AMP - Kabupaten Bireuen masih kekurangan guru, terutama guru kelas SD, guru BP, Kesenian dan guru produktif/kejuruan SMK.
Karena itu, perlu adanya langkah dan solusi untuk mengatasi kekurangan guru tersebut. Salah satunya dengan menyekolahkan lagi guru SMP tersebut agar bisa mengajar di SD.
Wacana itu disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen, Drs M. Nasir M.Pd, didampingi Kasubbag kepegawaian dinas tersebut kepada KoranBireuen, Rabu (30/9/2015).
Dikatakannya, untuk mengatasi kekurangan guru tersebut, pihaknya mewacanakan ide tersebut. Nantinya, guru SMP itu akan mengikuti perkuliahan di Universitas Terbuka (UT) dan tak akan mengganggu tugas-tugasnya mengajar.
“Kalau itu disetujui, maka guru tersebut akan kuliah selama tiga semester di UT dengan anggaran kuliah dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen Rp15 juta sampai selesai kuliah. Setiap tahun ada 20 guru yang akan mengikuti perkuliahan,” jelasnya.
Wacana itu sudah disampaikan kepada DPRK Bireuen, khususnya Komisi E DPRK Bireuen dan pihak terkait lainnya. Dengan wacana itu, sepertinya lebih menghemat anggaran, jika diasumsikan satu guru butuh biaya Rp15 juta dan ada 20 guru, maka anggaran pertahun hanya Rp300 juta.
“Bandingkan bila dilakukan pengangkatan PNS baru tenaga pendidik, tentu akan makin membebani keuangan daerah untuk gaji mereka per bulan,” sebutnya.
Ditambahkanya, guru di Bireuen memang berlebih dalam mata pelajaran tertentu, seperti mata pelajaran IPA, IPS, Ekonomi dan Biologi. Namun guru kelas SD, BP, kesenian dan guru kejuruan masih kekurangan. Apalagi ditambah banyak guru yang memasuki masa pensiun.
”Kekurangan guru kelas mencapai 208 orang, guru Penjas 147 orang dan pendidikan Agama Islam 53 orang. Terbanyak, di Kecamatan Simpang Mamplam kekurangan 52 guru, di Jeunieb 41 guru,” rincinya.
Sementara guru SD yang akan memasuki masa pensiun tahun 2015 ada 64 orang, tahun 2016 88 orang, tahun 2017 sebanyak 149 orang dan tahun 2019 sebanyak 131 orang. [koranbireuen]
loading...
Post a Comment