Anggota DPR Aceh pernah menelusuri keberadaan kepingan emas tersebut sampai ke Jakarta tahun 2008 dan hasilnya tidak ditemukan. Menurut Muhammad Tanwier Mahdi, kabarnya kepingan emas itu di bawa ke Jakarta dan menjadi koleksi Museum Nasional.
Kepingan-kepingan emas penghias keranda yang merupakan bagian dari khasanan kubur Almarhum Sultan Iskandar Tsani seberat 5(lima) kilogram hingga kini masih misterius keberadaanya.
Kepingan emas itu ditemukan Profesor Hasan M Ambari yang saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1976.
Saat melakukan eskavasi terhadap Makam Sultan Iskandar Tsani Alauddin Mughayat Syah di Komplek Taman Gunongan Menara Permata, Jalan Teuku Umar, Hasan M. Ambari menemukan kepingan emas penghias keranda Sultan seberat 5 kilogram.
Anggota DPR Aceh pernah menelusuri keberadaan kepingan emas tersebut sampai ke Jakarta tahun 2008 dan hasilnya tidak ditemukan. Menurut Muhammad Tanwier Mahdi, kabarnya kepingan emas itu di bawa ke Jakarta dan menjadi koleksi Museum Nasional.
Kata Tanwier Mahdi mengutip pengakuan Mukhlis Paeni yang pada tahun 2008 itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, kepingan emas seberat 5 kilogram itu sudah dikembalikan ke Aceh tepatnya di Museum Aceh.
Berbekal informasi itu, Anggota DPR Aceh melacak ke Museum Aceh dan akhirnya hanya menemukan dua kepingan emas ukuran kecil dengan berat sekitar beberapa gram saja.
Misteriusnya keberadaan kepingan emas milik Sultan Aceh itu menjadi pertanyaan yang belum terjawab. Fraksi Partai Demokrat Aceh membuka kembali persoalan itu dalam rapat paripurna 5 masa persidangan IV tahun 2016, Jum'at (07/10), dan meminta Gubernur Aceh melalui instansi terkait untuk mencari tahu kembali keberadaan khasanah kubur Almarhum Sultan Iskandar Tsani Alaudin Mughayat Syah. [Acehterkini]
loading...
Post a Comment