Halloween Costume ideas 2015
loading...

KPA Pase Sesalkan Polisi Tembak Mati Ekskombatan Terduga Penculik

Zulkarnaini Bin Hamzah (Tengku Ni), Ketua KPA Pase.
 “Yang meninggal itu keduanya mantan kombatan, tapi masalah yang terjadi menurut polisi seperti diberitakan terkait penculikan, itu belum semuanya saya ketahui. Yang pasti, khusus Barmawi atau Awi sampai sebelum meninggal kemarin itu, menurut laporan (jajaran KPA Pase) ke saya masih aktif sebagai anggota KPA,” ujar Tengku Ni.
AMP - Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase Zulkarnaini Bin Hamzah menyesalkan tindakan pihak kepolisian menembak hingga tewas Barmawi dan Ismuhar yang diduga terlibat penculikan terhadap Sekretaris ULP Aceh Kamal Bahri.

Dihubungi portalsatu.com lewat telpon seluler, Selasa, 2 Februari 2016 sekitar pukul 15.45 WIB, Zulkarnaini Bin Hamzah akrab disapa Tengku Ni membenarkan Barmawi dan Ismuhar merupakan ekskombatan GAM Daerah 1 Wilayah Pase. Akan tetapi, ia mengaku belum mengetahui secara menyeluruh terkait kasus yang dituduhkan terhadap dua pria itu.

Tengku Ni menyebut informasi ia terima sejauh ini Barmawi dan Ismuhar diduga terlibat penculikan dan keduanya tewas ditembak oleh aparat kepolisian dalam insiden di kawasan Keude Geureugok, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Senin (kemarin).

“Yang meninggal itu keduanya mantan kombatan, tapi masalah yang terjadi menurut polisi seperti diberitakan terkait penculikan, itu belum semuanya saya ketahui. Yang pasti, khusus Barmawi atau Awi sampai sebelum meninggal kemarin itu, menurut laporan (jajaran KPA Pase) ke saya masih aktif sebagai anggota KPA,” ujar Tengku Ni.

Tengku Ni menegaskan, KPA Pase mensilakan aparat kepolisian memproses anggota KPA atau ekskombatan GAM yang diduga melanggar hukum. “Silahkan diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku di Indonesia, karena kami di KPA tidak mendorong anggota KPA atau mantan kombatan GAM untuk melakukan pelanggaran hukum,” katanya.

“Tapi yang kita sesalkan dari kejadian kemarin, mengapa polisi menembak mati keduanya. Mengapa tidak dilumpuhkan saja untuk diproses sesuai hukum. Apa pun masalah (kasus) yang melibatkannya, tidak sepatutnya ditangani dengan penembakan yang mematikan,” ujar Tengku Ni lagi.

Tengku Ni menilai akibat penembakan yang menewaskan dua ekskombatan diduga terlibat penculikan itu, bukan hanya melukai hati keluarga yang bersangkutan. Akan tetapi, kata dia, juga tidak terungkapnya berbagai persoalan yang kini masih menjadi tanda tanya.

“Penyelesaian secara mematikan itu berdampak tidak terungkapnya persoalan antara orang yang katanya diculik dengan orang yang sudah meninggal. Masalah senjata (yang dimiliki Barmawi dan Ismuhar) juga tidak kita ketahui darimana asalnya, karena orangnya sudah meninggal,” kata Tengku Ni.

Disinggung bahwa menurut pihak kepolisian, Barmawi dan Ismuhar ditembak dan akhirnya tewas lantaran melakukan perlawanan hingga terjadi kontak senjata, Tengku Ni mengatakan, “Polisi mestinya bisa menggunakan strategi melumpuhkan, bukan mematikannya”.

“Jadi intinya, penyelesaian secara mematikan ini yang jadi tanda tanya kita. Walaupun mereka katanya punya senjata, mengapa tidak dilumpuhkan supaya bisa diproses sesuai hukum dan bisa ditanyakan hal-hal yang belum terungkap,” ujar Tengku Ni.

Tengku Ni kembali menegaskan, KPA Pase mendukung langkah penegakan hukum yang dilakukan secara prosedur berlaku. Menurutnya, ia sebagai pimpinan KPA Pase juga tidak mentolelir jika ada anggotanya terlibat kriminalitas. “Tapi kita sesalkan tindakan polisi melakukan penembakan yang mematikan seperti kemarin, mestinya dilumpuhkan saja,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Reserse Krimininal Umum Polda Aceh Kombes Pol. Nurfallah mengatakan, dua pria yang tewas dalam kontak tembak dengan tim gabungan kepolisian  di kawasan Keude Geureugok, Kecamatan Gandapura, Bireuen, merupakan penculik Sekretaris Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Aceh Kamal Bahri.

“Pada  Kamis, 28 Januari 2016 sekitar pukul 19.00 WIB ada penculikan terhadap Kamal Bahri, Sekretaris ULP Pemerintah Aceh. Pelaku kemudian minta tebusan pada keluarga korban satu miliar lebih,” kata Nurfallah kepada para wartawan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Lhokseumawe, Senin, 1 Februari 2016.

Nurfallah menjelaskan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan setelah menerima laporan terkait kasus penculikan itu sejak tiga hari lalu. Hasil penyelidikan, kata dia, berhasil dilacak keberadaan pelaku di kawasan Bireuen. Awalnya, kata Nurfallah, petugas menemukan mobil korban yang “dibuang” pelaku di lokasi sebuah masjid daerah Bireuen.

“Pelaku kita kejar terus, akhirnya sampai tadi malam mereka terdeteksi berada di daerah Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara,” ujar Nurfallah.

Menurut Nurfallah, pihaknya kemudian mengatur strategi penyerahan uang tebusan dari keluarga korban kepada pelaku agar tersangka dapat disergap. Dari permintaan pelaku Rp1 miliar lebih, kata dia, keluarga korban menyanggupi Rp700 juta.

“Kita telah mengatur strategi  dan direncanakan untuk dipenuhi sebanyak 700 juta,” kata Nurfallah.

Nurfallah melanjutkan, sekitar pukul 11. 15 WIB tadi, dilakukan penyerahan uang tebusan itu oleh keluarga korban kepada pelaku di kawasan Keude Geureugok. “Keluarga korban melakukan transaksi dengan pengawasan ketat dari puluhan personel polisi gabungan Polda Aceh, Polresta Banda Aceh dan Polres Lhokseumawe,” ujarnya.

Setelah dilakukan transaksi, kata Nurfallah, pihaknya langsung mengamankan korban penculikan (Kamal Bahri), lalu dengan cepat berupaya menyergap dua pelaku. Namun, kata dia, tersangka yang menumpang mobil Avanza mencoba melarikan diri dan melepaskan tembakan, sehingga terjadi kontak tembak dengan tim kepolisian.

“Sekitar 15 menit terjadi kontak tembak, pelaku berhasil kita lumpuhkan, dan bersamanya berhasil kita amankan satu pucuk senjata laras panjang jenis SS 1, satu pucuk pistol jenis FN, empat magazine (magazen) beserta pelurunya, serta uang tebusan tersebut senilai 700 juta,” kata Nurfallah.

Nurfallah menyebut kedua pelaku adalah Ismuharuddin dan Barmawi, keduanya warga Nisam, Kabupaten Aceh Utara. Kata dia, Ismuharuddin tewas di tempat kejadian, sedangkan Barmawi yang mengalami luka tembak tewas saat dibawa ke rumah sakit.

“Jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Cut Mutia untuk divisum, kemudian menunggu kedatangan keluarganya untuk dibawa pulang,” ujar Nurfallah.[portalsatu]
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget