jafri. Si GAM tak kunjung ditemukan. ''Saya muter-muter, mencari di semak-semak, di tepian, tak juga ditemukan. Ke mana mayatnya, hilang,'' akunya.
Prajurit TNI ini tak habis pikir. Entah dari mana mereka memiliki ilmu seperti itu. Tidak diketahui secara persis.IMDK
Sumber: militer-teknologi.blogspot.co.id
loading...
Post a Comment