ANDA ACEH – Ketua Perhimpunan Masyarakat Pendukung Damai Aceh, Sofyan Dawood, mengatakan organisasi Komite Peralihan Aceh (KPA) dibentuk agar para kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tidak hilang komando. Hal itu disampaikannya saat diwawancarai wartawan dalam acara diskusi terbatas yang bertajuk “Sinergitas Hubungan Aceh-Jakarta” di Hermes Hotel Banda Aceh, Kamis, 3 September 2015.
“Kita buat KPA agar organisasi komando tidak hilang, sebenarnya itu bisa digolongkan ke dalam Ormas tapi karena tidak memiliki badan hukum maka ini yang jadi masalah. Saya rasa organisasi KPA itu tidak menjadi masalah yang besar,” kata Sofyan Dawood.
Ia mengatakan sekarang bukan lagi saatnya berdebat dan berseteru. Namun sekarang saatnya mulai membangun Aceh dari berbagai sektor, mulai dari pembangunan, ekonomi dan pendidikan.
“Pembicaraan selama ini seakan-akan GAM atau eks-GAM yang mendapat untung lebih banyak. Padahal kalau kita lihat tidak demikian. Banyak yang bukan GAM, yang hidup lebih mewah. Sekarang saatnya kita bekerja membangun Aceh menjadi lebih baik, pendidikan kita masih kalah dengan Papua,” katanya.
Sofyan Daud juga menegaskan permasalahan Aceh sekarang adalah banyak pekerjaan yang tidak diberikan kepada ahlinya. Sehingga pekerjaan tersebut tidak dikerjakan dengan hasil yang maksimal.
“Aceh sekarang butuh ahli, sekarang kita lihat pekerjaan diberikan untuk mereka yang punya keakraban keluarga,” kata Sofyan Dawood.
Dia juga mengatakan menyelamatkan perdamaian di Aceh adalah dengan menekan angka pengangguran semaksimal mungkin. “Penyelamatan damai ini adalah dengan cara mengurangi pengangguran,” katanya.
“Kita buat KPA agar organisasi komando tidak hilang, sebenarnya itu bisa digolongkan ke dalam Ormas tapi karena tidak memiliki badan hukum maka ini yang jadi masalah. Saya rasa organisasi KPA itu tidak menjadi masalah yang besar,” kata Sofyan Dawood.
Ia mengatakan sekarang bukan lagi saatnya berdebat dan berseteru. Namun sekarang saatnya mulai membangun Aceh dari berbagai sektor, mulai dari pembangunan, ekonomi dan pendidikan.
“Pembicaraan selama ini seakan-akan GAM atau eks-GAM yang mendapat untung lebih banyak. Padahal kalau kita lihat tidak demikian. Banyak yang bukan GAM, yang hidup lebih mewah. Sekarang saatnya kita bekerja membangun Aceh menjadi lebih baik, pendidikan kita masih kalah dengan Papua,” katanya.
Sofyan Daud juga menegaskan permasalahan Aceh sekarang adalah banyak pekerjaan yang tidak diberikan kepada ahlinya. Sehingga pekerjaan tersebut tidak dikerjakan dengan hasil yang maksimal.
“Aceh sekarang butuh ahli, sekarang kita lihat pekerjaan diberikan untuk mereka yang punya keakraban keluarga,” kata Sofyan Dawood.
Dia juga mengatakan menyelamatkan perdamaian di Aceh adalah dengan menekan angka pengangguran semaksimal mungkin. “Penyelamatan damai ini adalah dengan cara mengurangi pengangguran,” katanya.
Sumber: Portalsatu
loading...
Post a Comment