Halloween Costume ideas 2015
loading...

Drama Politik Aceh Di Pilgub 2017: Menjadi Dilema Antara Kawan dan Lawan

AMP- Perang politik sesama Eks Kombantan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) semasa perebutan kekuasaan di Pemilihan Calon Legeslatif dan Eksekutif Jabatan Pemerintah Daerah (Pemilihan Gubernur) sempat memanas sehingga timbulnya korban jiwa yang nota bonenya dari kalangan Eks GAM.
 
Tragedi berlumuran darah di tahun politik Aceh menuju proses kursi kekuasaan tahun lalu Pilgub 2012 yang lalu mungkin masih dikenang oleh rakyat Aceh.

Yang sangat di sayangkan para pendukung yang nota bone nya Rakyat Aceh kisruh dan saling bermusuhan akibat perbedaan pandangan politik semasa dulu,

Nah .... sekarang semua sudah terjawab para pengintai kekuasaan mulai menjadikan lawan semasa dulu sebagai kawan, dan koalisi pun akan terjadi untuk menyusun strategi  perjuangan menuju perebutan kursi kekuasaan orang nomor satu di Aceh pada Tahun 2017 mendatang, apakah Pilgub kali ini akan seperti yang dulu,,? semoga tidak.

Film demokrasi di Aceh selalu melahirkan kematian dan mengeluarkan darah, mereka menciptakan janji  yang menghanyutkan bahkan sejumlah masyarakat Aceh terhipnotis dengan "Haba Mangat" (kata manis) para calon dari Partai bersistem perintah komando tersebut.

Jebakan janji palsu bukan saja para rakyat Aceh yang awam terhipnotis, bahkan sebagian para akademisi dan aktivis juga terlihat antusian menyuarakan hal tersebut, seakan-akan Aceh akan berdaulat.

Sekarang apa yang kita lihat, wajah para eks Kombantan GAM yang dulu berstu di payung Partai Aceh semasa Irwandi mejabat Gubernur Aceh, selanjutnya pecah dan melahirkan Partai baru yaitu Partai Nasional Aceh (PNA) yang didirikan oleh Irwandi Yusuf dan kawan-kawannya termasuk orang kepercayaannya yaitu Sofyan Dawood.

Namun PNA tidak bertahan lama, bahkan tidak bisa melanjutkan perjuangannya di Pilkada 2017 nanti dikarenakan koata persentase yang menduduki DPR Aceh tidak mencukupi dan bisa di katakan kandas di Pileg 2012.

Politik yang dimainkan oleh para Eks Kombantan GAM tersebut ibarat "lampu Teplok", dimana parah pahlawan di PNA dulu sekarang mulai merapat ke Arah lawan, walau mereka sempat diklaim sebagai Penghianat oleh petinggi PA.

Satu persatu orang yang menyatu di kubu Irwandi Yusuf mulai meninggalkannya, seperti  Sofyan Dawood yang sebelumnya dikabarkan mendukung Tarmizi Karim sebagai Cagub Aceh, namun sekarang mulai merapat dikubu PA, yaitu bersatu dengan Muzakir Manaf (Mualem) yang juga salah satu Cagub Aceh 2017 nanti.

Timbul tanda tanya, ada apa dibalik strategi Sofyan Dawood yang Finalizing nya masih mengambang ?

Beberapa hari ini beredar kabar kalau Tarmizi Karim tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh, apakah karena hal tersebut Sofyan Dawood menjumpai Mualem, atau ada hal lain yang diperbincangkan untuk mengatur strategi politik di Pilkada 2017 nanti.

Mari kita lihat apa yang akan terjadi di Pilkada 2017 nanti, moga apa yang direncanakan menjadi kepentingan publik, tapi bukan kepentingan Kelompok atau koalisi di panggung pameran Calon nantinya.

Selamat menyaksikan, Film Demokrasi Aceh mulai mekar, sandiwara politik kiang menjelma.
 
Sumber: statusaceh.com
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget